Kalau ke Jepang tapi gak makan ramen itu rasanya gak afdol ya. Makanya, saat saya dan suami membuat itinerary Jepang, kami juga gak lupa untuk masukin restoran ramen ke dalam list. Namun, yang menjadi kendala adalah menemukan ramen sudah halal-certified di Jepang.
Bukan tanpa alasan, kuah kaldu ramen di Jepang itu ya kebanyakan gak pakai ayam seperti yang sudah dimodifikasi oleh restoran ramen di Indonesia. Makanya agak sedikit tricky mencarinya.
Nah, kalau kalian ada rencana ke Jepang dan pengin mencoba ramen halal juga, di artikel ini saya akan kasih informasinya. Simak sampai akhir ya!
Restoran ramen yang saya maksud adalah Ramen Honolu Shinjuku Gyoenmae, yang lokasinya ada di Dia Palace B1, 1-31-3 Shinjuku City, Tokyo 160-0022. Ramen Honolu Shinjuku ini merupakan cabang dari Honolu Ebisu yang ada di Tokyo juga.
Kami memilih untuk makan di cabang Shinjuku saja karena yang di Ebisu itu seringkali penuh dan harus waiting list. Luckily, saat kami ke cabang Shinjuku, ordernya mudah dan tidak harus menunggu.
Stasiun terdekat dari tempat ramen ini adalah Shinjuku-gyoenmae (Marunouchi Line), keluar stasiun melalui Exit 2, lalu jalan sekitar 300 meter (kira-kira 4 menit). Menemukan tempat ramen ini sebenarnya tidak susah karena entrance-nya ada di pinggir jalan.
Namun, kedainya ini memang 'terpencil' karena lokasi tepatnya ada di basement sebuah gedung. Ketika Google Maps sudah mengantarkan kami ke lokasi pin, kami langsung turun tangga untuk menuju ke area basement. Di depan tangga tersebut ada papan informasi tempat ramennya kok, jadi gak akan susah.
Setelah turun tangga dan jalan melewati beberapa toko, akhirnya kami menemukan Ramen Honolu, yang ditandai dengan vending machine warna putih di depan kedainya.
Honolu Ramen Shinjuku Gyoenmae ini buka setiap hari dari jam 11:30 AM sampai 02:30 PM lalu lanjut buka lagi dari jam 05:00 PM sampai 08:30 PM.
Kebanyakan restoran di Jepang itu memang tutup pada sore hari untuk istirahat dan persiapan sebelum buka kembali untuk makan malam. Secara budaya, Jepang memiliki jam kerja yang cukup panjang dan makan malam biasanya menjadi waktu utama bagi orang-orang untuk makan di luar.
Di Jepang, banyak restoran yang menggunakan vending machine untuk sistem pemesanan makanannya. Jika kalian belum pernah melakukan ini sebelumnya, jangan khawatir, soalnya saya juga baru pertama kali hahahaha. Begini cara pesannya:
Pertama, lihat menu yang tersedia pada vending machine. Biasanya, vending machine ini dilengkapi dengan gambar beserta nama menunya. Menu-menu ramen yang terdapat pada mesin ini memiliki opsi bahasa Jepang dan Inggris dan gambar yang membantu kami memahami menu yang ada.
Gak perlu merasa diburu-buru karena ada staff yang ngeliatin, just take your time! Jangan ragu untuk bertanya tentang menu-menunya kalau memang bingung.
Jika sudah menentukan mau pesan apa, langsung tekan saja tombol angka yang ada di bawah nama menunya. Lampu yang ada pada tombol menu tersebut akan berwarna merah, menandakan bahwa menu tersebut sudah dipilih.
Tidak hanya ramen, kita juga bisa memilih menu minuman yang ada, seperti Green Tea, Apple Juice, Fanta, Coca Cola, dan Teh Botol!
Langkah terakhir adalah melakukan pembayaran. Vending machine yang kami temukan di sini hanya menerima uang tunai. Masukkan uang kertas pecahan 1.000, 2.000, 5.000, dan 10.000 Yen pada tempat yang sudah disediakan, lalu mesin akan mengeluarkan tiket untuk menu yang dipesan.
Simpan tiket dengan baik, karena tiketnya akan diberikan kepada staf restoran. Setelah itu, staf akan mengarahkan kita untuk duduk di tempat yang masih kosong. Waktu itu sih kebetulan kami dapat tempat persis di depan chef yang lagi masak. Yay!
Ramen ini adalah pesanan saya. Saya sedang menghindari makanan yang pedas-pedas makanya saya cari aman aja untuk pesan Special Rich Chicken Ramen. Dalam satu mangkok ramen ini ada telur rebus setengah matang, daging ayam cincang, ayam chashu, rebung, lalu taburan bawang daun di atasnya.
