Di artikel sebelumnya, saya sudah pernah menuliskan salah satu destinasi wisata favorit untuk para turis yang berkunjung ke Jepang, khususnya Tokyo, yaitu teamLab Planets. Jangan lupa cek artikelnya untuk informasi-informasi penting tentang teamLab.
Nah, masih di seputaran Tokyo, di artikel kali ini saya akan berbagi informasi tentang salah satu tempat wisata yang terkenal—Shibuya Sky. Dari tempat ini, para pengunjung dapat melihat keindahan kota Tokyo dari lantai 46!
Untuk kalian yang berencana ke sini, simak artikelnya sampai akhir ya! Saya akan membagikan informasi tentang lokasi, pembelian dan penukaran tiket, hingga tips dan trik sebelum datang ke Shibuya Sky Observatory ini!
Shibuya Sky adalah observatorium terbuka yang berlokasi di Shibuya Scramble Square, salah satu gedung tertinggi di distrik Shibuya, Tokyo.
Dengan ketinggian mencapai 229 meter, Shibuya Sky menawarkan pengalaman yang memorable dengan pemandangan 360 derajat dari langit kota Tokyo.
Bukan hanya sekadar tempat untuk menikmati pemandangan, Shibuya Sky dirancang dengan konsep "Cloud Surfing". Dalam hal ini, pengunjung seperti diberikan kesempatan untuk "berselancar" di atas awan dengan jalur-jalur yang sudah diatur sehingga kita dapat melihat kota Tokyo dari perspektif yang berbeda.
Selain itu, Shibuya Sky dilengkapi dengan teknologi canggih seperti proyeksi Augmented Reality (AR) yang memberikan informasi lebih lanjut tentang beberapa landmark yang terlihat dari ketinggian.
Shibuya Sky terletak di lantai 46 Shibuya Scramble Square, 2-24-12 Shibuya, Shibuya-ku, Tokyo. Lokasinya sangat strategis karena langsung terhubung ke Stasiun Shibuya, salah satu stasiun kereta tersibuk di Tokyo, yang bisa diakses via JR Yamanote Line.
Maka, akses yang paling mudah untuk menuju ke sini adalah dengan naik kereta. Sesampainya di stasiun Shibuya, silakan ambil exit B6, lalu lanjutkan dengan antri naik lift menuju ke pintu masuk Shibuya Sky di lantai 14.
Shibuya Sky buka setiap hari, dari pukul 10:00 hingga 22:30. Namun, jam terakhir masuk adalah pukul 21:20. Ketika entry time sudah terlewat, pengunjung tidak diizinkan masuk meski sudah membeli tiket.
Saya sangat menyarankan teman-teman untuk mengunjungi Shibuya Sky di sore hari atau malam hari untuk menikmati pemandangan matahari terbenam atau cahaya kota Tokyo yang berkelap-kelip.
Pembelian tiket bisa dilakukan dengan dua cara: secara online atau langsung di loket pembelian. Namun, saya tidak menyarankan teman-teman untuk membeli dengan cara yang kedua, karena pasti tiketnya sudah habis terjual dari jauh-jauh hari.
Kalau saya membelinya melalui aplikasi Klook kurang lebih dua minggu sebelum berangkat ke Jepang. Dengan membeli tiket secara online dari jauh-jauh hari, saya bisa memilih jam masuk saat sunset (18.20) dan tidak perlu mengantri di loket pembelian tiket masuk. Di bawah ini adalah rincian harga tiket masuknya:
Harga tiket dapat bervariasi tergantung pada waktu kunjungan, hari libur, atau promosi khusus yang mungkin sedang berlangsung. Makanya, saya juga merekomendasikan teman-teman untuk mengecek laman resmi Shibuya Sky atau beberapa situs/aplikasi resmi yang terpercaya.
Ketika tiket sudah berhasil dibeli, saya mendapatkan email konfirmasi dari Klook beserta lampiran voucher-nya. Di dalam voucher tersebut ada QR code yang dapat dipindai oleh petugas di pintu masuk. Simpel dan mudah!
Di lampiran voucher di atas juga terdapat beberapa peraturan yang harus dipatuhi oleh seluruh pengunjung. Ini dia beberapa informasi yang saya bisa tambahkan:
Untuk keamanan pengunjung, semua barang bawaan akan diperiksa sebelum masuk. Objek berbahaya atau dilarang seperti senjata, benda tajam, atau bahan mudah terbakar tidak diperkenankan.
Kita harus menitipkan barang-barang kita di loker yang sudah disediakan. Ada semacam deposit sebesar 500 yen untuk mengunci loker, nanti uangnya dikembalikan ketika kita sudah selesai dan akan membawa kembali barang-barang kita.
