Syfa & Ganjar

Tutorial Cara Naik Lift di Hotel, RS, dan Gedung Lainnya

Ditulis oleh Syfa

Menggunakan lift di hotel atau gedung bertingkat bisa jadi satu pengalaman unik sekaligus menakutkan buat orang yang baru merasakannya pertama kali. Saya pribadi tidak ingat kapan pertama kali naik lift, yang jelas sih waktu masih kecil.

Dulu saya takut banget naik lift dan harus selalu sambil meluk Ibu atau Ayah saya. Ketika naik lift, kepala saya kerasa pusing dan jantung kaya lepas gitu, makanya harus sambil meluk orang lain. Saya juga dulu gak ngerti gimana cara kerja lift dan gimana cara naiknya kalau lagi sendirian.

Daftar Isi

Cara Naik Lift

Nah, saya gak mau orang lain punya kebingungan yang sama. Itulah kenapa di artikel ini saya mau kasih tutorial naik lift untuk yang baru pertama kali dan masih asing dengan tombol-tombol di lift. Ini dia langkah-langkahnya. Simak sampai akhir ya!

1. Datang ke Depan Lift

lift

Hal pertama yang dilakukan tentu saja datang ke depan lift-nya. Di hotel besar atau gedung bertingkat lainnya, lift itu pasti ada di setiap lantai dan biasanya letaknya menyebar. Jadi bisa saja ada lebih dari satu lift dalam satu lantai.

Sebagai contoh, lift ini ada di lantai sepuluh apartemen tempat saya dan suami tinggal. Di lantai sepuluh ini ada sekitar tiga lift yang letaknya menyebar. Oh iya, setiap satu lift itu sudah 'sepaket' ada lift penumpang dan lift barang. Jadi ada sekitar enam lift di setiap lantai.

Tentu hal ini sangat memudahkan karena ketika salah satu lift sedang penuh, orang-orang yang akan naik atau turun bisa menggunakan lift yang lain. Kebayang kan kalau harus naik/turun tangga pas lagi di gedung bertingkat.

2. Pilih Jenis Lift

pilih jenis lift
Lift penumpang dan lift barang

Nah, setelah datang ke depan lift, jangan bingung kalau misalnya lift nya ada dua atau lebih... "harus naik yang mana ya?". Di hotel atau gedung bertingkat tinggi memang terkadang berejejer banyak lift yang sering membuat kita bingung harus naik yang mana.

Agar tidak salah masuk lift, silakan baca label di masing-masing lift tersebut. Biasanya label jenis lift nya terdapat di atas pintu atau di samping pintu lift. Nah berikut adalah beberapa jenis lift yang biasanya kita temui hotel ataupun gedung bertingkat lainnya:

  • Lift penumpang

Ini adalah jenis lift yang paling umum. Jika lift penumpang tidak berjejer dengan jenis lift lainnya, biasanya lift ini tidak diberikan label apapun. Nah, Jika teman-teman tidak membawa barang yang besar dan berat, maka lift penumpang adalah pilihannya.

  • Lift barang
lift barang
Barang bawaan di lift barang

Jika teman-teman membawa barang berat seperti galon, cucian baju, atau lainnya, lift barang lah yang dipilih. Lift barang ini memiliki space dan kapasitasnya jelas lebih besar dan banyak, jadi aman untuk barang berat.

Kalau kita tidak membawa barang apakah boleh menggunakan lift barang? Sebenarnya boleh-boleh saja, namun disarankan untuk menggunakan lift penumpang saja. Tujuannya agar kita tidak mengganggu atau menambah sempit lift jika ada orang lain yang membawa barang.

  • Lift khusus untuk lantai tertentu

Di beberapa gedung, terkadang ada lift yang tidak berhenti di semua lantai. Terkadang ada lift yang khusus untuk lantai ganjil atau khusus untuk lantai genap. Terkadang ada juga lift yang khusus untuk lantai tinggi dan khusus untuk lantai rendah.

Nah jika menemukan lift semacam ini, pastikan terlebih dahulu lantai yang akan kita kunjungi disinggahi oleh lift yang mana. Jika bingung memilih lift yang benar, jangan sungkan untuk bertanya ke staff atau security yang ada di gedung tersebut.

3. Tekan Tombol Naik atau Turun

tombol naik atau turun

Sudah tau mau naik lift yang mana? Jika sudah, silakan tekan tombol naik atau turun. Penting untuk kita mengetahui di mana posisi kita berada dan lantai yang ingin dituju. Kenapa? Karena tombol naik turun ini hanya ada dua dan posisinya bertumpukan. Jadi seharusnya mudah untuk menekan tombol naik atau turun.

