Selama dua belas hari liburan di Jepang, saya dan suami mengunjungi enam kota di Jepang, dua diantaranya adalah Kyoto dan Nara.
Setelah menghabiskan empat malam di Tokyo, kami langsung naik Shinkansen untuk menuju ke Kyoto dan menginap di sana selama 3 hari dua malam. Dari Kyoto, kami juga main-main ke Nara sebelum langsung bertolak lagi ke Osaka.
Memang cape sih.. tapi seru banget! Pengalaman liburan ke Jepang ini wajib kami ulang lagi. Doakan kami ya teman-teman! Oh iya, di artikel kali ini kami ingin berbagi cerita perjalanan kami selama di Kyoto dan Nara ke mana aja. Stay tuned ya!
Tempat pertama adalah Nara Park. Nara Park ini merupakan taman terbuka yang ada di Kota Nara, Jepang. Nara juga sekaligus menjadi kota ketiga yang kami berdua kunjungi ketika di negara Sakura tersebut!
Nara Park didirikan pada tahun 1880 dan merupakan salah satu taman publik tertua di Jepang. Selain terkenal karena keunikan dan keindahan alamnya, taman ini juga populer karena menjadi rumah bagi ratusan rusa yang berkeliaran bebas, lho.
Oh iya, rusa-rusa tersebut tidak hanya dianggap sebagai pembawa pesan para dewa (messengers of God), tetapi juga sebagai simbol atau ikon dari kota tersebut. Pokoknya ketika mendengar Nara, orang-orang pasti ingatnya rusa.
Di sekitaran taman ini tuh banyak yang menjual crackers khusus sebagai makanan rusa. Jadi kalau ada turis atau penduduk setempat mau ngasih makan rusa, mereka bisa membeli crackers tersebut.
Yang lebih uniknya lagi, rusa-rusa di sana diajarin untuk membungkuk kepada pengunjung, seolah-olah mengucapkan terima kasih atau meminta diberi makan. Interaksi yang unik!
Selain berinteraksi dengan rusa, pengunjung juga dapat mengunjungi beberapa kuil dan tempat bersejarah di dekat Nara Park, seperti Todai-ji, yang memiliki patung Buddha besar, Kasuga-taisha, Kofukuji Temple, dan Nara National Museum.
Masih di kota Nara, kami berdua juga berkunjung ke Nakatanidou, tempat menjual Mochi yang terkenal seru, unik, dan cepat!
Proses pembuatannya disebut "mochi-tsuki." Mochi adalah kue beras tradisional Jepang yang dibuat dari mochigome, sejenis beras ketan yang dikukus dan kemudian ditumbuk hingga menjadi kenyal dan lembut.
Nakatanidou terkenal karena "pertunjukannya" yang energik dan cepat dalam membuat mochi. Dua pembuat mochi bekerja dengan ritme yang sinkron dan cepat, menggabungkan tumbukan dengan teriakan dan gerakan yang terkoordinasi.
Tontonan ini jadi menarik bagi pengunjung. Sayangnya, saya dan suami waktu itu hanya bisa melihat dari jauh karena lumayan berdesak-desakan dengan turis lain yang ingin lihat juga. Tapi untungnya, beli Mochi nya gak perlu antri, pegawainya super helpful dan cekatan.
Kami berdua mencoba Mochi signature-nya, yaitu Yomogi Mochi. Seperti namanya, Mochi ini menggunakan Yomogi, sejenis tanaman herbal Jepang, kemudian diisi dengan pasta kacang merah manis. Enak dan tekstur Mochi-nya lembut banget! Kalau kalian ke kota Nara, jangan lupa cobain ke sini!
Selama tiga hari dua malam di Kyoto, kami mengunjungi salah satu temple, namanya Kinkaku-Ji. Temple ini salah satu yang terkenal di Kyoto, lumayan banyak turis ke sana.
Kinkakuji, atau Paviliun Emas, adalah sebuah kuil Zen yang terletak di utara Kyoto. Kuil ini terkenal karena dua lantai atasnya yang dilapisi emas. Dikenal juga dengan nama Rokuonji, Kinkakuji dulunya adalah vila pensiun dari Shogun Ashikaga Yoshimitsu.
Arsitektur Kinkaku-ji merupakan perpaduan antara gaya arsitektur yang berbeda pada setiap lantainya, dengan lantai pertama yang dirancang dalam gaya istana Jepang klasik, lantai kedua dalam gaya samurai, dan lantai ketiga yang mencerminkan gaya Zen Buddhis.
Untuk masuk ke kuil ini, kita harus bayar sebesar 500 Yen. Setelah bayar, kita akan diberikan berupa tanda tiket masuk dan brosur yang berisi tentang knowledge ataupun sejarah tentang berdirinya Kinkaku-Ji.
Overall, pengalaman datang ke sini sangat mengesankan. Kuil ini juga dibuat "satu arah" alias gak menclok-menclok jadi pengunjung bisa menikmati tempatnya dari awal sampai akhir.
Ada jalan setapak yang mengelilingi kuil dan melewati taman-taman bersejarah dengan desain asli dari zaman Yoshimitsu. Di taman ini, terdapat Kolam Anmintaku yang dikenal tidak pernah kering dan patung-patung tempat orang melempar koin untuk keberuntungan. Kami berdua sempat coba juga!
Bonus lainnya adalah view yang bagus! Kalau kalian mau coba datang saat musim semi atau musim gugur pasti lebih bagus lagi. Di akhir perjalanan, saya dan suami liat-liat ke toko souvenir yang ada di pinggir-pinggir area Kinkaku-Ji ini.
