Sebelumnya saya sudah pernah menulis artikel tentang makanan dan jajanan yang saya dan suami beli di Singapura. Pengalaman eksplor kuliner dan tempat baru memang sangat kami sukai, apalagi kalau kesempatan eksplornya di negara orang.
Setelah menghabiskan waktu 5 hari 4 malam di Singapura, kami lanjut pengalaman traveling kami di Malaysia selama 4 hari 3 malam. Maka dari itu, kami mau bagikan momen jalan-jalan dan kuliner kami selama di sana. Semoga aja useful dan bisa dijadikan referensi buat teman-teman yang mau ke Malaysia juga.
4 Fingers Crispy Chicken adalah makanan yang dibeli pas sampe banget di Malaysia. Iya, di Kuala Lumpur International Airport. Flight kami dari Singapura itu mepet banget sama jam makan siang. Berhubung takut ketinggalan pesawat, jadi kami memutuskan untuk makannya nanti aja pas sampai di KLIA.
4 Fingers Crispy Chicken ini ada di KLIA 1, Main Terminal Building (Level 3), pas banget di bagian kedatangan (arrival). Resto ini buka dari jam 08:00 - 22:00 waktu setempat. Di KLIA 1 ini sebenernya gak terlalu banyak pilihan tempat makan, sepertinya 4 Fingers ini yang menurut kami paling proper.
Tapi ternyata enak! Saya sih belum nemu tipe makanan fast food kaya gini di Indonesia. Jadi ini totally pengalaman baru. Nah, ini dia makanan yang kami pesan di sini:
Drumstick yang ini pesanannya suami. Drumstick-nya kerasa empuk, bumbunya enak dan meresap, nasinya juga pulen, dan yang paling menarik adalah saladnya! Jadi pas dicobain tuh saladnya kaya ada campuran kol dan nanas. Rasanya asem seger tapi gurih juga soalnya saladnya dibuat flavourful gitu.
Beda sama salad, misalnya, Hokben yang pure sayur terus dikasih mayonaise. Nah ini tuh engga. Dia tetep ada rasanya kaya masakan gitu. Pokoknya unik! Mungkin faktor udah kelaparan juga kali ya, jadi semua kerasa enak hahaha.
Pesanan rice box drumstick ini udah satu paket sama minumannya, yaitu soda. Tapi kita bisa pilih kok mau dipaketin sama minuman atau engga. Kalau mau dipaketin pun minumannya boleh pilih lagi mau tetep soda atau diganti yang lain. Mirip-mirip lah kaya KFC. Harga paket drumstick chicken ini RM 23.90.
Kalau yang ini Boneless Chicken Bites. Ayamnya dikasih 4 potong dan besar-besar, tekstur luarnya crispy tapi dalemnya juicy, bumbunya meresap, dan lapisan terigunya masih masuk akal. Biasanya kan ayam tepung gini tuh lebih tebel tepungnya ya, nah kalau ini engga. Harga paket boneless chicken ini RM 22.50.
Selain ada salad enak tadi, rice box ini juga ditaburi sama potongan-potongan seaweed yang bikin nambah gurih. Saya juga sangat memuji packaging-nya 4 Fingers ini. Jadi setiap pesanan rice box gini tuh kita dikasih satu kotak stainless yang dikasih kertas nasi warna putih buat makanannya. Dengan kaya gini, baik konsumen maupun retail fast food nya gak usah buang-buang kotak nasi sekali pakai.
Berhubung kami berdua laper banget, jadilah kami pesan side dish a la carte nya juga. Kami pilih Tofu Nuggets. Sesuai namanya, tahunya ini dipotong kotak-kotak dan digoreng super garing biar kaya nuggets. Terus kami request mau pake Soy Sauce untuk sausnya. Rasanya sih enak, kaya tahu pada umumnya aja. Harganya hampir 7 ringgit.
Nyonya Tingkat by Aroma Village yang kami kunjungi ini ada di NU Sentral Malaysia, tepatnya di lantai 3 (Level 3 Shop 27). NU Sentral sendiri lokasinya ada di Jalan Tun Sambanthan, Brickfields, 50470 Kuala Lumpur. Ini adalah mall yang terhubung dengan stasiun monorail di KL Sentral, jadi tentu sangat ramai. Resto ini buka jam 10:00 - 22:00 waktu setempat.