Jika teman-teman dari atas lalu mau turun, tekan tombol dengan arah panah ke bawah seperti gambar di atas. Kalau mau ke atas, tekan tombol dengan arah panah ke atas. Pastikan tidak terbalik ya. Setelah mengetahui mau naik atau turun, tekan salah satu tombolnya lalu lihat arah panah pada indikator lift bergerak.

4. Lihat Indikator

lihat indikator
Arah panah pada lift sedang bergerak ke bawah

Nah, setelah tombol naik/turunnya dipencet, perhatikan nomor lantai dan arah panah yang bergerak. Tunggu hingga lift sampai di lantai di mana teman-teman berada lalu lihat indikator tanda panahnya. Jika kita mau ke atas dan tombol panahnya menunjuk ke atas, maka kita bisa langsung masuk karena liftnya sedang menuju ke atas.

Akan tetapi jika kita mau ke atas tapi tanda panahnya masih ke bawah, sebaiknya jangan masuk dahulu. Soalnya lift itu akan ke lantai bawah terlebih dahulu untuk mengantarkan atau menjemput penumpang yang lainnya.

Tapi kalau kita mau tetap masuk juga gak masalah sih, palingan kita dibawa ke bawah dulu terus baru naik ke atas lagi.. hehe..

5. Masuk Ke Lift

Saat pintu lift terbuka, idealnya kita harus langsung masuk karena pintu lift itu bisa terbuka dan tertutup secara otomatis. Jadi, ketika lift tidak dalam kondisi yang crowded (orang yang keluar masuknya banyak), segera masuk ke dalam.

Lalu bagaimana jika saya belum masuk tapi pintu lift akan menutup? Kalau pintu lift nya hampir menutup, teman-teman bisa pencet ulang tombol naik atau turun yang tadi. Biasanya pintu akan kembali terbuka. Sebisa mungkin jangan menahan dengan tangan, badan, atau benda lainnya karena berbahaya.

6. Tap Kartu (Opsional)

tap kartu
Tap kartu akses

Ketika sudah masuk lift, biasanya kita bisa langsung menekan nomor lantai tujuan. Namun untuk lift-lift yang ada hotel, apartemen, atau gedung bertingkat lainnya yang memerlukan keamanan mumpuni, biasanya pengunjung harus membawa access card.

Sebagai contoh, di apartemen saya ini semua penghuni dan penyewa akan diberikan access card untuk lift. Penghuni yang tinggal di lantai sepuluh akan diberikan kartu akses yang hanya bisa digunakan ke lantai sepuluh. Jadi mereka tidak bisa asal pergi ke lantai lain. Hal itu juga berlaku untuk penghuni di lantai lain.

Hal di atas juga biasanya berlaku di hotel. Beberapa hotel mengharuskan tamu yang menginap untuk tap kartu di lift ketika akan menuju lantai kamarnya. Biasanya kartunya sudah merangkap kartu untuk lift dan kartu untuk membuka pintu kamar.

Access card tersebut kemudian harus ditap atau ditempelkan ke perangkat yang bernama lift access controller. Perangkat bentuknya bermacam-macam, namun posisinya tidak akan jauh dari tombol-tombol nomor lantai. Biasanya setelah ditempelkan akan terdengar bunyi atau lampu indikator akan berubah warna.

Nah setelah itu, barulah kita menekan nomor lantai yang dituju. Itulah kenapa tap kartu di lift ini opsional karena tidak semua lift ada lift access controller. Jadi untuk lift yang ada controller tersebut, kita harus tap kartu terlebih dahulu sebelum memencet nomor lantai yang dituju.

7. Tekan Nomor Lantai Tujuan

tekan tombol nomor lantai tujuan

Seperti yang sudah saya singgung di atas, kita bisa langsung menekan tombol lantai tujuan jika tidak perlu tap kartu. Silakan tekan angka lantai tujuan dan pintu lift akan tertutup secara otomatis.

Secara teknis, semua pintu lift memang dirancang untuk menutup secara otomatis, tapi jika ingin pintunya menutup lebih cepat, kita bisa memencet tombol untuk menutup pintunya. Tombol untuk menutup pintu lift memiliki bentuk segitiga/tanda panah yang ujung lancipnya berhadapan.

8. Tunggu Sampai di Lantai Tujuan

tunggu sampai lift berhenti di lantai tujuan
Menunggu sambil megang paket dan makanan

Setelah pintu lift tertutup, lift akan langsung bergerak naik atau turun menuju ke lantai yang dituju. Silakan perhatikan indikator nomor lantai yang ada di dalam lift untuk mengetahui posisi lift kita sedang berada di lantai berapa.

