Apa sih istimewanya sebuah warung nasi yang hanya menyediakan menu telur dadar dan sayur lodeh? Itulah pertanyaan yang ada di benak saya ketika membaca informasi mengenai Warung Kopi Klotok, sebuah tempat makan yang sangat populer di Yogyakarta.
Pertanyaan itu akhirnya terjawab tuntas ketika saya bersama istri dan keluarga mengunjungi langsung Warung Kopi Klotok ini. Ya, dalam rangka liburan keluarga kali ini, kami mengunjungi tempat yang konon selalu ramai dikunjungi orang-orang ini.
Lantas kenapa tempat ini begitu terkenal dan selalu ramai dikunjungi oleh pembeli? Apa saja makanan yang dijualnya? Kalau penasaran, mari simak cerita jalan-jalan kami ke Warung Kopi Klotok berikut ini.
Warung Kopi Klotok berlokasi di Jalan Kaliurang KM 16. Lokasinya ini tidak jauh dari kampus Universitas Islam Indonesia (UII). Tempatnya tidak berada di pinggir jalan. Kita harus masuk terlebih dahulu melewati gang kecil sebelum tiba di tempatnya.
Tidak ada bangunan besar seperti rumah makan atau restoran mewah. Di sini kita hanya akan menemukan beberapa rumah tradisional yang terbuat dari kayu. Di dekatnya juga terdapat hamparan sawah yang masih hijau dan menyegarkan mata.
Sesampainya di tempat ini kami langsung diarahkan untuk menuju ke parkiran. Tempat parkir di sini sangat luas, bisa menampung banyak motor ataupun mobil. Semua area parkirnya ini tidak diaspal atau dicor, jadi masih benar-benar alami hanya beralaskan tanah saja.
Saat menuju ke tempat makan, kami begitu terkejut melihat antriannya yang sangat panjang. Mungkin ada sekitar 50 orang yang mengantri saat itu. Kami ke sini sekitar pukul 13 siang, jadi cukup wajar jika banyak orang yang ingin makan siang di sini.
Warung Kopi Klotok menggunakan sistem prasmanan. Artinya, kita harus mengambil makanan terlebih dahulu sebelum menempati meja atau tikar lesehan yang disediakan. Jadi kita memang harus mengantri karena tidak bisa memesan makanan langsung dari meja makan.
Kita bisa makan di meja makan ataupun di tikar lesehan. Untuk meja makannya terdapat di bagian dalam dan di bagian belakang yang dekat dengan sawah. Sedangkan untuk tikar lesehan semuanya ada di bagian belakang. Silakan pilih area di belakang ini jika ingin makan sambil menikmati pemandangan sawahnya.
Suasana di dalam Warung Kopi Klotok sendiri sangatlah tradisional, mulai dari meja makan, alat makan, hingga ornamen-ornamen yang ada di dindingnya. Di beberapa area dindingnya juga terdapat testimoni dari tokoh-tokoh terkenal di Indonesia.
Kami mengantri di sini sekitar setengah jam sebelum mendapatkan giliran untuk mengambil nasi dan lauknya. Saat kami mengantri juga sempat turun hujan deras sehingga semua antrian dimasukkan ke dalam ruangan. Pokoknya benar-benar deh perjuangannya buat makan di sini.
Saat mendapat giliran, kami langsung mengambil nasi beserta lauk yang tersedia di sini yaitu telur kripsi, lodeh terong, lodeh kluwih, lodeh tempe lombok ijo, sop, tempe garit, tahu bacem, dan sambel dadak. Untuk sego megono, ayam goreng, dan pindang goreng sepertinya saat itu sedang habis.
Untuk cemilannya, di Warung Kopi Klotok ini tersedia jadah goreng dan pisang goreng. Kita tinggal bilang saja ke pelayannya jika ingin memesan cemilan tersebut. O iya di meja tempat makan juga sudah disediakan toples berisi cemilan yang bisa dinikmati secara gratis.
Minuman favorit di sini tentu saja kopi klotoknya. Jika tidak suka ngopi, di sini juga tersedia teh tawar, teh manis, jeruk, wedang jahe, dan teh tubruk. Di sini juga terdapat aneka macam krupuk yang bisa kita pilih untuk melengkapi makanan kita.
Harga makanan dan minuman di Warung Kopi Klotok ini sangatlah murah, bahkan hampir semuanya di bawah 10 ribu. Yang menarik, kita bisa mengambil sepuasnya nasi putih dan sayur lodeh dengan harga Rp 13.500 saja. Wah ini sih idaman anak kost banget ya!
