Di perjalanan kami ke Jepang kali ini, kami mengunjungi salah satu destinasi wisata yang lagi banyak digandrungi oleh tourist saat ke Jepang. Destinasi tersebut namanya TeamLab Planets yang lokasinya ada di kota Tokyo.
TeamLab Planets ini art museum yang punya "branding" sendiri, katanya sih beda dari museum-museum pada umumnya. Kira-kira ini museum apa ya? Simak sampai akhir yuk!
TeamLab Planets Tokyo adalah sebuah pameran seni digital yang terletak di Tokyo, Jepang. Dibuka oleh kolektif seni teamLab, pameran ini menampilkan instalasi seni yang menggabungkan teknologi digital dengan efek visual yang menakjubkan untuk menciptakan pengalaman interaktif dan imersif bagi pengunjung.
Berbeda dengan museum seni tradisional, teamLab Planets mengundang pengunjung untuk berinteraksi dengan karya-karyanya. Karya-karya ini bisa merespons sentuhan, gerakan, dan kehadiran pengunjung, menciptakan sebuah pengalaman yang unik dan berkesan.
Pameran ini mencakup berbagai jenis karya, termasuk proyeksi digital yang mengisi ruangan, instalasi suara, dan bahkan kolam air yang pengunjung bisa berjalan di dalamnya.
Dengan karya-karya yang bisa disentuh atau dirasakan langsung oleh pengunjung, teamLab Planets berharap tidak ada batasan yang berarti antara seni pada museum serta pengunjungnya. Semua berhak untuk merasakan pengalaman yang nyata akan karya-karya tersebut.
Lokasi pameran seni ini ada di 6-1-16 Toyosu, Koto City, Tokyo 135-0061, Japan. Pada saat kami menuju ke sana, waktu yang harus diempuh itu (hampir) satu jam karena lumayan jauh dari hotel tempat kami menginap.
TeamLab Planets Tokyo berjarak 1 menit jalan kaki dari stasiun Shin-Toyosu yang ada di Yurikamome line, dan 10 menit jalan kaki dari stasiun Toyosu di line Tokyo Metro Yurakucho.
Jika teman-teman ada rencana ke sini, sesuaikan saja ya dengan jarak dari tempat menginap kalian masing-masing, kira-kira jalur/line mana yang paling dekat.
TeamLab Planets buka setiap hari dari jam 09:00 - 22:00, dengan batas waktu penukaran tiket satu jam sebelum tutup. Jika dilihat di laman resminya, jam terakhir masuk museum itu jam 9 malam.
Namun, karena pengunjungnya banyak, biasanya Team Lab butuh waktu 30 menit hingga 1 jam sebelum semua pengunjung bisa masuk (entry preparing time). Maka, jam 10 malam adalah jam resmi tutupnya.
Sekadar informasi saja, jam yang tertera pada gambar di atas adalah admission time (jam mulai antrian). Sebagai contoh, waktu itu saya memilih jam 10:00 - 10:30, maka saya harus sudah mulai mengantri di rentang waktu tersebut. Sekali lagi, proses untuk bisa masuk itu agak take time, jadi pastikan untuk selalu tepat waktu.
Saya memesan dua tiket ke Museum Team Lab yang dibeli langsung di laman resminya. Kalau teman-teman mau membeli di website resminya juga kaya saya, silakan klik tautan ini.
Sebetulnya kita bisa membelinya lewat third-party apps, seperti Klook atau Traveloka. Tapi saya memilih untuk membeli tiketnya di laman resminya saja. Silakan gunakan platform yang paling nyaman menurut pribadi masing-masing. Informasi ketersediaan tanggal dan jamnya sama saja kok.
Harga tiket yang ditawarkan juga berbeda-beda. Tiket untuk orang dewasa (18 tahun ke atas) itu 3,800 Yen (sekitar 404 ribu rupiah). Sementara, untuk anak-anak umur 4-12 tahun itu 1,300 Yen (sekitar 138 ribu rupiah).
Jika sudah berhasil membeli tiketnya, kita akan diberikan QR code yang masih ditutup. Kenapa? Karena QR Code tersebut baru akan muncul setelah pukul 00:00 pada hari di mana kita ke sana. Jadi tunggu sampai hari H saja. Jangan sampai barcode-nya hilang karena ia harus dipindai di pintu masuk nanti.
Karya-karya yang ada di teamLab Planets ini terbagi menjadi tiga bagian; Water Area, Garden Area, dan Public Area. Kami waktu itu hanya mengunjungi dua area saja, Water dan Garden karena yang publik sedang tidak dibuka.
Karya-karya yang ada di Water dan Garden area juga tidak semuanya dibuka karena beberapa memang sifatnya seasonal.
Sebelum memasuki area museum, seluruh pengunjung harus melepas alas kaki dan menyimpannya di loker yang sudah disediakan. Silakan cari loker yang masih kosong lalu simpan kuncinya baik-baik.
Peraturan-peraturan lain akan disampaikan kepada pengunjung lewat video pendek yang diputar saat kita sudah memasuki antrian di dalam. Jadi gak usah khawatir ya.
Pengunjung sangat disarankan untuk memakai celana karena karya-karya di museum ini hampir semua lantainya itu dari kaca. Kalaupun mau pakai celana, kalau bisa sih jangan yang modelnya longgar seperti kulot. Khawatirnya nanti masih akan terlihat.
Oke langsung aja ya. Inilah beberapa karya-karya di teamLab Planets Tokyo:
Area yang pertama kami kunjungi adalah Water Area, di mana Waterfall Light adalah salah satu karya di dalamnya. Saat masuk, kami langsung disambut dengan lorong yang gelap. Pencahayaan hadir di sepanjang lampu yang menyala di lorong tempat kami berjalan.