Berhubung hotel tempat kami menginap di Malaysia ini dekat sekali sama Mall NU Sentral, jadi kami memutuskan buat makan malam di sini aja. Menu-menunya identik sama makanan-makanan khas Malaysia seperti Nasi Lemak dan aneka Laksa. Ini dia makanan dan minuman yang kami pesan:
Nasi Lemak Ayam Rendang ini pesanan suami. Dalam satu porsinya ini terdapat nasi lemak, ayam rendang, telur rebus setengah potong, taburan kacang dan ikan teri, sambal, serta dua potong timun. Ukuran satu porsinya ini saya rasa pas banget, tidak terlalu banyak ataupun sedikit.
Untuk daging ayamnya ini ukurannya cukup besar dan teksturnya juga lembut. Bumbu rendangnya juga lumayan enak meskipun tidak sekuat bumbu rendang yang biasa saya temui di Indonesia. Untuk sambalnya juga tidak terlalu pedas. Untuk nasinya sih sebelas duabelas lah dengan nasi uduk di Indonesia.
Mie Laksa yang pesan ini kuahnya super rich dan lekoh! Rasa rempahnya juga kuat sampe kayanya saya ngerasain rasa yang beda-beda di tiap suapan. Tapi ada satu rasa yang konsisten, yaitu rasa asam dan wangi bawang-bawangannya. Seperti namanya, rasa kuahnya didominasi oleh nuansa asem-asem seger.
Menurut saya ini cocok banget dimakan malem-malem dalam keadaan lagi cape karena baru landing hahaha. Oh iya, mienya ini tipe yang besar dan tebel gitu. Kayanya tipe mie kaya gini bukan selera semua orang ya. Tapi menurut saya menu Mie Laksa ini wajib dicoba sih kalau lagi ke Malaysia.
Restoran yang selanjutnya kami kunjungi di hari ke-2 di Malaysia adalah Santai Yamch'a Dimsum. Kami mengunjungi resto ini di Sky Avenue Genting Highlands Resort. Posisi restonya ada di lantai 4 mall-nya, tepatnya di seberang Ripley's Adventureland.
Setelah naik kereta gantung dan sampai di SkyAvenue, kami kelaperan. Terus ada resto Santai Yamch'a ini karena dari luar tampilan makanannya menarik. Jenis-jenis makanannya yaitu aneka mie, nasi, chicken, dan dimsum. Selain itu, tempatnya bersih, staff-nya ramah, dan dari harga juga cukup terjangkau. Resto ini buka jam 10:00 - 22:00 mengikuti jam buka mall.
Kalau teman-teman sudah baca postingan kami di Genting Highland, cuaca di sana itu super dingin. Jadi kami memutuskan untuk pesan makanan yang berkuah-kuah dan hangat. Ini dia makanan-makanan yang kami pesan:
Karena udara di Genting Highland yang sangat dingin, suami memilih menu hangat berkuah yaitu Spicy Mee Tarik with Chicken Dumpling. Dalam satu mangkuknya ini terdapat mie gepeng, telur, dan dua potong chicken dumpling.
Hal pertama yang saya rasakan ketika memakan mie ini adalah rasa dan aroma mala di kuahnya yang sangat kuat. Mie-nya juga cukup kenyal dan enak. Buat yang tidak suka rempah-rempah seperti mala, mungkin akan kurang begitu suka dengan rasanya yang begitu kuat.
Korean Ramyeon ini pilihan saya soalnya saya lagi pengen mie kuah yang gak terlalu pedas. Tipe mienya ini mirip Indomie gitu, mie keriting yang kecil-kecil. Rasa kuahnya gak terlalu extraordinary sih, tapi masih enak dan cukup bisa menghangatkan badan.
Karena topping-nya hanya telor, jadi saya beli Spicy Soy Garlic Chicken-nya secara terpisah. Rasa ayamnya empuk, juicy, dan gak terlalu banyak tepung. Saus garlic soynya juga enak dan ngasih aroma yang wangi dan rasa yang unik ke ayamnya.
