Pernah mendengar ada turis yang ditolak masuk ke suatu negara dan akhirnya harus dideportasi lagi ke negara asalnya? Ya, banyak turis Indonesia yang juga mengalami hal ini. Ketika baru datang di bandara tujuan, mereka harus langsung pulang lagi.
Memang tidak semua negara memberlakukan pemeriksaan yang ketat di imigrasinya. Hanya negara-negara yang membutuhkan visa seperti Jepang, Korea, dan lainnya yang biasanya cukup ketat dalam menyeleksi turis asal Indonesia.
Meskipun begitu, bukan berarti negara-negara yang bebas visa seperti Singapura dan Malaysia tidak melakukannya juga. Negara-negara tersebut terkadang melakukan pemeriksaan secara random kepada turis asing, termasuk Indonesia.
Tujuan mereka melakukan pemeriksaan secara ketat tersebut salah satunya adalah untuk mencegah masuknya imigran gelap atau tenaga kerja ilegal. Soalnya banyak orang yang berpura-pura mau berwisata padahal sebenarnya mereka mau menetap dan bekerja secara ilegal di negara tersebut.
Makanya untuk menghindari hal tersebut, beberapa negara harus melakukan pemeriksaan ketat kepada turis yang datang dari negara-negara tertentu. Sayangnya, Indonesia menjadi salah satu negara yang sering mendapatkan pemeriksaan ketat tersebut.
Sedihnya lagi, terkadang turis yang benar-benar ingin berwisata pun sering ditolak masuk saat pemeriksaan tersebut. Alasannya bermacam-macam, tapi yang jelas mereka kurang begitu meyakinkan bagi petugas imigrasi bahwa mereka memang traveler.
Nah agar kita tidak termasuk ke dalam traveler yang gagal lolos tersebut, di sini saya akan membagikan tips-nya agar kita bisa melewati imigrasi dengan lancar.
Tips ini hanya untuk kita yang memang benar-benar mau travelling ya. Ini bukan tips untuk mengakali petugas imigrasi agar bisa lolos dan menjadi imigran gelap di sana. Nah, berikut adalah beberapa tips tersebut.
Sebelum kita masuk ke area imigrasi, sebaiknya siapkan terlebih semua dokumen yang dibutuhkan, dari mulai paspor, boarding pass, dan lainnya. Pegang dokumen tersebut atau simpan di tempat yang mudah dijangkau di dalam tas kita.
Hal ini bertujuan agar kita bisa dengan mudah mengambil dokumen tersebut ketika diminta oleh petugas imigrasi. Jangan sampai kita harus ngubek-ngubek tas terlebih dahulu dan membuat petugasnya menunggu lama.
Selanjutnya jangan gugup dan jangan terlihat gusar ketika sedang mengantri ataupun saat ditanyai oleh petugas. Kita bukan seorang kriminal yang sedang menyelundupkan narkoba. Kita hanya seorang traveler yang ingin jalan-jalan di negara tersebut.
Jika kita gugup, gemetar, dan berkeringat seperti orang kebelet buang air besar, bisa saja nanti kita dicurigai oleh petugas. Oleh karena itu kita harus selalu tenang dan rileks karena lagi-lagi kita adalah traveler bukan pelaku kriminal.
Saat sampai di loket imigrasi, jangan lupa untuk senyum dan menyapa petugasnya. Selanjutnya jawablah semua pertanyaan yang diajukan dengan baik. Jangan berbohong atau memberikan data palsu, selalu jawab dengan sejujur-jujurnya.
Jika kita kurang mengerti pertanyaannya, jangan sungkan untuk memintanya mengulang pertanyaan tersebut. Jika kita tidak bisa menjawabnya dalam bahasa Inggris, menggunakan satu atau dua gerakan isyarat pun tidak jadi masalah.
Salah satu dokumen yang sering diminta oleh pihak imigrasi adalah tiket pesawat untuk kepulangan kita. Tiket pesawat ini akan menjadi bukti kuat kalau kita akan kembali lagi ke negara kita dan tidak akan menetap secara ilegal di sana.
Tiket pesawat ini bisa dalam bentuk digital, baik itu PDF, email, ataupun dari aplikasi tempat kita bookingnya. Tapi agar lebih aman, saya juga menyarankan untuk print out tiket tersebut dan gabungkan dengan dokumen lainnya.