Selain itu, terdapat lembaran seaweed (rumput laut) di pinggirnya. Kaldu ayam pada kuah special rich ramen ini benar-benar kental dan creamy. Sebelumnya saya belum pernah makan ramen yang kuahnya sekental ini. Hal itu bikin rasanya enak dan gurih, rich di mulut, sesuai dengan namanya.
Tekstur mie-nya standar saja sih seperti pada ramen pada umumnya, kenyal dan mudah dikunyah. Buat kalian yang mencari ramen tanpa tambahan saus pedas atau apapun, jenis ramen original seperti ini cocok dinikmati. Enak dan hangat di perut.
Apalagi waktu itu saya dan suami makannya dari sore menuju malam saat angin Jepang lagi kenceng-kencengnya. Mantep! Oh iya, Special Rich Chicken Ramen dibanderol dengan harga 1.390 Yen (sekitar 148 ribu rupiah).
Spicy Fried Chicken Ramen ini harganya 1.690 Yen (sekitar 180 ribu rupiah). Di dalam semangkok ramen ini terdapat mie, potongan ayam goreng, potongan rebung, dan selembar nori alias rumput laut. Yang paling menarik tentu saja kuahnya yang merah merona.
Untuk mie, rebung, dan rumput laut yang ada di menu ini sama seperti yang ada di menu Special Rich Chicken Ramen. Yang membedakan adalah ayam gorengnya yang memiliki bagian luar yang renyah tapi di dalamnya tetap lembut.
Karena menu ini ada embel-embel spicy-nya, maka otomatis rasanya ramen ini juga pedas. Tapi pedasnya ini masih tergolong enak kok, tidak pedas seperti mie-mie setan yang ada di Indonesia. Namun setidaknya, kuahnya yang merah merona cukup untuk membuat suami sedikit berkeringat.
Kami gak hanya pesan ramen, tapi kami juga memesan Chicken Gyoza sebagai side dish. Gyoza ini berbentuk setengah lingkaran dan dibuat dari adonan tepung yang diisi dengan berbagai bahan.
Berhubung ini Gyoza halal, mereka menggunakan campuran daging ayam cincang, kubis, bawang prei (sejenis bawang daun), bawang putih, jahe, dan bumbu lainnya. Isian tersebut dibungkus dalam adonan dan kemudian dipanggang sehingga bagian bawahnya renyah dan kecokelatan, sementara bagian atasnya tetap lembut.
Dalam satu sajian, terdapat 5 Gyoza yang bisa kita nikmati! Tinggal tambahkan saja kecap asin yang mereka sediakan, lalu cocol dan makan deh!
Menurut saya rasanya enak, gurih, dan hangat sih. Rasa jahenya cukup mendominasi tapi tetap sangat eatable, gak menganggu keseluruhan rasa. Oh iya, Chicken Gyoza ini harganya 680 Yen (sekitar 72 ribu rupiah).
Yang terakhir, kami pesan Green Tea sebagai minumannya. Gak heran deh minuman ini tersedia di mana-mana karena Jepang selalu diasosiasikan dengan Green Tea nya yang pure dan otentik. Perlu diingat bahwa teh hijau di Jepang itu pasti tanpa gula, jadi pasti rasanya pahit.
Tapi saya dan suami suka banget! Namanya juga Teh ya—pasti pahit, kecuali yang memang ada perisanya. Bahkan ketika menemukan vending machine minuman pun pasti salah satu dari kami membeli Green Tea.
Minuman seperti ini bisa banget dijadikan pilihan minuman sehat yang bisa kalian konsumsi ketika lagi di Jepang. Harganya 300 Yen saja.
Itu dia pengalaman kami saat mengunjungi salah satu kedai ramen halal di Tokyo, Jepang. Ramen Honolu ini bisa kalian pertimbangkan ketika pengin makan ramen otentik Jepang. Kami tunggu cerita kalian saat ke sini ya! Jangan lupa sampaikan pengalaman kalian di kolom komentar. See you again!
Kalau di sekitar sensoji / nakamise dori makanan halal nya dimana ya....
Halo, Kak Farhan. Kalau di sekitaran Sensoji/Nakamise Street kami kurang tau soalnya pas ke sana cuma ngemil-ngemil aja, kaya beli Fried Manju di Nakamise Street dan jajan street food lain di sekitaran situ. Selebihnya mungkin bisa cek artikel kami yang ini ya, Kak 🙂 https://syfaganjarstory.com/10-tempat-di-tokyo-jepang/