Di hadapan kami ada air terjun buatan yang menjulang tinggi. Airnya mengalir cukup deras ke kaki. Jujur agak susah memgambil foto yang sedikit decent di sini. Selain gelap, kami juga harus mengantri sama pengunjung lain yang mau foto-foto juga. Jadi kami harus buru-buru.
Karya selanjutnya adalah Soft Black Hole. Sama seperti Waterfall of Light, area ini juga gelap! Di soft black hole ini, kami harus berjalan di atas busa-busa yang ditutup oleh kain berwarna hitam.
Setiap mencoba berjalan, kaki kami tenggelam dan masuk ke busa-busa itu. Bahkan, banyak orang yang jatuh saat berjalan di sini hahaha. Perjalanan untuk berjalan melewati soft black hole ini cukup jauh, lho! Ayo seimbangkan badan kalian!
Masih di Water Area, karya selanjutnya bertema "Ikan Koi". Seluruh pengunjung masuk ke area yang sangat besar di mana ada air hampir setinggi lutut orang dewasa dan kaca-kaca di sekeliling ruangan tersebut. Di dalam airnya ada reflection dari ikan koi.
Gerakan koinya dipengaruhi oleh kehadiran pengunjung di dalam ruangan. Ketika ikan-ikan itu "berbenturan" dengan pengunjung, mereka berubah dan bertebaran menjadi seperti bunga.
Karya ini dihasilkan secara real time oleh program komputer. Jadi bukan rekaman yang bisa diulang-ulang. Digitalisasi visual yang sudah pernah dibuat pun tidak bisa direplikasi atau diulang lagi. Keren! Karya ini salah satu yang kami sukai sih.
Gak kalah unik dan menarik dari Ikan Koi, karya selanjutnya bertemakan "Crystal Universe". Di sini pengunjung dimanjakan di ruangan yang besar yang beralaskan kaca. Itulah kenapa saya sampaikan di atas, kalau ke sini tuh hindari pakai rok (untuk perempuan) atau bawahan yang longgar-longgar. Khawatir keliatan!
Di ruangan ini ada banyak sekali lampu-lampu kristal yang menggantung. Lampu-lampu di ruangannya juga terus berubah dari gelap ke terang dan sebaliknya. Eits! Tapi kristal-kristalnya gak boleh dipegang ya.
Menurut saya dan suami, karya Universe of Flowers ini yang paling amazing sih dari semuanya. Di ruangan yang besar dan beralaskan kaca ini, pengunjung diperbolehkan duduk dan tiduran (kalau kebagian tempat) dan melihat instalasi visual bunga-bunga yang bergerak dari atas.
Saat saya duduk dan tiduran, saya benar-benar merasa lagi di "universe" yang berbeda. Belum lagi dengan lantunan musik yang tenang, mata dan telinga kita berasa lagi dimanjain.
Sama seperti Koi, karya seni ini bukan gambar/video yang direkam lalu diputar ulang. Ini diciptakan oleh program komputer yang mengolah karya seninya secara real time dan terus menerus. Foto aja gak cukup untuk mewakili keindahannya, teman-teman boleh deh cek video ini.
Karya selanjutnya bermain-main dengan warna nih. Seluruh pengunjung masuk ke ruangan yang besar dan lantainya kaca (lagi-lagi), lalu disuguhkan dengan balon-balon yang ukurannya besar.
Kita boleh menyentuh dan mengambil foto dengan balon tersebut. Setiap beberapa detik sekali, lampu di ruangan tersebut berubah warna secara terus-menerus. Menurut keterangan teamLab, ada dua belas warna yang berganti. Tiga di antaranya termasuk pada blurred colors.
KIta mulai masuk ke Garden Area yuk! Karya ini sama seperti Crystal Universe, tapi yang menggantung kali ini adalah bunga-bunga. Saya enjoy banget di sini.
Pengunjung bisa duduk dan mencari spot foto terbaik di lantai kaca yang di atasnya menggantung banyak jenis bunga.
Tapi sayang sekali setiap pengunjung gak bisa berlama-lama di sini, bahkan setiap yang duduk dan mengambil foto di Floating Flowers ini hanya diberi waktu sekitar 10 atau 15 menit saja. Tapi gak masalah sih, tetep seruk kok!
Ini adalah karya terakhir di Garden Area yang kami kunjungi, namanya Moss Garden. Ketika akan memasuki Moss Garden, pengunjung dipersilahkan untuk menggunakan sandal untuk dipakai ke area kebunnya.
Di garden ini ada banyak "besi" yang namanya Ovoid. Ovoid ini bisa berubah warna ketika sunset dan sunrise. Ketika sedang sunset, ovoid nya bisa "glow in the dark".
Teman-teman yang mengejar glow in the dark ini bisa menyesuaikan waktu admission dengan sunset-nya Tokyo. Supaya kebagian foto yang bagus!
Moss garden ini juga bereksperimen sama warna. Total ada 61 warna yang bisa berubah di ovoid ini. Konon, ovoid yang berubah warna ini dipengaruhi oleh angin, hujan, dan pengunjung yang bergerak setiap harinya di kebun ini. Keren!
Itulah pengalaman main-main kami di teamLab Planets Tokyo. Kami sangat menikmati seluruh karya-karya yang ada di sini. Meskipun memang sedikit padat pengunjung, tapi staf di sini sangat helpful dan profesional. Jadi pengunjung tetap bisa merasakan pengalaman yang seru dan interaktif selama di sini. Ada yang mau coba ke sini?