Untuk minumannya, suami lagi-lagi beli Teh Tarik dan saya beli Lemongrass Tea aja. Keseluruhan rasanya masih enak dan lumayan bisa jadi pilihan kalau teman-teman lagi di Sky Avenue Genting Highland dan cari makanan yang hangat-hangat.
Setelah main-main di Genting Highland, kami istirahat sebentar di hotel lalu lanjut naik monorail ke daerah Bukit Bintang, tepatnya di Pavilion Mall. Kami memutuskan untuk makan malam di sana aja karena udah agak cape seharian jalan-jalan. Kami menemukan satu tempat makan Thailand di Mall Pavilion ini, namanya Para Thai.
Tempatnya bagus, modern, bersih, dan yang paling penting semua staff-nya baik-baik dan ramah banget. Berhubung ini Thailand Restaurant, jadi makanan yang dijual pun makanan khas Thailand kaya Sup Tom Yum, Nasi Goreng Tom Yum, dan lain-lain. Para Thai buka dari jam 11:00 - 22:00. Ini dia yang kami beli di sana:
Nasi Goreng Tom Yum yang kami pesan ini penyajiannya cukup menarik karena telurnya terkesan seperti menutupi nasinya. Untuk satu piringnya sendiri terdiri dari nasi goreng yang dicampur dengan seafood, telur mata sapi, mentimun, tomat, dan sepotong jeruk nipis.
Ekspektasi awal saya nasi goreng ini akan terasa cukup asam seperti nasi goreng tom yum yang biasa saya beli. Tapi ternyata, rasanya tidak seasam yang diperkirakan. Meskipun begitu, rasanya masih tetap enak kok dan nasinya juga tidak keras. Kalau mau lebih asam, bisa tambahkan saja perasan jeruk nipis di atasnya.
Jangan khawatir guys, namanya memang susah tapi di menunya ada penjelasannya kok. Ini menu daging ayam cincang yang ditumis bareng daun basil atau kemangi. Tapi yang dijual hanya ayamnya, jadi kalau mau tambah nasi dan telor harus pesan lagi.
Makanannya terlihat appetizing tapi gak seenak makanan di resto thai di Indonesia. Dari segi harga juga agak pricey, tapi masih oke lah karena tempatnya enak, nyaman, dan cocok untuk malam kami. Untuk teman-teman yang lagi di Mall Pavilion mungkin bisa coba Para Thai kalau memang lagi pengen makanan Thailand.
Rasanya ada yang kurang kalau ke Thai Resto tapi gak pesen Tom Yum. Kami pesan yang ukuran kecil karena cuma berdua aja. Kuahnya ini menurut saya agak kurang berbumbu. Rasanya gak hambar sih, hanya gak rich aja. Untuk isian tom yum-nya ini gak terlalu banyak, hanya potongan ayam, dan beberapa udang kecil saja.
Minuman yang kami pesan di sini hanya Iced Lemon Tea. Keseluruhan rasa makanan di Para Thai ini enak, tapi mungkin kami berdua terbiasa makan makanan yang flavourful, jadi Para Thai ini terbilang agak hambar. Ini hanya masalah selera saja.
Setelah makan, kami lanjut jalan-jalan di sekitaran Pavilion dan memutuskan untuk beli Garret Popcorns. Menu di Garret popcorn ini terbagi jadi 2—Garret Signature Flavors dan Garret Specialty Flavors. Signature Flavors nya ada Caramel Crisp, Chicago Mix, Cheese Corn, Buttery, dan Plain. Sedangkan, menu specialty-nya itu ada Macadamia Nut.
Konsumen juga bisa beli versi bag atau versi bucket. Jadi harganya pun tergantung belinya rasa apa dan ukuran apa. Menurut keterangan tokonya, bahan-bahan pembuatan Garret Popcorn ini didatangkan langsung dari Chicago, Amerika Serikat. Oh iya, Garret Popcorn di Pavilion buka dari jam 10:00 - 21:30 waktu Malaysia.
Menurut sejarahnya pun Garret Popcorn ini dibangun oleh seorang pengusaha perempuan asal Chicago. Ia mengembangkan dan membangun Garret Popcorn dari resep turun temurun keluarganya. Hingga sampai sekarang tokonya sudah menyebar di beberapa negara.