Ketika posisi lift tidak crowded, biasanya kita akan cepat sampai di lantai tujuan. Tapi kalau lift sedang penuh dan orang lain menekan tombol lantai yang berbeda ketika mau naik atau turun, kita harus bersabar menunggu untuk sampai di lantai tujuan.

Ketika sedang menunggu lift sampai di lantai tujuan, biasanya saya dan suami liat-liat pengumuman yang ditempel di lift. Atau liat-liat layar iklan yang dipampang di dalamnya, biasanya ada iklan promo-promo gitu. Lumayan lah gak begitu sepi dan menakutkan kaya lagi di lift barang.

Soalnya di lift barang itu gak ada entertainment apa-apa, jadi seringnya krik-krik gitu. Biasalah saya anaknya penakut hahaha. Nah, teman-teman juga bisa melakukan hal yang sama. Di lift kan biasanya suka ada tempelan kertas promo dan semacamnya. Jadi gak boring dan perasaan takutnya bisa teralihkan.

9. Keluar dari Lift

Sampai di lantai tujuan

Nah ketika lift sudah sampai di lantai tujuan, biasanya akan ada suara indikator dan pintunya akan segera terbuka. Lagi-lagi, idealnya kita harus segera keluar agar pintunya gak keburu nutup. Akan tetapi kita juga bisa menekan tombol segitiga yang ujung lancipnya bertolak belakang untuk menahan pintunya.

Ketika mau keluar lift ini kita tidak perlu memencet tombol apa-apa, jadi bisa langsung keluar saja. Bagaimana, mudah bukan? Nah untuk kembali ke lantai semula kita hanya tinggal mengulangi langkah-langkah di atas. Selamat mencoba!

Penjelasan Tombol-Tombol Di Lift

Untuk sebagian orang, tombol-tombol yang ada di lift ini bisa jadi membingungkan. Apalagi jika bentuk tombolnya dibuat mirip. Nah, supaya gak bingung, saya mau coba untuk kasih penjelasan apa maksud dari tombol-tombol yang ada di lift.

1. Tombol Nomor Lantai

tombol angka pada lift
angka lantai

Jika kita masuk lift, di dekat pintu itu biasanya ada tombol angka-angka yang berbentuk bulat. Nah, angka-angka yang ada di tombol itu menandakan nomor lantai yang ada di sebuah gedung bertingkat dan bisa mengantarkan kita ke lantai tujuan.

Selain tombol yang berisi angka, bisanya ada juga tombol yang diberi label dengan huruf atau kombinasi huruf dan angka. Tombol tersebut bisanya merujuk kepada lantai tertentu yang tidak diberi label angka. Nah berikut adalah beberapa kombinasi huruf dan angka yang biasa digunakan:

  • G, GF, dan 0

Huruf G pada tombol lift berarti Ground atau Ground Floor (GF) yang berarti lantai dasar atau lantai yang sejajar dengan tanah. Lantai dasar ini berbeda dengan lantai 1 (satu). Dalam beberapa kondisi, GF/G ini biasanya diganti angka 0 (nol) di Eropa.

  • LG

LG berarti Lower Ground atau lantai bawah tanah yang posisinya ada di bawah lantai dasar (G, GF, atau 0). Lantai bawah tanah ini jumlahnya bisa lebih dari satu tetapi tidak boleh lebih dari lima. Untuk menentukan urutannya biasanya ditambahkan angka di belakangnya seperti LG1, LG2, dan lainnya.

  • UG

UG berarti Upper Ground atau lantai yang berada di atas lantai dasar. Jadi posisi Upper Ground ini satu tingkat di atas lantai dasar (GF). Sama seperti LG, UG juga jumlahnya bisa lebih dari satu tetapi tidak boleh lebih dari dua (jadi hanya UG1 dan UG2).

Masih agak bingung? Oke, jadi kalau diposisikan di gedung bertingkat, urutannya dimulai dari yang paling bawah—LG, GF, UG, 1, 2, 3.

2. Tombol Buka Tutup Pintu

tombol buka tutup lift

Di bawah tombol angka-angka tadi, ada lagi dua tombol berbeda. Tombol ini biasanya berbentuk segitiga atau tanda panah. Tanda panah yang sudutnya berhadapan itu berarti tombol untuk menutup pintu lift. Sedangkan, tanda panah yang sudutnya berlawanan itu tombol untuk membuka pintu lift.

Jadi ketika kita mau menutup atau membuka pintu lift, kita bisa menggunakan tombol-tombol tersebut. Memang sekilas membingungkan sih, tapi kalau simbol di tombolnya diperhatikan baik-baik gak akan sulit kok.