Selain bukti tiket pulang, disarankan juga untuk membawa bukti booking penginapan selama kita menetap di sana, baik itu hotel, hostel, apartemen, ataupun yang lainnya. Jangan pernah berpikir untuk memesan hotel di sana karena bisa dicurigai oleh petugas imigrasi.
Pastikan juga untuk membooking penginapan sesuai dengan durasi perjalanan kita. Jika kita berwisata selama 7 hari, maka bookingnya juga harus 7 hari meskipun dari penginapan yang berbeda-beda. Jangan sampai kita booking kurang dari waktu tersebut.
Sangat disarankan juga untuk membooking penginapan yang sudah dibayar, bukan penginapan yang bayar di tempat. Soalnya bookingan tersebut jauh lebih meyakinkan karena sudah dibayar. Sedangkan kalau belum dibayar kan bisa saja nanti kita cancel.
Sama seperti tiket pesawat, kita bisa membawa bukti bookingnya dalam bentuk digital atau print out. Pastikan alamat serta nomor telepon penginapan tersebut tertera di sana. Petugas imigrasi tidak segan untuk menelpon penginapan tersebut untuk memastikan bookingan kita benar atau tidak.
Jika kita baru mengganti paspor, jangan lupa untuk membawa juga paspor yang lamanya. Paspor lama ini sangat berguna terutama apabila sudah banyak stempel dan visa di dalamnya. Ini membuktikan kalau kita memang sering travelling.
Waktu saya mau pergi ke Jepang di tahun 2018, sedang ramai berita mengenai banyaknya wisatawan asal Indonesia yang tidak diizinkan masuk dan dideportasi dari Jepang. Nah selain menyiapkan berbagai dokumen, saya dan teman-teman waktu itu juga mencoba menghapalkan itinerary.
Ya, sambil menunggu pesawat, kami terus membolak-balikkan kertas itinerary yang sudah kami print. Kenapa harus hafal itinerary? Karena petugas seringkali menanyakan ke mana saja kita akan pergi selama di sana. Bahkan pertanyaannya pun terkadang cukup detail.
Maka dari itu, jangan pernah berencana untuk liburan dengan prinsip "pergi aja dulu, nanti tempat wisatanya gimana di sana". Jangan sampai kita planga-plongo saat ditanya tujuan wisata di imigrasi.
Nah ini salah satu yang krusial juga. Kita harus membawa uang cash yang cukup. Meskipun kita mempunyai kartu kredit atau debit, namun uang cash jauh lebih meyakinkan. Soalnya kalau uang di rekening kan bisa jadi itu bukan uang milik kita.
Berapa uang cash yang harus dibawa? Silakan sesuaikan dengan hitungan standar hidup dan durasi perjalanan kita. Jika misalkan standarnya di Jepang itu sehari butuh 10.000 yen, maka jika kita berwisata selama 7 hari harus membawa minimal 70.000 yen.
Untuk membuktikan kalau kita tidak sedang mencari kerja di luar negeri, kita bisa membawa surat keterangan kerja dari perusahaan kita. Pastikan surat keterangannya dalam bahasa Inggris ya agar mudah dimengerti oleh mereka.
Selain surat keterangan kerja, kita juga bisa membawa ID Card buat bukti tambahan. Pokoknya siapkan hal-hal yang bakal meyakinkan petugas kalau kita punya kerjaan di Indonesia dan gak bakal mencari kerjaan di negara mereka.
Terakhir, karena kita mau travelling, ya bawalah perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan untuk travelling. Jangan sampai kita travelling 3 hari tapi membawa baju 2 tas sekaligus. Kalau seperti itu nanti dikira kabur dari rumah bukan travelling.. hehe.
Kita juga harus berpenampilan seperti layaknya orang mau travelling. Pakaian kita harus rapi dan jangan kusut apalagi kucel. Begitu juga dengan badan kita, harus wangi dan bersih. Kalau barau bangun tidur dari pesawat, silakan cuci muka terlebih dahulu.
Nah itu dia beberapa tips agar kita bisa melewati imigrasi dengan lancar tanpa masalah. Semoga tips ini bermanfaat bagi teman-teman pembaca, terutama bagi yang baru pertama kali akan pergi berwisata ke luar negeri.
Jika teman-teman ingin mengetahui tips lainnya yang wajib diketahui saat pertama kali naik pesawat, sialakan baca artikel cara naik pesawat terbang untuk pertama kalinya yang pernah kami tulis.