Perjalanan kami di Bukit Bintang berakhir jajan Ice Cream Turki di Al-Amar Express. Teman-teman pembaca pasti sudah familiar sama trik es krim ala turki gitu. Jadi sebelum es krimnya dikasih ke konsumen, pasti es krimnya dimainin dulu.
Itu juga persis saya alami. Saya kira es krimnya bakalan jatoh hahaha. Harga es krimnya kalau gak salah 15 ringgit. Al-Amar Express ini Lebanese Restaurant, jadi konsumen yang mau menikmati makanannya bisa langsung ke area yang ada di belakang tempat es krim ini. Al-Amar Express buka jam 11 siang jam 1 pagi.
Selama di Malaysia juga saya gak lupa untuk cobain kopi yang ada di sana. Nah, kebetulan ini kopinya ada di NU Sentral. Tiap mau ke KL Sentral dan lewat sini pasti selalu penasaran, akhirnya pas mau pulang ke hotel, saya coba beli.
Saya coba specialty latte-nya mereka yaitu Hazelnut Latte! Selalu di mana pun kapan pun pasti saya cobainnya Hazelnut Latte. Rasa kopinya enak, strong, dan less sweet soalnya saya request biar sirupnya gak terlalu banyak. Lumayan nyegerin mata!
Selain kopi, non-kopi, dan minuman lainnya, mereka juga punya menu makanan dan kue-kue yang tersedia di etalase depan. Hanya saja saya dan suami tidak sempat beli makanan di Costa Coffee. Teman-teman ada yang mau coba mungkin?
Oh iya, Costa Coffee buka sedikit lebih pagi dibanding tenant lain, yaitu dari jam 08:00 - 22.00.
Setelah pulang dari Batu Caves, kami memutuskan untuk (lagi-lagi) makan di NU Sentral aja. Nama restonya adalah Nyonya Colors. Resto ini ada di lantai 3 mall NU Sentral. Menu-menunya cukup variatif soalnya selain makanan berat, mereka juga jual jajanan pasar di etalase depan toko.
Tempatnya bersih, pegawainya semua ramah, dan harganya cukup terjangkau. Karena kita beli makanan di resto yang ada embel-embel "nyonya", kurang lebih makanannya sama. Ini yang kami beli:
Kali ini saya yang pesan Nasi Lemak. Dan ini juga pengalaman pertama saya makan Nasi Lemak soalnya dari dulu selalu bergumam "Nasi Lemak tuh kaya gimana sih? Apa nasinya penuh minyak?" maafkan, guys, maklum namanya belum pernah hahaha.
Nasi Lemak di Nyonya Colors ini nasinya fragrant—wangi santan dan daun pisangnya nambah aroma dan pengalaman baru buat taste buds saya. Konsumen boleh pilih ayam rendang atau sapi rendang, dan saya pilihnya ayam. Saya akui bumbu rendangnya ini lekoh, tapi entah kenapa bumbunya tuh gak meresap sampai ke dagingnya.
Saya gak tau apakah ini memang style memasaknya beda atau gimana, tapi agak aneh aja kalau bumbunya lekoh tapi pas makan dagingnya tuh plain. Lagi-lagi ini masalah selera. Mungkin udah terlalu terbiasa makan ayam rendang di Indonesia yang cenderung lebih 'ada' rasanya.
Yellow Laksa ini tampak sangat menarik dari tampilan luarnya. Kuah dan bumbunya yang kuning kemerahan ini sangatlah menggoda. Di dalam satu mangkuknya terdapat mie kuning, tahu, daging ayam, dan taburan cabe merah.
Rasa dari laksa ini cukup enak, apalagi bumbunya juga kental. Rasa bumbunya ini lebih terasa dibanding dengan Laksa yang kami coba di Singapura. Untuk daging ayamnya juga lumayan tebal meskipun lagi-lagi dagingnya tidak kaya rasa seperti di indonesia.
Masih ingat apa minuman favorit Upin dan Ipin setiap kali berkunjung ke kedai Uncle Muthu? Ya, benar ABCD alias Ais Batu Campur Durian. Nah saya juga penasaran dengan minuman tersebut dan membelinya di sini. Bedanya minuman ini hanya ABC saja karena tidak memakai durian.
