Syfa & Ganjar

Belajar Sejarah Singapura di National Museum of Singapore

Ditulis oleh Ganjar

Saya sangat suka sekali dengan berbagai hal yang berbau sejarah. Makanya saya sangat antusias jika pergi ke museum. Begitu juga kali ini, Saya dan Istri menyempatkan untuk datang ke museum saat sedang liburan di Singapura.

Museum yang kami kunjungi adalah National Museum of Singapore. Ini adalah museum tertua yang ada di Singapura. Museum ini sudah berdiri sejak tahun 1894. Nah apa sajakah yang ada di museum ini? Yuk ikut jalan-jalan bersama kami di sini.

Lokasi

NMS Depan

National Museum of Singapore berlokasi di 93 Stamford Rd. Jika menggunakan MRT, terdapat empat stasiun yang dekat dengan museum ini. Keempat stasiun tersebut adalah Bencoolen Station (DT21), Bras Basah Station (CC02), Dhoby Ghaut Station (CC01/NE06/NS24), dan City Hall Station (EW13/ NS25).

Selain dengan MRT, kita juga bisa menggunakan bus dan berhenti di halte YMCA atau SMU. Kami sendiri kebetulan tidak menggunakan salah satu stasiun tersebut. Kami ke sini berjalan kaki dari arah Bugis karena sebelumnya kami sarapan terlebih dahulu di Albert Food Court.

Harga Tiket

Tiket National Museum of Singapore terdiri dari beberapa jenis, tergantung area yang bisa dikunjunginya. Tiket yang paling murah seharga SGD 15 yang bisa digunakan untuk mengakses permanent gallery-nya. Kami sendiri membeli tiket permanent gallery-nya seharga Rp 100 ribuan saja di Traveloka.

Museum ini buka setiap hari dari mulai jam 10.00 sampai jam 19.00. Kami sendiri tiba di museum ini sekitar jam 10.30. Dari depan sudah terlihat bangunan serba putih yang sangat megah dan eksotik. Konon bangunan ini didesain menggunakan arsitektur bergaya Renaissance dan Palladian.

NMS loket tiket
Loket tiket

Saat masuk kami langsung menuju ke loket tiket yang ada di dekat pintu masuknya. Meskipun baru buka ternyata sudah banyak pengunjung yang mengantri di sini. Di loket tiket ini juga terdapat layar yang menampilakn informasi harga tiket dan event yang sedang berlangsung di museum.

Saat tiba giliran, kami langsung menunjukan e-ticket yang didapat saat membeli tiket di Traveloka. Petugas museum langsung memindai QR Code di e-ticket tersebut dan kemudian memberikan print out tiketnya kepada kami.

Kami juga diberikan sticker yang harus ditempelkan di baju kami. Sticker tersebut berfungsi untuk mempermudah petugas museum saat mengidentifikasi jenis tiket yang kami beli. Soalnya kami hanya membeli tiket untuk permanent gallery saja.

Setelah mendapatkan tiket dan menempelkan stickernya, kami langsung menuju ke berbagai ruang pameran yang ada di museum ini. Nah ini dia berbagai ruang pameran yang kami kunjungi di sini.

Singapore History Gallery

perahu NMS
Miniatur perahu
layar besar NMS
Kehidupan Singapura di masa lampau

Pameran pertama yang kami kunjungi ini bernama Singapore History Gallery. Lokasinya ada di lantai 1, tepatnya di paling belakang. Ini adalah ruang pameran terbesar yang ada di museum ini. Sesuai namanya, pameran ini menampilkan sejarah Singapura berdasarkan urutan waktunya.

Saat masuk, kita langsung disuguhi dengan sebuah miniatur perahu. Konon orang Singapura pada zaman dahulu kebanyakan memiliki mata pencaharian sebagai pelaut. Di area ini kita juga bisa melihat berbagai artefak kuno seperti piring dari zaman dinasti yuan dan lainnya.