Kalau merasa jago bikin sambel, di sini kita juga bisa bikin sambal sendiri lho. Di dekat meja tempat kami makan terdapat sebuah meja yang menyediakan alat dan bahan untuk membuat sambal seperti cobek, cabe merah, bawang merah, bawang putih, tomat, dan lainnya.
Saat kami mendapat giliran untuk mengambil makanan, menu yang tersedia sebenarnya sudah tidak begitu lengkap. Beberapa sayur lodehnya juga sudah hampir habis. Tapi tidak apa-apa, yang penting kami bisa mencoba meskipun tidak terlalu banyak.
Ini adalah menu yang saya ambil, yaitu nasi beserta campuran aneka sayur lodeh plus tahu bacem dan sambel dadak. Untuk sayur lodehnya ini enak banget, rasanya manis dan gurih seperti sayur khas jawa pada biasanya. Potongan cabe di sayurnya juga sedikit memberi rasa pedas di setiap suapannya.
Selanjutnya ada telur dadar krispi yang ukurannya cukup besar. Telur ini mirip seperti talua barendo yang sering kita temui di rumah makan padang. Telur krispi ini sepertinya tidak menggunakan banyak garam karena tidak begitu terasa asin. Telur ini cocok dimakan bersamaan dengan sambal dadaknya.
Untuk sambal dadaknya sendiri didominasi oleh cabe merah sehingga rasanya tidak terlalu pedas. Rasanya lebih cenderung ke pedas manis. Kalau mau lebih pedas, silakan tambahkan saja cabe domba yang ada di tempat pembuatan sambal.
Sedangkan untuk tahu bacemnya juga enak, teksturnya lembut dan rasanya manis seperti tahu bacem pada umumnya. Semua lauknya ini benar-benar kombinasi yang tepat untuk sepiring sayur lodeh yang saya makan.
Saya tidak pernah berekspektasi tinggi terhadap sebuah es teh manis. Rasanya ya pasti begitu-begitu saja. Tapi semuanya berubah saat saya mencoba es teh manis dari Warung Kopi Klotok ini. Masya Allah.. rasanya ini adalah es teh manis terenak yang pernah saya coba.
Es teh manisnya ini sangat wangi, saya belum pernah mencoba teh sewangi ini. Selain itu, rasa tehnya juga sangat enak, tidak terlalu pahit dan juga tidak terlalu manis. Sepertinya gula yang digunakan memang tidak terlalu banyak sehingga rasa manisnya tidak begitu mendominasi.
Melihat pengunjung lain banyak yang memesan pisang goreng, kami pun tidak mau kalah dan ikut memesannya juga. Pisang gorengnya ini tidak dipesan satuan, melainkan porsian. Dalam satu porsinya ini terdapat 5 buah pisang goreng.
Pisang gorengnya ini juga sangat enak. manisnya terasa sangat legit karena menggunakan pisang yang sudah matang sehingga manisnya juga berasal dari pisangnya, bukan dari tepungnya saja. Pisang goreng ini sangat renyah dan nikmat jika dimakan pada saat masih hangat.
Setelah menghabiskan semua makanan, kami kemudian membayar semuanya di kasir. Pegawai yang ada di kasir akan menanyakan apa saja makanan yang dimakan. Ya, ternyata makanan yang kami pesan tidak ada yang mencatat satu pun dan kita harus menyebutkannya di kasir.
Menurut saya ini sebenarnya cukup riskan karena bisa saja ada orang yang tidak jujur atau bahkan tidak bayar sama sekali. Tapi sepertinya pemilik Warung Kopi Klotok ini sudah yakin kalau rezeki itu di tangan tuhan, jadi tidak perlu khawatir jika ada orang bandel seperti itu.
Sebelum pulang, kami sempat mampir ke sebuah warung kecil yang ada di dekat tempat parkir. Warung itu menjual jadah tempe yang merupakan makanan khas Sleman. Sayangnya, waktu itu jadah tempenya sudah habis sehingga kami tidak bisa membelinya untuk oleh-oleh.
Nah itulah cerita makan siang kami di Warung Kopi Klotok. Buat saya, memakan sepiring nasi plus es teh manis di sini terasa sangat nikmat sekali. Kombinasi antara perut yang sudah keroncongan, kehujanan, hingga antri setengah jam membuat makanan ini terasa sangat istimewa.
Terlepas dari semua itu, tempat makan ini memang sangat layak untuk dikunjungi. Selain makanannya yang enak, harganya pun sangat murah. Suasana tradisional dan pesawahannya juga semakin melengkapi daya tarik dari tempat ini.
Kebahagiaan itu terkadang memang datang dari kesederhanaan dan perasaan cukup, bukan dari kemewahan apalagi kerakusan.
