Sega lengko atau nasi lengko adalah makanan sederhana yang berasal dari daerah Cirebon, Jawa Barat. Makanan ini terdiri dari nasi, potongan tempe, potongan tahu, tauge, dan daun kucai. Semua bahan tersebut kemudian disiram dengan bumbu kacang dan kecap manis.
Nasi lengko sangat digemari karena harganya yang murah dan rasanya juga enak. Selain itu, makanan ini juga bisa menjadi opsi makanan untuk para vegetarian karena semua bahannya menggunakan sumber nabati.
Menurut sejarahnya, nasi lengko ini pertama kali muncul pada masa awal kemerdekaan Indonesia. Pada masa itu kondisi perekonomian rakyat Indonesia tidak begitu bagus. Mereka harus bisa menyiasati keuangan mereka agar tetap bisa bertahan hidup.
Salah satu cara yang dilakukan masyarakat Cirebon pada waktu itu adalah dengan mengkonsumsi nasi yang dicampur lauk seadanya. Lauk yang digunakannya ini diambil dari bahan-bahan yang murah dan mudah didapat seperti tahu, tempe, tauge, mentimun, dan kecap manis.
Meskipun dibuat dari bahan-bahan yang sederhana, namun nasi lengko ini rasanya cukup enak dan juga memiliki kandungan gizi yang bagus. Maka dari itu meskipun kondisi ekonomi sudah membaik, orang-orang masih tetap mengkonsumsinya hingga saat ini.
Penamaan nasi lengko ini sangat berkaitan erat dengan sejarahnya. Istilah "lengko" ini diambil dari kata "langka" yang berarti jarang atau sedikit. Istilah ini merujuk kepada jumlah lauk yang digunakan di nasi lengko yang sangat sedikit karena kesulitan ekonomi pada masa itu.
Ada juga yang mengatakan jika kata "lengko" di sini merujuk pada kata "lekoh" yang berarti kental dan kaya rasa. Hal ini merujuk kepada bumbu kacang pada nasi lengko yang memang cukup kental apalagi jika sudah dicampur dan diaduk dengan nasi dan lauknya.
Namun istilah ini kami rasa terlalu dipaksakan mengingat kata lekoh lebih banyak dipakai oleh masyarakat Sunda sedangkan di Cirebon mayoritas masyarakatnya berbahasa Jawa Pantura. Jadi sangat jarang menggunakan istilah "lekoh".
Selain itu ada juga yang mengatakan jika lengko adalah singkatan dari "lengkap dan ekonomis". Dari semua teori tersebut, rasanya lebih masuk akal cerita yang pertama karena berkaitan erat dengan sejarahnya di mana lengko ini dibuat pada saat Indonesia dilanda kesulitan ekonomi.
Meskipun pada awalnya menjadi hidangan yang sederhana dan murah meriah, namun seiring berjalannya waktu, nasi lengko mulai mendapatkan banyak perkembangan. Hal ini tidak lepas dari semakin populernya nasi lengko sehingga semakin menjangkau banyak wilayah dan konsumen.
Saat ini sangat lazim sekali menemukan penjual nasi lengko yang menawarkan tambahan lauk tambahan disamping lauk yang sudah ada. Lauk tambahan yang paling populer di antaranya adalah telur dadar, telur ceplok, sate ayam, dan sate kambing.
Selain itu, penyajian nasi lengko di beberapa wilayah juga mengalami sedikit modifikasi. Di Indramayu misalnya, nasi lengko disajikan tanpa menggunakan daun kucai. Di Brebes dan Tegal, nasi lengko disajikan dengan kerupuk mie, bukan dengan kerupuk aci putih. Sedangkan di Majalengka, ada beberapa penjual nasi lengko yang mengganti nasinya dengan lontong.
Sangat mudah sekali untuk menemukan penjual nasi lengko jika kita sedang berada di Cirebon. Beberapa penjual nasi lengko yang cukup populer di Cirebon di antaranya adalah Nasi Lengko H. Barno, Nasi Lengko Bahagia, dan Nasi Lengko HM Sadi.