Selanjutnya kita juga bisa melihat sebuah layar besar yang memutar video tentang kehidupan orang Singapura di masa lampau. Karena masih sama-sama orang melayu, kehidupan mereka juga tidak jauh berbeda dengan orang Indonesia di masa itu.

Selain layar besar, di beberapa area museum juga terdapat monitor kecil yang bisa kita tonton sendiri sambil duduk di kursi yang ada di depannya. Monitor tersebut memiliki semacam headphone yang harus ditempelkan ke telinga untuk mendengar audionya.

monitor headphone
Monitor kecil dan headphone
crown colony
Era Crown Colony

Di area selanjutnya kita akan masuk ke masa kolonial Inggris atau biasa disebut Crown Colony. Masa ini dimulai ketika Sir Stamford Raffles datang ke Singapura di tahun 1819. Raffles kemudian membuat pelabuhan dagang Inggris untuk menggulingkan monopoli Belanda yang ada di Indonesia.

Semenjak pelabuhan dagang tersebut dibuka, Singapura mulai menjadi daerah kaya dan paling maju di masa tersebut. Banyak pedagang yang mampir di Singapura sehingga akhirnya banyak pula pedagang dari berbagai etnis dan negara yang akhirnya menetap di sini.

syonan to
Era Syonan-To

Setelah melewati masa-masa kejayaan, Singapura harus masuk ke dalam masa kegelapan saat tentara Jepang menjajah mereka di tahun 1941. Pada masa itu, Jepang menyebut Singapura sebagai Syonan-To yang berarti "Cahaya dari Selatan".

Ketika kita masuk ke area ini, suasananya cukup mencekam. Kita bakal mendengar suara dentuman meriam, bom, hingga pesawat tempur yang serasa berputar-putar di atas kita. Belum lagi suara sirine yang menjadikan kita serasa sedang berada di masa perang tersebut.

kemerdekaan
Era kemerdekaan
timeline
Pencapaian Singapura

Setelah melewati area yang menyeramkan tersebut, kita akan masuk ke area yang sangat membahagiakan, yaitu era kemerdekaan Singapura. Setelah perang dunia kedua, Singapura kembali menjadi koloni Inggris dan kemudian dijadikan bagian dari Federasi Malaya (Malaysia).

Nah barulah pada tahun 1965, Singapura resmi menjadi negara yang berdiri sendiri. Di area ini kita akan disuguhi dengan berbagai cerita seputar momen kemerdekaan tersebut. Dinding dan lantai di area ini juga dicat merah sesuai dengan bendera kebangsaan Singapura.

Selanjutnya kita akan memasuki area terakhir dari pameran ini. Di area ini ditampilkan berbagai hal yang dicapai oleh Singapura setelah kemerdekaannya. Untuk informasinya di sini baru sampai tahun 2015 saja, mungkin belum diupdate lagi kali ya.

O iya di setiap item di pameran ini juga terdapat keterangan dalam bentuk teks. Semua teksnya menggunakan Bahasa Inggris. Yang menarik, di setiap teks tersebut terdapat sebuah kode unik berupa deretan angka.

qr code
QR Code untuk mendengarkan audio

Nah jika kita malas membaca teksnya, kita bisa scan QR code yang disediakan dengan smartphone kita. Selanjutnya silakan masukkan kode unik tersebut. Nantinya, kita bisa mendengarkan teks tersebut dibacakan melalui smartphone kita. Asyik banget kan?

Modern Colony

modern colony
modern colony

Setelah keluar dari area pameran Singapore History Gallery, kami langsung naik ke lantai 2 untuk melihat area pameran lainnya. Area pameran di lantai 2 ini masih menceritakan sejarah Singapura, tetapi dibagi menjadi 4 ruang pameran yang terpisah.

