Saat mau traveling, terkadang kita bingung memilih barang apa saja yang akan dibawa. Terkadang ada barang yang tidak dibutuhkan tapi dibawa, dan ada barang yang dibutuhkan tapi malah tidak dibawa. Biasanya kita baru sadar dan menyesal saat sudah sampai di tempat tujuan.
Nah buat teman-teman yang sering mengalami hal tersebut, di artikel ini kami ingin sharing barang apa saja yang biasanya kami bawa saat traveling. Siapa tahu barang-barang ini ada yang jadi inspirasi buat teman-teman untuk membawanya juga saat traveling nanti.
Buat yang berpergian ke luar negeri, ini sih wajib banget. Soalnya colokan listrik di luar negeri itu gak semuanya sama dengan kita, ada yang gepeng, ada yang colokannya 3, ada juga yang udah mah gepeng, colokannya 3 pula. Ribet banget pokoknya.
Nah untunglah ada yang namanya travel adaptor. Dengan alat ini kita bisa bebas nyolokin kabel listrik di berbagai jenis colokan. Kita tinggal masukkin travel adaptor ke lubang listrik, terus masukkin deh kabel kita ke travel adaptornya.
Travel adaptor sendiri banyak macamnya, ada yang standar dengan berbagai tipe colokkan, ada juga yang sudah dilengkapi lubang USB dan semacamnya. Kita juga bisa membelinya dengan mudah di marketplace online.
Salah satu yang saya punya adalah travel adaptor dari Baseus. Selain punya 3 jenis colokan, travel adaptor ini juga punya 2 port USB yang sudah mendukung Quick Charge 3.0. Jadinya membantu banget buat ngecas 2 perangkat sekaligus tanpa perlu bawa masing-masing adaptornya.
Saya pernah menginap di sebuah hotel yang di kamarnya hanya ada 1 colokan listrik. Waktu itu saya menginap berdua dan kita harus ganti-gantian kalau mau ngecas. Bahkan akhirnya kita juga cabut colokan TV agar bisa digunakan buat ngecas handphone dan power bank.
Gara-gara itu akhirnya saya selalu bawa terminal listrik kalau menginap di hotel saat traveling. Saya biasanya membawa terminal listrik yang tanpa kabel biar lebih mudah dibawa. Itu lho yang dicolokin langsung ke colokan listriknya itu.
Tapi kadang saya juga membawa terminal listrik yang ada kabelnya, Enaknya kalau yang ini, kita bisa deketin terminal listriknya ke kasur atau ke tempat lain, apalagi kalo colokan listriknya posisinya agak jauh atau ada di pojokan.
Kalau ini sih udah wajib banget dibawa. Soalnya kalau lagi traveling itu kadang saya seharian jalan-jalan dan tidak ke hotel. Jadinya baterai handphone sering habis di tengah jalan apalagi kalau sering saya pakai buat foto-foto atau rekam video.
Tapi kalau mau bawa power bank ini harus hati-hati karena ada pembatasan power bank yang boleh di bawa ke pesawat. Kita cuma boleh membawa satu power bank dengan kapasitas kurang dari 160 wH. Itu pun hanya boleh dibawa ke kabin.
Nah 160 wH itu berapa sih, soalnya kita kan tahunya kapasitas power bank itu dalam satuan mAh buka wH? Silakan baca penjelasannya di artikel tentang barang-barang yang dilarang di kabin yang sudah pernah saya tulis.
Saya sendiri biasanya bawa powerbank dengan kapasitas 10.000 mAh saja. Selain boleh masuk ke kabin pesawat, power bank dengan kapasitas tersebut juga ukurannya lebih kecil dan ringan. Sejauh ini sih cukup buat ngeback-up handphone saya dan istri ketika travelling.
Barang yang tentunya gak kalah penting dan selalu kami bawa adalah alat makan. Barang ini sangat berguna kalau kami membeli makanan siap saji dari minimarket yang tidak menyediakan alat makan.
Selain itu, membawa alat makan sendiri juga tentu lebih higienis dan ramah lingkungan karena kami tidak menggunakan sendok atau garpu plastik sekali pakai. Sekarang sudah banyak kok jenis-jenis alat makan yang travel friendly dan sudah satu set berupa sendok, garpu, dan sumpit.
Selanjutnya ada plastik krep atau zipper. Kami berdua selalu membawa stok plastik seperti ini kalau sedang traveling baik itu ke luar negeri atau di dalam negeri.
