Banyak wisatawan asal Indonesia yang berlibur ke Singapura dan Malaysia secara sekaligus. Lokasinya memang sangat berdekatan sehingga sayang rasanya jika hanya mengunjungi satu negara saja. Istilahnya mah sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.
Sebelumnya kami pernah pergi ke Kuala Lumpur dari Singapura dengan menggunakan pesawat. Nah, kali ini, kami tertarik untuk mengunjungi kota yang lokasinya berada persis di seberang pulau Singapura yaitu Johor Bahru.
Terdapat dua cara yang bisa kita pilih untuk menuju ke Johor Bahru ini, yaitu dengan bus atau dengan kereta. Dengan berbagai pertimbangan plus dan minusnya, akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan kereta saja.
Kereta yang kami gunakan bernama KTMB Shuttle Tebrau. Kereta ini hanya berhenti di Woodlands Train Checkpoint Singapore dan JB Sentral Malaysia. Nah, buat teman-teman yang mau mencoba juga kereta ini, yuk simak kisah perjalanan kami sampai akhir!
Langkah pertama yang kami lakukan adalah membeli tiket kereta secara online. Sebenarnya kami bisa membeli tiket kereta langsung ketika tiba di stasiun, namun terkadang tiketnya sering habis terutama jika pergi di akhir pekan atau di hari libur.
Kami membeli tiketnya secara online melalui website resmi KTM. Berikut adalah langkah-langkah pembeliannya:
Setelah pembayaran selesai, resi pembelian langsung dikirimkan ke alamat email kamu. Resi ini tidak perlu dicetak karena kita hanya perlu menunjukan paspor saja saat akan memasuki stasiun. Untuk langkah-langkah cara pembelian yang lebih detail silakan baca artikel berikut ini:
Saat hari keberangkatan tiba, kami langsung pergi menuju ke Stasiun MRT Woodlands. Stasiun ini berada di jalur MRT North - South Line dan Thomson - East Coast Line. Stasiun ini berada di pinggiran utara Singapura sehingga membutuhkan waktu yang agak lama jika kita memulai perjalanan dari pusat kota.
Sesampainya di Stasiun MRT Woodlands kami memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu di area Causeway Point yang letaknya bersebelahan dengan stasiun. Di Causeway Point ini banyak sekali tenant makanan dan minuman yang sangat menggugah selera.
Setelah selesai makan siang, kami langsung menuju ke Woodlands Bus Interchange yang juga berada di area stasiun. Terminal bus ini sangat ramai tapi tetap nyaman karena areanya cukup luas dan fasilitasnya juga lengkap.
Di dalam terminal ini terdapat banyak berth atau pintu keberangkatan. Di setiap berth-nya tertulis nomor bus yang berhenti di sana. Kita hanya tinggal menunggu saja busnya tiba di jalur antrian yang sudah disediakan di berth tersebut.
Terdapat 6 bus yang bisa kita gunakan untuk menuju ke Woodlands Train Checkpoint, yaitu bus bernomor 856, 911, 911T, 912, 912T, dan 903. Silakan baca artikel berikut ini untuk mengetahu kelebihan dan kekurangan dari berbagai bus tersebut:
Kami sendiri memilih bus bernomor 856 karena memiliki jumlah pemberhentian paling sedikit dibandingkan bus lainnya. Akan tetapi, bus 856 ini memiliki frekuensi pemberangkatan yang lebih sedikit sehingga kami harus menunggu agak lama sampai busnya tiba.
Saat busnya tiba, kami langsung naik ke dalamnya melalui pintu depan sambil tap kartu EZ-Link. Cara naik bus ini sama seperti cara naik bus lainnya yang ada di Singapura. Unit bus yang digunakan juga sama, ada yang satu lantai dan ada juga bus double decker dua lantai.
Bus ini tidak memiliki kompartemen penyimpanan barang sehingga kami harus berdiam di tengah bus karena kami membawa koper. Sebenarnya agak cukup merepotkan jika dalam waktu bersamaan banyak penumpang lain yang juga membawa koper atau barang besar.
Setelah melewati perjalanan selama 15 menit, akhirnya kami tiba di Woodlands Train Checkpoint. Di area depannya terdapat loket pembelian kereta Shuttle Tebrau. Karena kami sudah membeli tiketnya, maka kami langsung saja menuju ke lantai 2.
Di lantai 2 ini akan ada petugas dari KTM yang memeriksa paspor kami, karena untuk pembelian tiket secara online, maka paspor kitalah yang menjadi tiketnya. Setelah selesai pemeriksaan paspor, petugas tersebut langsung menyuruh kami untuk menuju ke area imigrasi Singapura.
Di area imigrasi Singapura, petugas langsung meminta kami untuk menuju ke mesin auto gate. Di sana, kami hanya perlu memindai paspor dan juga mengambil foto. Prosesnya berlangsung cukup simpel dan juga cepat.
