Mencari hotel di Kuala Lumpur itu jauh lebih mudah dibandingkan dengan mencari hotel di Singapura. Di sini banyak hotel-hotel bagus dengan harga yang cukup murah. Harganya ini tidak berbeda jauh dengan harga hotel di Indonesia.
Pada liburan kami kali ini, ada dua area yang menjadi kandidat kami saat memilih hotel yaitu KL Sentral dan Bukit Bintang. Keduanya merupakan area favorit para wisatawan karena lokasinya sangat strategis dan punya banyak pilihan hotel.
Akhirnya kami memilih KL Sentral saja karena kami ingin lebih dekat ke pusat transportasi di Kota Kuala Lumpur tersebut. Selain itu kami juga kurang begitu tertarik dengan keramaian yang ada di Bukit Bintang. Jadi kami memutuskan untuk memilih area yang tidak begitu bising saja.
Pilihan hotel kami kemudian jatuh kepada NU Hotel. Hotel ini sangat strategis karena hanya beberapa puluh meter saja dari stasiun Monorel KL Sentral. Selain itu, di sekitar hotel ini juga banyak penjual makanan ataupun minimarket.
Kami memesan kamar dengan tipe Executive Deluxe selama 3 malam. Kami memesannya melalui aplikasi Agoda. Total biaya yang kami keluarkan adalah Rp 1.603.899 atau sekitar Rp 534.000 per malamnya.
NU Hotel beralamat di Jalan Thambipillay No 37. kalau dari KL Sentral kita hanya tinggal turun saja di tangga dekat stasiun monorel. Selanjutnya tinggal berjalan sedikit menyusuri jalan kecil yang ada di bawah stasiun monorel tersebut sampai kita tiba di jalan Thambipillay.
Pintu masuk NU Hotel ini ada di sebelah restoran ABC One Bistro. Di sisi sebelahnya lagi terdapat mini market 7-Eleven. Pintu masuk hotelnya ini bisa terbuka dan tertutup secara otomatis. Tapi jika tidak terbuka, silakan tekan saja tombol yang ada di pintunya.
Saat masuk, kami langsung berada di area resepsionis yang cukup sederhana. Di sini hanya terdapat meja resepsionis dan beberapa sofa saja untuk menunggu. Kami tiba di hotel ini sekitar jam 4 sore, dan kebetulan saat itu staff resepsionisnya sedang tidak ada di tempat.
Sofa yang ada di area tersebut sudah diisi oleh para tamu yang juga sedang menunggu staff untuk melakukan check in. Kami akhirnya menunggu sampai sekitar 15 menit sebelum akhirnya staff resepsionisnya datang kembali.
Saat proses check in kami diminta untuk mengisi formulir data diri dan menyerahkan paspor untuk difoto copy. Kemudian kami juga diminta untuk menyerahkan uang deposit sebesar 50 ringgit. Uang deposit tersebut akan dikembalikan saat check out jika tidak ada kerusakan apa-apa.
Staff resepsionis kemudian menjelaskan beberapa peraturan hotel sebelum menyerahkan kartu akses kepada kami. Overall, proses check in ini berlangsung lancar dan cukup cepat. Staff resepsionis juga cukup ramah terlepas dari masalah menunggu selama 15 menit tadi.
Setelah mendapatkan kartu akses kami langsung menuju ke lift. Di sini terdapat dua lift, di mana salah satunya adalah lift barang alias lift bomba dalam bahasa melayu. Ini menjadi salah satu kelebihan hotel ini karena kita tidak perlu menunggu lama jika banyak tamu yang sedang menggunakan lift.
Setelah sampai di lantai 4, kami langsung menuju ke kamar nomor 408. Sesampainya di depan kamar, kami langsung menempelkan kartu akses dan membuka pintunya. Betapa terkejutnya kami ketika melihat kamarnya berantakan. Kami mengira jika staff hotel belum membersihkan kamar ini.
Saat masuk ke dalam kami juga melihat ada orang yang sedang tidur di atas kasur. Sontak kami langsung melihat lagi nomor di kartu akses kami. Ternyata oh ternyata.. kartu akses kami bernomor 418 dan bukan 408. Ternyata kami salah masuk kamar.
Akhirnya kami buru-buru menutup pintu dan menuju ke kamar 418. Sepanjang jalan kami hanya tertawa dan keheranan, kenapa kartu akses kami bisa membuka kamar yang lain. Jangan-jangan kartu akses yang lain juga bisa membuka kamar kami. Akhirnya tibalah kami di kamar yang sebenarnya yakni 418.
Di samping pintu kamar terdapat lampu indikator untuk memberitahu staff hotel apakah kamar kita ingin dibersihkan atau tidak ingin diganggu. Jadi di sini sudah tidak lagi menggunakan penanda manual yang digantung di daun pintu.
Nah saat kami mau masuk ke kamar, ada sedikit drama di mana kunci pintunya tidak langsung terbuka saat kartunya kami tempelkan. Setelah mencoba dua kali, barulah pintunya terbuka. Hal ini ternyata terus berulang setiap kali kami akan membuka pintu.
Saat pintu kamar terbuka, well.. impresi pertama kami adalah kamarnya sangat luas. Setelah berhari-hari menginap di hotel Singapura yang sangat sempit, akhirnya kami kamar hotel yang sebenarnya. Saking luasnya, kayaknya kamar ini bisa dipake buat sholat berjamaah sampai 10 orang hehe..
Di samping pintu bagian dalam terdapat saklar untuk menyalakan lampu, AC, dan indikator lampu yang saya sebutkan sebelumnya. Di sini juga ada slot untuk kartu akses. Anehnya, tanpa perlu memasukkan kartu akses pun listrik di kamar ini sudah bisa dinyalakan.