Ruangan yang pertama mengambil tema "Modern Colony" yang berasal dari era 1925 - 1935. Di dalam ruangan ini kita bisa melihat berbagai pajangan busana yang dikenakan oleh orang-orang Singapura pada masa tersebut, terutama busana yang dikenakan oleh kaum wanita.

Surviving Syonan

surviving syonan

Ruangan yang selanjutnya mengambil tema "Surviving Syonan" yang berasal dari masa penjajahan Jepang. Di sini lagi-lagi kita disuguhkan dengan suasana yang mencekam, seperti suara sirine, bom, hingga dekorasi bangunan-bangunan yang runtuh.

Di sini terdapat banyak foto dan video yang menggambarkan kekejian dari tentara Jepang di masa itu. Kita juga bisa menemukan berbagai surat hingga catatan harian yang menceritakan penderitaan warga Singapura pada masa tersebut.

Growing Up

growing up
permainan
Game interaktif

Ruang pameran yang selanjutnya ini cukup menarik karena menceritakan keceriaan anak-anak pasca perang dunia kedua. Meskipun keadaan politik di masa itu sedang tidak menentu, namun anak-anak masih tetap bisa menikmati masa kecilnya dengan bahagia.

Di sini dipajang berbagai macam mainan serta foto kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak pada masa itu. Di sini juga terdapat layar interaktif yang bisa kita mainkan untuk bermain game. Game-nya sendiri adalah mencocokkan gambar-gambar mainan anak-anak di masa itu.

Voices of Singapore

culture

Yang terakhir adalah pameran bertema "Voices Of Singapore" yang berasal dari tahun 1975-1985. Ruangan ini menggambarkan budaya Singapura di masa modern yang terinspirasi dari keanekaragaman kultur masyarakatnya.

Di sini kita bisa melihat berbagai macam poster film, muscik, dan festival pada masa itu. Di sini juga terdapat miniatur kursi bioskop yang digunakan pada saat itu di Singapura. Kita juga bisa duduk di kursi tersebut sambil menikmati video yang diputar di layarnya.

Fasilitas Lain

Supermama
Toko souvenir

Selain fasilitas umum seperti toilet, National Museum of Singapore juga memiliki fasilitas lainnya berupa restoran dan toko souvenir. Restorannya sendiri ada dua, yaitu Flutes dan Food for Thought. Keduanya terletak di lantai satu museum ini.

Sedangkan untuk toko souvenirnya diberi nama Supermama dan terletak di lantai satu juga. Di toko ini terdapat berbagai souvenir seperti tas, piring, gelas, hingga perhiasan yang dibuat oleh pengrajin lokal di Singapura. Di sini juga terdapat berbagai macam buku untuk anak-anak dan dewasa.

Nah itu dia cerita jalan-jalan kami ke salah satu museum paling ikonik di Singapura ini. Dengan harga tiket hanya 100 ribuan saja, kami rasa museum ini sangat worth untuk dikunjungi. Apalagi di dalamnya kita bisa belajar sejarah Singapura dengan sangat lengkap.

Di lain waktu mungkin kami juga akan kembali ke museum ini untuk mengunjungi pameran-pameran spesialnya yang tidak sempat kami kunjungi. Nah kalau teman-teman pembaca, adakah yang sudah mengunjungi tempat wisata penuh edukasi ini juga?

Jika kamu ingin bertanya mengenai tempat yang pernah kami kunjungi, silakan tanyakan kepada kami di kolom komentar atau di Instagram @syfaganjarstory. Kami akan dengan senang hati menjawabnya ~
CERITA TERKAIT
TENTANG SYFA & GANJAR
Kami adalah pasangan suami istri yang sangat menyukai travelling dan kuliner. Di blog ini kami akan berbagi cerita mengenai perjalanan kami ketika mengunjungi berbagai tempat wisata serta mencicipi kelezatan dari berbagai jenis kuliner.

Selengkapnya tentang Syfa & Ganjar →
KOMENTAR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Syfa & Ganjar
English Version
cross