Di tengah menjamurnya coffee shop yang hits di Bandung, ada satu warung kopi yang hingga saat ini masih banyak penggemarnya. Kedai kopi tersebut adalah Warung Kopi Purnama. Untuk orang Bandung kayanya gak aneh lagi kalau liat antrian panjang di depan warung kopi ini.
Walaupun namanya ada embel-embel "warung kopi", tempat ini gak hanya menjual kopi. Kedai ini punya menu makanan dan minuman yang beraneka ragam. Gak heran kalau warung ini bisa dikunjungi buat sarapan, makan siang, cemilan sore, sampai makan malam.
Mau tau lebih lanjut tentang tempat makan yang kami kunjungi ini? Stay tuned ya!
Kopi Purnama ini berdiri sejak tahun 1930 dengan nama Tjihiang Shong Shi, yang artinya 'silakan mencicipi'. Namun, seiring kebijakan pemerintah saat itu yang mengharuskan memakai Bahasa Indonesia, pada tahun 1960-an warung kopi ini berubah nama menjadi Kopi Purnama. Kedai ini akhirnya dinobatkan sebagai kedai kopi tertua di Bandung.
Pendiri kedai kopi (generasi ke-1) ini diketahui bernama Jong A Tong yang berasal dari Medan—pelopor tradisi kopitiam di Indonesia. Istilah kopitiam berasal dari budaya Tionghoa yang dikenal sebagai kedai atau warung kopi yang menyediakan kopi serta menu sarapan.
Kepindahan Jong A Tong dari Medan ke Bandung di awal abad ke 20 merupakan titik awal terbangunnya budaya kopitiam di Bandung. Kopi Purnama saat itu dijadikan wadah oleh Jong A Tong untuk perkumpulan para pedagang asal Tionghoa di daerah Pasar Baru. Sejak saat itulah budaya ngopi terbentuk.
Hingga saat ini, Kopi Purnama telah dikelola oleh penerus dari generasi ke 4. Wah udah lama banget dong ya. Gimana? Mau dateng dan cobain ke sini?
Warung Kopi Purnama ada di Jalan Alkateri No. 22, Bandung. Jalan Alkateri ini memang bukan jalan besar—warungnya masuk ke jalan kecil di sebelah Hotel Golden Flower Asia Afrika. Posisinya ada di dekat Alun-Alun Bandung jadi seharusnya tidak susah dicari.
Jalan Alkateri ini terkenal akan toko-toko interior, antique store, serta pusat reparasi dan penjualan kacamata. Nah, posisi Kopi Purnama ini pokoknya ada di sejajaran toko-toko tersebut. Kopi Purnama buka setiap hari dari Senin-Minggu, bahkan di hari besar dari jam 06:30 - 22:00.
Untuk area parkir di sini jujur saja bukan hanya terbatas, tapi susah. Area parkirnya ini full menggunakan area jalan di depan warungnya. Kalau di depannya sudah habis, maka harus lanjut cari parkir lebih jauh lagi. Saya sih menyarankan untuk naik ojek/taksi online atau jalan kaki saja saat ke sini biar gak susah.
Antrian di Kopi Purnama ini bisa lumayan panjang bahkan bisa waiting list di pagi hari dan weekend pula. Kenapa? Soalnya tempat ini indentik sama sarapan. Seperti yang disebutkan di atas, budaya kopitiam itu khas dengan kopi dan menu sarapan.
Itulah kenapa menu yang ditawarkan pun didominasi oleh makanan-makanan sarapan seperti aneka roti, bubur, lontong kari, dan lain-lain.
Saat masuk ke area kedai, tempatnya ini beneran bergaya tempo dulu. Saya gak tau apakah ada perubahan yang dilakukan dari segi bangunan, tapi yang jelas suasana jadulnya masih terasa sekali. Menurut informasi sejarah yang ada kolom bawah menu, kursi dan meja di sini tidak diganti lho dari sejak dahulu.
Selain itu, foto-foto sejarah dan kenangan kopi purnama juga diabadikan lewat frames yang dipajang di dinding agar pengunjung bisa melihatnya. Meskipun tempat ini bernuansa jadul, tetapi kebersihannya tetap terjaga dan bangunannya cukup well-maintained.
Itulah salah satu alasan kenapa Kopi Purnama tak lekang oleh waktu. Mereka tetap mempertahankan cita rasa, kualitas, suasana kekeluargaan, dan hiruk pikuk yang tercipta dari awal kedai kopi ini berdiri.
Area makan di tempat ini terbagi menjadi dua—area dalam dan area luar dengan konsep semi outdoor. Di area dalam ini ukurannya cukup besar dan masih muat untuk menampung rombongan. Sedangkan, di area belakang ini konsepnya semi outdoor. Ada banyak hiasan dinding dan tanaman-tanaman yang menghiasi area ini.
Meja dan kursi di area belakang ini masih banyak dan tentunya cukup untuk menampung banyak konsumen. Yang dateng ke sini bener-bener semua kalangan, baik yang masih muda atau yang sudah sepuh. Dan biasanya didominasi oleh orang-orang yang baru pada selesai olahraga. Pokoknya mostly rombongan.