3. Tombol Emergency

tombol emergency lift
tombol emergency

Di setiap lift pasti ada tombol emergency yang posisinya ada di dekat tombol-tombol angka tadi. Tombol darurat ini bisa digunakan ketika ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di lift. Seperti lift yang tiba-tiba mati atau lift menandakan tanda bahaya lainnya.

Ketika lift macet atau tiba-tiba mati, kita bisa menekan tombol lonceng dan berbicara melalui lubang interkom. Kelihatan kan ada bagian yang berbentuk dots di atas tombol lonceng? Nah itu lubang interkomnya. Nanti akan ada petugas yang memberikan kita petunjuk ke lift yang kita gunakan.

Etika Saat di Dalam Lift

Meskipun terdengar sangat sepele, tetapi mengetahui dan mematuhi etika saat di dalam lift sangatlah penting. Hal ini dilakukan demi kenyamanan setiap orang yang menggunakan lift agar tidak ada satu pihak pun yang dirugikan.

1. Utamakan Yang Keluar

Sepertinya hal ini masih sulit dilakukan ya. Etikanya, ketika pintu lift terbuka dan kita melihat ada banyak orang yang mau keluar, utamakan mereka yang akan keluar dulu. Hal ini dilakukan agar yang masuk dan keluar tidak saling berebut jalan.

Selain itu, ketika menunggu yang sedang keluar, usahan untuk menunggu di samping pintu lift, bukan di depannya. Jika takut pintunya tertutup, silakan tekan tombol panah ke atas ataupun ke bawah sambil menunggunya.

2. Jika Penuh Jangan Masuk

Aturan nomor dua ini mungkin lebih seperti unwritten rule, atau pasti semua orang tau. Tapi faktanya, masih ada beberapa orang yang memaksa ingin masuk meski lift sudah dalam keadaan penuh. Normalnya, kapasitas di lift penumpang maupun di lift barang itu 20 orang (atau 1350 kg).

Jadi ada baiknya kita mematuhi aturan yang sudah dibuat. Jika ada lift yang terlihat crowded atau penuh, lebih baik kita menunggu lift di kloter selanjutnya saja. Toh biar sama-sama nyaman juga kan.

3. Jangan Membawa Barang Besar ke Lift Biasa

di dalam lift

Hal ini sempat saya singgung juga di atas bahwa sebaiknya kita tidak membawa barang yang besar dan berat ke lift biasa/penumpang. Kenapa? Karena lift barang itu materialnya kokoh karena mengacu pada bobot. Di mana lift tersebut mampu menampung barang yang berat sekaligus orang yang membawanya.

Sedangkan, lift penumpang atau lift service itu dibuat untuk mengangkut orang dari atas ke bawah atau sebaliknya. Lift ini dirancang dengan bentuk dan kegunaan yang disesuaikan sama penggunanya, seperti di hotel, gedung perkantoran, universitas, apartemen, dll. Jadi kalau untuk angkut-angkut barang berat jelas tidak bisa.

4. Tekan Tombol Lantai Bergiliran

Ketika dalam satu lift itu lagi penuh, cobalah untuk menekan tombol angka lantai di lift secara bergiliran. Hal ini dilakukan untuk kenyamanan semua pengguna lift, jadi gak ada yang baku hantam di dalam. Toh kalau kita dapet giliran terakhir mencet tombol juga tetep gak bakal ketinggalan kok, kan liftnya bisa balik lagi.

5. Tahan Pintu Jika Ada Yang Mau Masuk

Nah, kalau kebetulan kita udah di dalam lift duluan dan ada yang mau menghampiri, tahan pintu lift agar orang tersebut bisa masuk. Kita bisa memencet tombol untuk menahan lift yang tanda panahnya berlawanan.

Tapi ketika lift dalam keadaan penuh jangan menahan pintu lebih dari 15-20 detik hanya untuk menunggu teman kita yang masih jauh ya. Lebih baik kita naik atau turun duluan saja agar orang lain yang sudah di dalam lift tidak ikut menunggu juga.

6. Jangan Berisik

Sepertinya hal ini sudah common dalam hal apapun--gak hanya pas naik lift. Dalam ruangan yang notabene sempit dan sedikit udara untuk bernafas seperti lift, kayanya bakal sebel ya kalau ada yang berisik gak jelas.

Termasuk yang sedang terima telfon tapi suaranya gak dijaga, sampai-sampai seisi lift tau pembicaraan mereka apa. Nah, jangan sampai seperti ini ya. Kalau memang ada telfon, lebih baik menunggu hingga kita keluar lift. Lagian di dalem lift biasanya minim sinyal gak sih?