Bergeser sedikit terdapat TV berukuran 32 inch yang ditempelkan di dinding. Sayangnya jarak antara kasur dan TV ini terlalu jauh sehingga kami kurang bisa menikmati siaran TV-nya sambil tiduran. Jadi kalau mau nonton mungkin bisa menaruh kursi di depan TV.
Di sebelah TV terdapat meja, kursi, kulkas, dan tong sampah. Mejanya ini punya beberapa laci yang bisa kita gunakan untuk menaruh barang-barang berukuran kecil. Sedangkan untuk kulkasnya ini standar saja seperti kulkas yang ada di hotel pada umumnya.
Di atas meja juga terdapat teko untuk memanaskan air, dua buah gelas, dua botol air mineral, dua bungkus kopi, dua bungkus krimer, dan dua bungkus gula. Tidak ada teh yang disediakan di sini. Untuk air mineralnya sendiri akan diganti setiap hari dengan yang baru.
Salah satu hal yang kami sukai adalah 2 buah sofa yang diletakkan di depan jendela, meskipun bantal sofanya cuma ada satu saja. Di antara sofanya juga ada meja kecil untuk menaruh minuman atau makanan. Sofa ini bisa kami pakai untuk bersantai setelah capek jalan-jalan seharian.
Yang lucu, di belakang sofa tersebut terdapat gorden besar yang terlihat cukup mewah. Siapapun yang melihatnya pasti menyangka jika di balik gorden tersebut ada kaca jendela yang sangat besar dengan pemandangan kota yang indah pula.
Sayangnya kita harus membuang jauh-jauh ekspektasi tersebut. Soalnya ketika gordennya dibuka, ukuran jendelanya ternyata hanya sebesar jendela biasa dan hanya ada satu biji pula. Tapi yaa mau gimana lah, what you expect from budget hotel? Segini juga uyuhan kalau kata orang sunda mah.
Berpindah ke area kasurnya, di sini kami diberikan kasur dengan ukuran king size. Terdapat juga dua buah bantal dan selimut. Ketebalan selimutnya standar saja tidak terlalu tebal. Sprei dan selimutnya tersebut juga bersih tidak ada bercak-bercak noda yang terlihat.
Di kedua sisi kasur terdapat meja dan juga lampu tidur. Sayangnya hanya satu lampu tidur saja yang berfungsi, sementara yang satunya lagi sudah tidak menyala. Di salah satu meja juga terdapat pesawat telepon yang bisa digunakan untuk menelpon keluar atau ke resepsionis.
Yang menjadi nilai plus buat kami adalah ketersediaan colokan listrik di masing-masing meja tersebut. Hal ini sangat berguna karena kami bisa nge-charge smartphone di dekat kasur. Selain itu, kami juga tidak perlu bergantian untuk charge smartphone-nya.
AC kamar ini posisinya berada di dekat kasur. Unit AC-nya ini tampaknya sudah lama, terlihat dari warna body-nya yang sudah menguning. Selain itu, AC ini juga kurang begitu dingin dan cukup berisik. Hal ini cukup mengganggu saat tidur di malam hari.
Di dekat kamar mandi terdapat sebuah lemari yang lumayan besar. Lemari ini terbagi menjadi 3 bagian dengan bagian tengahnya digunakan untuk menggantungkan baju. Di bagian tengahnya ini juga terdapat sebuah brankas yang bisa digunakan untuk menyimpan barang-barang berharga.
Mari kita lanjut ke kamar mandinya. Ukuran kamar mandinya ini standar saja, tapi yang terpenting ada sekat antara area wastafel dan area shower. Buat kami hal ini sangat penting agar kamar mandinya tidak becek dan basah kemana-mana.
Untuk fasilitas di kamar mandinya ini terdapat dua buah handuk, keset, hair dryer, sabun batang, shampo, dan shower gel. Kami tidak diberikan pasta gigi, sikat gigi, shower cap, dan cotton buds yang biasanya selalu disediakan di hotel-hotel.
Selain kurang lengkapnya perlengkapan kamar mandi, shower gel dan shampo-nya pun ukurannya cukup kecil. Keduanya mungkin langsung habis untuk sekali mandi saja. Sayangnya, shower gel dan shampo tersebut juga tidak diganti dengan yang baru setiap harinya.
Nah itu dia review kami mengenai NU Hotel yang kami tempati selama liburan di Kuala Lumpur Malaysia. Total kami menginap di sini selama 3 malam. Proses check-out juga berjalan lancar tanpa ada masalah. Uang deposit juga dikembalikan seutuhnya.
Kelebihan paling menonjol dari hotel ini jelas terletak pada lokasinya yang sangat strategis. Hanya perlu berjalan beberapa langkah saja kita sudah sampai di KL Sentral. Aneka makanan dan jajanan pun banyak tersedia di sekitar hotel ini.
Sedangkan kekurangan yang paling kami rasakan adalah minimnya kelengkapan kamar mandi yang diberikan, terlebih lagi beberapa item tidak diganti setiap harinya. AC yang berisik juga cukup mengganggu saat kondisi sudah sepi di malam hari.
Menurut kami sih hotel ini sangat cocok untuk wisatawan yang ingin mencari penginapan murah yang dekat dengan KL Sentral. Terutama untuk wisatawan yang hanya menjadikan hotel sebagai tempat tidur saja. Tidak perlu berekspektasi lebih karena ini hanyalah hotel bintang 2.
Apakah teman-teman ada yang sudah menginap di hotel ini juga? Yuk bagikan pengalamannya bersama kami di kolom komentar.