Makanan di kedai kopi ini terdiri dari menu sarapan, cemilan, dan makanan utama. Mereka menyediakan menu aneka roti manis dan roti asin yang sangat bervariasi. Menu roti manisnya aja ada, kurang lebih, 20 menu.
Selain roti, mereka juga punya menu makanan utama seperti Tahu Telur, Lontong Cap Gomeh, Bubur Ayam, Gulai Sapi, aneka mie/kwetiaw, sampai Nasi Timbel.
Minumannya pun sangat bervariasi, dari mulai Kopi Tubruk, aneka Teh, Susu, Cokelat, Jahe, dan Jeruk. Minumannya bisa dipesan versi dingin atau panas, tergantung selera. Mereka juga ada minuman versi botolan kalau teman-teman mau bawa pulang kopi atau cokelatnya.
Jangan lupa selai sarikaya homemade Kopi Purnama yang dikemas dalam bentuk kaleng buat dibawa sebagai oleh-oleh!
Makanan dan minumannya tentu saja bukan tipe yang fancy/modern gitu ya, tapi menurut saya jenis-jenis makanan kaya gini sangat bisa memenuhi kebutuhan preferensi makan setiap orang. Dari mulai makanan yang light kaya cemilan gitu, sampai makanan beratnya.
Saya dan suami selalu datang ke sini setiap pagi, biasanya abis olahraga lari atau jalan pagi. Abis olahraga terbitlah lapar, jadi inilah makanan dan minuman yang kami coba!
Tahu Telur ini menu yang saya sering pesan. Makanan khas Surabaya ini terdiri dari telur dadar dan tahu yang digoreng secara bersamaan, lalu di atasnya diberi bumbu petis, potongan timun, dan tauge. Gak lupa ada kerupuknya juga!
Menu ini menurut saya sangat cukup untuk sarapan karena porsinya gak terlalu besar, tinggi protein, dan ada sayurnya juga. Rasanya enak dan gurih, apalagi telur dadar tuh selalu enak deh gak pernah salah. Saya pribadi memang kurang suka sarapan pakai nasi atau bubur. Makanya ini pas banget. Satu piring Tahu Telur ini harganya 27 ribu.
Lontong Cap Gomeh ini favoritnya suami soalnya hampir di setiap tempat makan yang menyediakan makanan ini, dia pasti pesen. Dalam satu porsinya ini terdiri dari potongan lontong, telur bulat, kerupuk udang, dan sayur labu lalu ditaburi oleh semacam serundeng kelapa.
Lontong Cap Gomeh di Warung Kopi Purnama ini mungkin salah satu yang paling enak yang pernah saya coba. Kuahnya sangat kaya rasa meskipun sayur labunya tidak terlalu banyak. Porsinya juga sangat cocok untuk sarapan. Harga satu mangkok lontong ini 35 ribu rupiah.
Nah, sekarang giliran cemilannya. Kami pesan ini karena ada banyak konsumen lain yang pesan, jadinya penasaran. Sebenernya rasa cirengnya standar saja sih, teksturnya empuk dan gak susah digigit.
Tapi rasa cocolan bumbu rujaknya ini enak! Meskipun suami bilang agak kurang pedes dan nendang katanya. Lagi-lagi masalah preferensi aja sih, selebihnya gak ada masalah.
Buat temen-temen yang bukan dari Bandung, bisa coba pesan cireng dari Kopi Purnama ini! Satu piringnya terdiri dari 10 buah cireng dan dibanderol dengan harga 22 ribu.
Selain cireng, Keju Aroma juga jadi cemilan yang paling sering dipesan (seenggaknya ketika kami ngeliat meja konsumen lain). Makanannya ini berupa keju kotak yang dibalut sama kulit lumpia, terus digoreng. Rasanya gurih dan manis, cocok buat yang cari-cari cemilan yang light. Harganya 20 ribu aja.
Es Cincau Selasih ini juga pesanannya suami. Harga satu gelasnya 18 ribu rupiah. Di dalamnya terdapat potongan cincau hitam beserta dengan biji-biji selasih. Rasanya cukup manis dan menyegarkan, apalagi kalau kita habis olahraga.
Sebagai informasi tambahan, di depan warung kopi purnama ini ada jajanan yang lumayan banyak kaya Bandros dan Kue Ape. Untuk kalian pecinta bubur, di depannya ada tukang bubur yang selalu penuh setiap kami berdua ke sini.
Saya pernah coba beli bandros dan kue ape sambil nunggu bisa masuk karena waktu itu masih waiting list. Bisa dicoba nih buat kalian yang udah laper duluan.
Nah, itu dia sesi sarapan kami berdua di Kopi Purnama. Selama ini pengalaman kami makan di sana tidak pernah mengecewakan. Untuk teman-teman pembaca yang mungkin ada rencana ke Bandung dalam waktu dekat, gak ada salahnya masukin Kopi Purnama ke itinerary.
Gimana? Tertarik untuk coba? Komen di bawah ya! Sampai ketemu di artikel jalan-jalan selanjutnya.