Berhubung plastik krep ini hadir dalam berbagai ukuran, kami bisa menggunakannya untuk menyimpan pakaian kotor, sepatu, sandal, dan barang-barang lain agar tidak tercampur dengan barang-barang lain di koper.
Selain itu, kami juga biasa menggunakan plastik ini untuk membungkus paspor agar tidak terkena cipratan air di tas. Plastiknya fungsional kok, tidak ada salahnya untuk membawa beberapa buah sebagai stok saat traveling.
Sebagai orang asli Indonesia, kayaknya kami gak bisa lepas dari yang namanya masuk angin. Bahkan lagi traveling ke luar negeri pun kami masih tetap kena masuk angin.
Makanya tolak angin tuh wajib banget dibawa. Ini bukan endorse lho ya, tapi kalo pihak tolak angin mau endorse kami ya boleh banget.
Selain tolak angin, kami juga selalu bawa vitamin c untuk menjaga kesehatan setiap harinya. Selain itu, beberapa obat standar juga sering dibawa seperti paracetamol atau obat maag. Pokoknya harus selalu berjaga-jaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Tisu basah juga jadi barang yang selalu dibawa saat travelling, bahkan saya selalu membawanya kemana-mana. Kita bisa menggunakan tisu basah untuk membersihkan tangan, wajah, alat makan, dan permukaan-permukaan lain saat kita sedang tidak ada akses ke air dan sabun.
Selain itu, tisu basah juga berguna di negara-negara yang tidak ada ada bidet shower di toiletnya, seperti Hong Kong dan Singapura. Jelas ini berguna sekali. Kami selalu mengusahakan untuk membawa tisu basah dalam jumlah yang cukup agar tidak kerepotan saat sedang traveling.
Selanjutnya ada pulpen. Yes, pulpen. Barang ini cukup underrated untuk dibawa traveling, padahal ini sangat berguna. Barang ini bisa kamu gunakan untuk mengisi formulir atau dokumen saat di imigrasi, hotel, dan lain-lain.
Sebagai contoh, saat saya dan istri liburan ke Hong Kong, kami perlu mengisi Hong Kong Arrival Card yang kertunya masih berupa kertas dan harus ditulis manual. Jadi meski terdengar sederhana, pulpen ini selalu kami bawa saat traveling.
Awalnya kami berdua tidak suka menggunakan passport wallet, tapi pas kami coba ternyata ini berguna juga, lho. Seperti namanya, dompet ini didesain untuk menyimpan paspor.
Desainnya juga dibuat sangat spacious jadi saya dan istri gak hanya bisa menyimpan paspor, tetapi juga uang kertas dan koin, boarding pass, dan pulpen. Lumayan juga kan jadi barang-barang penting tuh gak tercecer.
Namun, perlu digarisbawahi ketika kita akan memberikan paspor ke pihak imigrasi untuk pengecekan, ambil paspornya dari dompet ya supaya proses di imigrasi lebih smooth.
Waktu pertama kali saya pergi ke luar negeri, saya langsung makan di KFC. Awalnya saya kira sausnya bakal sama kaya di Indonesia, tapi ternyata beda dong. Sausnya beda banget, gak pedas pula. Setelah itu saya baru tahu kalau saus di luar negeri tuh beda sama saus di Indonesia, meskipun di franchise yang sama.
Nah setelah kejadian itu, saya sering sekali membawa saus kalau pergi ke luar negeri. Ya gak saus botolan sih, cuma beberapa saus sachet aja.
Ini lumayan berguna banget kalau makanan yang dibeli kurang pedas atau kurang ada rasa. Soalnya kadang makanan di luar rasanya suka agak hambar gitu, kurang micin.
O iya ada satu kejadian menarik waktu saya makan di Halal Ramen Ouka di Shinjuku, Tokyo. Di sana ada pengumuman yang meminta pengunjung untuk tidak mencampurkan saus atau bubuk cabe (semacam Bon Cabe) ke dalam makanan. Pengumumannya dalam bahasa Indonesia pula.
Mungkin ternyata banyak orang Indonesia seperti saya, suka bawa saus atau bubuk cabe ketika traveling, sampai mereka bikin pengumuman seperti itu. Dan saya rasa itu cukup bijak karena kita tidak bisa menilai rasa asli makanannya jika sudah dicampur saus atau yang lainnya.
Nah itu dia daftar barang yang selalu kami bawa saat traveling, baik itu ke luar negeri ataupun di Indonesia. Kalau teman-teman pembaca ada gak sih barang unik yang juga sering dibawa saat traveling? Share sama kami di kolom komentar yuk!