Selanjutnya kami langsung diarahkan untuk menuju ke area imigrasi Malaysia yang ada di sebelah ruangan tersebut. Area imigrasi Malaysia ini tidak menggunakan auto gate, jadi masih menggunakan booth petugas seperti biasanya.
Antrian di imigrasi ini cukup banyak sehingga kami harus menunggu sekitar 10 menit sampai kebagian giliran. Di booth imigrasi, kami hanya diminta untuk melakukan pemindaian sidik jari dan menujukan bukti tiket kepulangan.
Setelah paspor kami dicap, kami langsung menuju ke area custom atau bea cukai Malaysia. Di sini kami hanya diminta untuk memindai koper dan barang bawaan melalui mesin pemindai. Prosesnya berjalan cukup cepat dan kami bisa langsung menuju ke peron kereta.
Kami membeli tiket kereta untuk pemberangkatan pukul 15.00, sedangkan waktu itu masih pukul 13.45. Kami memang sengaja datang lebih awal agar tidak terburu-buru. Karena keberangkatan kereta kami masih lama, kami kemudian duduk-duduk dulu di ruang tunggu yang ada di dekat peron.
Baru saja kami duduk, tiba-tiba ada petugas yang menyuruh kami untuk langsung masuk ke dalam kereta. Kami langsung bilang ke petugas kalau kami membeli tiket untuk keberangkatan kereta pukul 15.00 sehingga kami akan menunggu dulu di sana,
Petugas tersebut tampak kebingungan sambil mengatakan bahwa seharusnya kami jangan masuk ke dalam stasiun dulu karena sekarang adalah giliran rombongan untuk keberangkatan pukul 14.00. Sekarang, giliran kami yang merasa kebingungan.
Dari mulai kami membeli tiket hingga masuk ke stasiun, kami sama sekali tidak menemukan informasi yang mengatakan jika proses masuk ke stasiun dibagi berdasarkan jam keberangkatan. Bahkan petugas KTM yang memeriksa paspor kami di pintu masuk pun tidak menahan kami.
Di tengah kebingungan tersebut, akhirnya ada seorang bapak-bapak petugas KTM yang tampak cukup senior menyuruh kami untuk masuk saja ke dalam kereta jam 14.00 tersebut. Akhirnya kami pun langsung bergegas naik karena kami menjadi penumpang terakhir yang belum masuk ke dalam kereta.
Kereta KTMB Shuttle Tebrau ini tidak mencantumkan nomor kursi di tiket sehingga penumpang bebas memilih untuk duduk di mana saja. Karena kami menjadi penumpang terakhir, saat itu hampir semua kursi sudah terisi oleh penumpang.
Saya memutuskan untuk berdiri saja karena banyak penumpang lain yang juga berdiri. Hal tersebut sangatlah lumrah karena perjalanan menyebrang dari Singapura ke Malaysia ini hanya memakan waktu selama 5 menit saja.
Interior kereta ini tampak sudah termakan usia karena mungkin sudah digunakan sejak lama. Selama perjalanan kami disuguhi dengan pemandangan laut yang memisahkan Singapura dengan Malaysia. Selang beberapa menit kemudian, kami sudah tiba di JB Sentral
Setelah tiba di JB Sentral, kami langsung keluar dari kereta dan mengikuti rombongan penumpang lain untuk naik ke lantai atas. Ternyata di sini tidak ada pemeriksaan apa-apa lagi karena semuanya sudah dilakukan sebelum menaiki kereta.
Resmi sudah kami menapakkan kaki di Johor Bahru.. hehe. Di JB Sentral ini terdapat berbagai layanan transportasi seperti kereta dan bus ke berbagai wilayah di Malaysia. Di sini juga banyak terdapat kios oleh-oleh, penjual sim card, hingga money exchanger.
Nah itulah kisah perjalanan kami menyebrang ke Malaysia dengan menggunakan kereta. Menurut kami, opsi menggunakan kereta ini sangat cocok untuk perjalanan di akhir pekan atau di saat liburan karena menyebrang lewat jalan raya biasanya cukup macet.
Selain itu, naik kereta juga sangat cocok apabila kita membawa banyak barang karena kita tidak perlu sering naik turun bis untuk keperluan imigrasi. Tapi jika kondisinya weekday dan tidak membawa banyak barang, mungkin naik bis bisa menjadi pilihan karena opsinya sangat fleksibel.
sampai di jb ngak ke konter imigrasi lagi kak? sy baca2 yg naik bis dr sing ke jb, sering antri panjang di imigrasinya, ada yang sampai 5 jam. jdnya sy ragu.
Halo, Kak Rony. Kalau naik bus memang harus ke imigrasi lagi Kak, dan iya terkadang suka ngantri.
Tapi kami berdua kebetulan naik kereta, jadi ga antri begitu antri alhamdulillah. Dan imigrasinya juga cukup satu kali aja, soalnya imigrasi Singapura dan Malaysia kebetulan di satu gedung yang sama kalau pakai kereta.
Semoga membantu ya! 🙂