Berhubung Shibuya Sky adalah observatorium udara terbuka, cuaca dapat memengaruhi pengalaman pengunjung.
Ketika ada potensi angin kencang atau cuaca buruk lainnya, Shibuya Sky mungkin membatasi akses ke beberapa area atau bahkan menutup secara penuh seluruh aksesnya. Pastikan untuk selalu mengecek website resminya saat akan berkunjung.
Pengunjung juga disarankan untuk tidak menggunakan rok atau atribut lain yang berpotensi terbawa angin karena di atas sini anginnya super gede!
Pengunjung diperbolehkan mengambil foto, tetapi penggunaan tripod, monopod, atau drone dilarang untuk alasan keamanan. Saya sempat ditegur karena menggunakan wide lense kecil untuk foto selfie. Akhirnya kami pure cuma pake handphone pas di atas.
Shibuya Sky memiliki empat lantai. Mulai dari lantai 14, pengunjung disambut di "Sensing Hall" dan dipersiapkan untuk naik Sky Pods menuju lantai 45. Untuk menuju ke sini memang sedikit "perjuangan" sih, soalnya ngantrinya lumayan lama.
Jadi proses dari awal untuk naik lift ke lantai 14 saja harus ngantri dulu. Setelah sampai di lantai 14 pun kami harus mengantri lagi untuk naik lift ke lantai 45. Fyuh~
Namun, kami sama sekali tidak keberatan kok. Staf-staf di sini sudah sangat sigap, tegas, dan profesional. Mereka mampu mengatur pengunjung sedemikian rupa. Untuk masuk ke lift pun sudah diatur agar tidak berdesakan dan semuanya tetap mendapatkan kenyamanan.
Saatnya giliran saya dan suami masuk ke lift atau 'transition pods' menuju lantai 45, kami melihat ada 'situasi' yang berbeda. Saat pintu lift tertutup, cahaya menjadi redup dan langit-langit di atas kami tiba-tiba hidup.
Ada karya berupa digital arts dari Rhizomatiks Design untuk pengunjung yang akan ke lantai 45. Biar gak degdegan dan gak kerasa kali ya pas naik.
Sesampainya di lantai 45, kami naik sky escalator menuju ke lantai 46 untuk mengakses Sky Gallery. Nah, di sinilah pengunjung bisa merasakan pengalaman yang interaktif.
Dimulai dengan Time River, Parallel Windows, Cloud Hammock, dan berakhir di Data Scape. Selain itu, di sini juga ada kafe dan bar gitu lho, jadi pengunjung bisa pesan makanan atau minuman sambil menikmati pemandangan.
Selain itu, pengunjung juga disuguhkan dengan pemandangan kota Tokyo yang super menakjubkan. Dari ketinggian 230 meter, pengunjung diberikan kesempatan untuk melihat panorama lengkap kota.
Mulai dari gedung-gedung pencakar langit, hingga jalanan yang sibuk dengan lalu lintas dan orang-orang yang berjalan kaki. Familiar dengan Shibuya Crossing? Nah, kami bisa melihatnya dari atas sini.
Banyak pengunjung yang memilih untuk datang menjelang matahari terbenam (kami salah satunya). Saat matahari mulai tenggelam, langit Tokyo berubah menjadi palet warna oranye, ungu, dan merah muda, suasananya romantis!
Seiring malam tiba, Tokyo berubah menjadi lautan cahaya. Gedung-gedung, jalan-jalan, dan jembatan berkelap-kelip dengan lampu neon dan LED. Pemandangan kota futuristiknya sangat terasa di malam hari.
Yang terakhir, Shibuya Sky juga menyediakan souvenir shop yang isinya super lengkap. Ada makanan/snack, gantungan kunci, bookmark, pin, miniatur, boneka, dan lain-lain.
Di sini pengunjung bisa berbelanja sepuasnya! Lumayan kan di sini juga kita bisa beli oleh-oleh untuk dibawa pulang nanti.
Oh iya, kita juga bisa lho menukar dan mencetak foto kita di photo counter saat mau pulang. Jadi, saat di atas itu ada jasa photographer khusus yang bisa kita bayar. Jasa ini tersedia di dekat parallel windows tadi, sebagai iconic spot untuk mengambil foto di Shibuya Sky. Tapi saya dan suami sih engga ikutan hehehe.
Itu dia perjalanan kami menikmati pemandangan Tokyo dari Shibuya Sky. Kami sangat menikmati momen kami di tempat ini. Momen ini akan jadi salah satu yang gak akan terlupakan pokoknya. Ada yang berminat ke sini juga? Kasih tau kami di kolom komentar ya!