7. Jangan Menatap Orang Lain

Jika melakukan kontak mata, tersenyum, atau sekadar menyapa saat masuk lift itu masih wajar. Tetapi jika di dalam lift kita terus-terusan ngeliatin orang lain juga tidak baik ya, karena hal itu bisa bikin orang lain canggung.

Jadi kalau sudah menekan tombol angka, berputarlah, pindah ke belakang, dan arahkan mata ke depan lift. Hal tersebut bisa dilakukan untuk menghormati privasi diri sendiri dan orang lain juga di ruang publik.

8. Bergiliran Saat Keluar

Mungkin poin terakhir ini agak sedikit serba salah ya. Kalau nunggu giliran nanti pintu liftnya keburu nutup, tapi kalau buru-buru juga nanti malah nabrak.

Jadi cukup keluar lift dengan cepat namun tertib. Jika memang ada yang menghalangi kita di depan, cukup katakan "permisi". Jangan sampai kita menyikut atau menabrak orang lain.

FAQ (Pertanyaan Umum)

Nah itulah langkah-langkah mudah cara menggunakan lift beserta etikanya. Sekarang, saya juga ingin menjawab beberapa pertanyaan yang sering diajukan berkaitan dengan penggunaan lift ini.

  • Kenapa di lift ada kaca?

    Kaca yang ada di lift dirancang untuk mendistraksi orang-orang dari ketakutan akan ruangan yang sempit dan tertutup (claustrophobia). Menggunakan lift dari bawah ke atas atau sebaliknya, di dalam ruangan kecil, dapat memancing ketakutan beberapa orang akan lift yang misalnya tiba-tiba macet lalu jatuh.

    Dengan adanya kaca, orang-orang yang ada di lift bisa melihat dirinya sendiri dan bisa sekadar merapihkan baju atau rambut. Dengan begitu, rasa takut mereka bisa teralihkan. Selain alasan tersebut, kaca di lift juga bisa digunakan untuk melihat keadaan sekitar—ekspresi wajah orang lain dan tangan mereka.

    Jadi kejadian semacam pencurian atau pelecehan seksual bisa diminimalisasi dengan adanya cermin. Yang terakhir, kaca di dalam lift bisa membantu orang yang menggunakan kursi roda, yang mungkin kesulitan untuk memutar kursinya setelah naik lift dan harus keluar sambil menghadap ke belakang. Jadi, cermin dapat mencegah kecelakaan.

  • Kenapa penamaan lantai di Mall tidak pakai angka semua?

    Hal ini dilakukan karena Mall atau pusat perbelanjaan itu ideal tingginya hanya 6 lantai. Biasanya pengunjung akan langsung merasa malas jika melihat alamat toko yang ingin dikunjungi itu berada di lantai 6 atau lebih tinggi lagi.

    Jadi cara menyiasatinya adalah dengan menggunakan istilah LG, GF, UG baru angka 1, 2, 3. Dengan begitu, sebuah pusat perbelanjaan tidak terkesan sangat tinggi.

  • Kenapa di lift tidak ada angka 4 dan 13?

    Angka empat dalam sistem penulisan (writing system) karakter Cina berarti 'shi' atau kematian. Dianggap angka sial dan angka yang membawa keburukan, maka setiap lantai di lift, hotel, atau apartemen tidak ada angka empat dan angka yang mengandung angka 4 seperti 14, 24, dan seterusnya.

    Sedangkan untuk angka 13 biasanya dianggap sebagai angka sial oleh beberapa orang. Maka dari itu, angka 13 juga jarang digunakan di gedung-gedung bertingkat. Sebagai ganti angka 4 dan 13, biasanya gedung-gedung menggunakan angka 3A, 12A, atau bahkan langsung loncat ke angka selanjutnya.

Kategori:
Tag:
Jika kamu ingin bertanya mengenai tempat yang pernah kami kunjungi, silakan tanyakan kepada kami di kolom komentar atau di Instagram @syfaganjarstory. Kami akan dengan senang hati menjawabnya ~
CERITA TERKAIT
TENTANG SYFA & GANJAR
Kami adalah pasangan suami istri yang sangat menyukai travelling dan kuliner. Di blog ini kami akan berbagi cerita mengenai perjalanan kami ketika mengunjungi berbagai tempat wisata serta mencicipi kelezatan dari berbagai jenis kuliner.

Selengkapnya tentang Syfa & Ganjar →
KOMENTAR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Syfa & Ganjar
English Version
cross