Di hari yang sama setelah mengunjungi Kinkaku-Ji, kami berdua juga mengunjungi Arashiyama Bamboo Forest.
Arashiyama Bamboo Forest, atau Sagano Bamboo Forest, adalah sebuah hutan bambu alami yang terletak di Arashiyama, Kyoto, Jepang. Hutan ini sebagian besar terdiri dari bambu Moso, yang dapat tumbuh hingga setinggi 30 meter.
Hutan bambu Arashiyama memiliki panjang sekitar 2 kilometer dan lebar sekitar 80 meter. Hutan ini sangat populer di kalangan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Kita dapat berjalan-jalan di sepanjang jalur hutan yang telah disediakan.
Di sini kita boleh kok bawa kamera dan foto-foto, asal jangan menghalangi jalan orang lain saja. Sedikit tips, mungkin kalau kalian mau ke sini bisa dari pagi saja. Kalau siang ke sore, selain panas, tempatnya bisa crowded. Kalau lagi ada di Kyoto bisa lah mampir-mampir ke sini, mumpung gratis juga!
Ketika di Kyoto, kami juga gak lupa dong mengunjungi the famous Fushimi Inari. Fushimi Inari Taisha adalah salah satu kuil Shinto yang paling terkenal dan ikonik di Jepang.
Kuil ini didedikasikan untuk Inari, dewa Shinto dari padi, kesuburan, kesuksesan, dan kemakmuran. Fushimi Inari Taisha dikenal di seluruh dunia terutama karena ribuan torii (gerbang kuil) berwarna merah dan oranye yang membentang sepanjang jalur menuju kuil.
Senbon Torii, yang berarti "ribuan torii" ini umumnya disumbangkan oleh individu atau perusahaan, membentuk terowongan yang keren di sepanjang jalur gunung Inari.
Jalur ini membentang sekitar 4 kilometer dan memerlukan sekitar 2-3 jam untuk dijelajahi sepenuhnya. Namun, seperti yang kita tau, Inari ini bisa sangat penuh dan ramai!
Jadi jangan kaget kalau memang sedikit susah untuk ambil foto, karena kuil ini bukan hanya tempat pemujaan, tapi juga tujuan wisata populer, baik bagi wisatawan domestik maupun internasional. Untungnya, apartemen kami dekat sekali dengan Fushimi Inari, jadi kami bisa ke sana siang dan malam untuk ambil foto.
Next up! Saya dan suami juga jalan-jalan malam di Gion. Gion adalah sebuah distrik di Kyoto, Jepang, yang terkenal sebagai distrik geisha. Distrik ini terletak di sekitar Jalan Shijo, antara Kuil Yasaka di timur dan Sungai Kamo di barat.
Gion telah menjadi pusat budaya dan hiburan di Kyoto selama berabad-abad. Pada abad ke-17, distrik ini mulai berkembang sebagai tempat tinggal para geisha, yang merupakan praktisi seni tradisional, yang terlatih dalam seni tradisional seperti tarian klasik, musik, dan permainan.
Mereka sering terlihat mengenakan kimono yang indah dan make up yang khas. Tapi kami berdua cuma jalan-jalan aja sih di sini, gak menyengaja nonton Geisha.
Salah satu ciri khas Gion adalah arsitektur bangunannya. Jalan-jalan di Gion dipenuhi dengan machiya, rumah-rumah kayu tradisional yang sering digunakan sebagai restoran, rumah teh, dan tempat tinggal.
Ketika malam hari, suasananya jadi indah banget! Kami kebetulan jalan-jalan ke Gion tuh malam. Bangunan-bangunannya dihiasi dengan lentera-lentera gitu, suasananya beda banget pokoknya!
Terakhir, kami juga mengunjungi Starbucks Tatami, yaitu Starbucks yang tempat duduknya menggunakan tikar tradisional khas Jepang. Starbucks Tatami ini terletak di Ninenzaka, salah satu jalan tradisional paling terkenal di Kyoto, Jepang.
Kedai ini dibuka pada tanggal 30 Juni 2017, dan merupakan Starbucks pertama di dunia yang memiliki ruangan berlantai tatami.
Bangunan kedai ini merupakan rumah tradisional Jepang yang berusia lebih dari 100 tahun. Rumah ini dibangun dengan gaya "daibeizukuri", yang memiliki dinding yang memisahkan bangunan dan jalan.
Saat memasuki kedai, pengunjung akan disambut dengan tirai noren yang khas Jepang. Di dalam kedai, pengunjung dapat menemukan konter bar espresso di kebun bagian dalam. Di konter bar di ujung lorong ada beberapa barista yang siap menyambut pengunjung.
Sayangnya, lagi-lagi, saya dan suami hanya bisa masuk ke dalam lalu lihat-lihat. Kami gak sempat beli apapun atau berdiam sedikit lama di sana karena banyak orang banget dan seluruh ruangannya sudah occupied.
Luckily, kami bisa ambil beberapa foto yang hasilnya bagus karena kami ke sana sore ke malam hari! Jalan Ninenzaka ini indah banget sungguh! Jalan ini tuh jalan setapak yang menghubungkan Kuil Kiyomizudera dengan Gion.
Rumah-rumah di neighborhood ini masih bergaya klasik dan bergaya tradisional Kyoto. Kabel listrik dan teleponnya aja dibuat tersembunyi supaya jalannya tetep keliatan cantik.
Nah, itu dia perjalanan kami selama di kota Kyoto dan Nara, Jepang. Ada yang sudah pernah kamu kunjungi sebelumnya? Atau malah ada salah satu wishlist kamu di sini?