ABC ini terdiri dari parutan es yang diberi topping kacang tanah, cendol, cincau, dan agar-agar. Kemuadian diberi taburan sirup dan susu kental manis. bagaimana rasanya? Hmmm.. mantap banget. Pokoknya wajib nyobain ini kalau lagi di Malaysia.
Kacang merah ini pesanan saya dan impresi pertama pas cobain ini enak banget! Ini salah satu minuman atau mungkin dish yang selera saya banget, gak terlalu manis tapi tetep enak. Kacang merahnya empuk dan kuahnya ini banyak rasa tapi bisa tetep less sweet. Cuman akan lebih enak kalau dimakannya malam hari atau pas suasananya lagi dingin.
Jajanan selanjutnya adalah kopi lagi! Kali ini saya dan suami mengunjungi San Franscisco Coffee di Mall KLCC di Jalan Ampang, Kuala Lumpur City Centre, tepatnya di Lantai 2. Kopi ini menarik hati soalnya tempatnya penuh dan antri, biasalah saya suka penasaran aja.
Tempat pesan kopinya ini gak terlalu besar jadi kalau antri kaya agak sumpek gitu. Tapi keseluruhan tempatnya ini bagus, klasik tapi modern. Setelah antri beberapa lama karena ada rombongan bule di depan saya, akhirnya saya bisa pesan Hazelnut Latte di sini.
Kopinya enaaak banget. Rasanya kurang lebih sih sama kaya Costa Coffee, tapi rasa pahit dan strongnya itu masih sangat tolerable, jadi nyaman aja sampe kopinya habis tuh. Terus rasa sirup Hazelnut-nya ini gak pernah saya rasain di tempat kopi mana-mana, jadi bener-bener experience baru.
Lanjut ke tempat terakhir, kami sarapan dulu di ABC Bistro sebelum berangkat ke airport menuju ke Indonesia. Suami cerita kalau ABC Bistro ini restoran favoritnya dia sama teman-temannya saat ke Kuala Lumpur di tahun 2017. Karena mereka menginap tepat di hotel seberang ABC Bistro ini, jadi mereka sering makan di sana.
Akhirnya di hari terakhir kita di Malaysia, saya bilang ke suami pengen coba juga. Kebetulan hotel tempat kami menginap pun posisinya ada di sebelah restoran ini. Jujur ini tempatnya rame banget, bersih, pegawainya banyak dan baik-baik, dan pilihan makanannya super variatif. Konsumen mau apa aja ada! Apalagi ABC Bistro ini buka 24 jam! Puas banget deh kalau mau makan di sini.
Hal yang menarik lainnya adalah ABC Bistro sekarang udah pake bantuan robot buat nganterin makanan ke konsumen. Suami bilang kalau dulu tuh belum ada. Keren deh robotnya bisa tau makanan kita yang mana dan musik dari robotnya juga asik banget hahaha..
Nah, kalau makanan-makanan di bawah ini adalah yang kami pesan:
Saya pesan toasted butter ini yang kebetulan udah satu paket sama minumannya. Saya pilih Teh Tarik instead of kopi kali ini. Terus yang menarik ada telur mentah gitu yang merupakan pasangan si rotinya. Jadi rotinya ini bisa dicocol ke telurnya itu. Saya cuma cobain beberapa cocol aja sih soalnya bukan selera aja.
Rotinya lembut, isian butter-nya enak, wangi, dan gak terlalu manis—sama kaya Teh Tariknya. Cocok banget buat sarapan. Gak bikin full dan enek, tapi bisa bikin kuat sampe siang
Mie Goreng ini pesanannya suami. Mie-nya ini tampilan dan rasanya mirip seperti Mie Aceh. Potongan ayamnya juga besar-besar. Sayangnya mie ini agak kurang pedas. Tapi untuk porsinya sih cukup banget buat sarapan pagi.
Itu dia makanan dan jajanan yang kami beli selama di Malaysia. Mungkin gak sevariatif yang teman-teman pembaca sudah pernah coba di Malaysia, tapi saya berharap ini membantu dan bisa jadi referensi. Mudah-mudahan next trip kalau ke Malaysia lagi bisa cobain makanan dan jajanan lainnya.
Jangan lupa kasih tau kami kalau teman-teman ada rekomendasi. Tinggalkan komentarnya buat kami ya! Sampai ketemu di artikel jalan-jalan selanjutnya.
