Banyak yang bilang kalau Bandung tidak pernah kehabisan ide tentang makanan. Setiap hari selalu ada tempat makan baru yang muncul, baik itu tempat makan dessert, bakso, coffee shop, dan yang lainnya.
Namun, di antara semua tempat baru tersebut, ada satu tempat yang selalu menjadi tujuan favorit, baik bagi orang Bandung asli maupun wisatawan dari luar kota, yaitu Warung Kopi Imah Babaturan.
Nah, di artikel ini, kami akan mengulas warung kopi tersebut. Siapa tau di antara kamu ada yang belum pernah ke sini dan ingin merasakan pengalaman menikmati kopi dan makanan rumahan yang autentik di Bandung.
Imah Babaturan, dalam bahasa Sunda berarti "rumah teman," sesuai dengan konsep yang diusung oleh pemiliknya. Awalnya, pemilik warung ini sering memasak dalam jumlah besar dan mengundang teman-temannya untuk makan bersama.
Dari sinilah ide untuk membuka warung ini muncul. Jadi seperti "memindahkan" tempat nongkrong bersama teman-teman, sekaligus menjadi bisnis kuliner.
Lokasi pertama warung makan Imah Babaturan berada di Jl. Kebon Bibit No.3, Tamansari, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung. Tempatnya memang tidak terlalu besar, dan lahan parkirnya cukup terbatas.
Bagi pengunjung yang membawa mobil, terutama saat weekend, mungkin akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan tempat parkir. Nah, sebagai solusi, kamu bisa parkir di Balubur Town Square (Baltos) Mall Bandung.
Pengunjung yang parkir di sana dapat menikmati free minuman apapun di warung Imah Babaturan dengan menunjukkan bukti tiket parkir.
Meskipun ukuran warung cabang Kebon Bibit ini tidak besar, suasananya sangat hangat dan sederhana, membuat pengunjung merasa seperti berada di rumah teman sendiri.
Lokasi kedua dari Warung Imah Babaturan terletak di Jl. Tamansari No.51A, Kec. Coblong, Kota Bandung. Tempat ini jauh lebih besar dan luas dengan fasilitas parkir yang memadai.
Warung yang kedua ini baru dibuka beberapa bulan yang lalu, jadinya ada alternatif deh kalau warung pertama penuh. Meskipun begitu, Warung Imah Babaturan selalu ramai pengunjung baik pada hari biasa maupun akhir pekan. Cool!
Oh iya, Warung Imah Babaturan buka setiap hari dari jam 07:00 - 22:00. Kamu juga gak perlu khawatir untuk urusan ibadah, karena baik di lokasi Taman Sari dan Kebon Bibit, dua-duanya tersedia mushola yang bersih dan nyaman.
Menu yang disajikan di Imah Babaturan bukanlah menu khas Sunda per se, melainkan lebih kepada masakan rumahan yang akrab di lidah.
Menu makanan berat di sini antara lain Tongseng Kambing, Tongseng Sapi, Tongseng Ayam Kampung, Gulai Sapi, Gulai Ayam, Gulai Kambing, dan Cumi Cabe Ijo yang jadi primadonanya!
Selain makanan berat, mereka juga menawarkan menu kopi yang klasik dan tidak aneh-aneh seperti Kopi Tubruk, Kopi Mandor, Kopi Susu Panas, Es Kopi Susu, Es Kopi Hitam, dan Es Latte.
Minum kopi tentu tidak lengkap tanpa cemilan, dan di sini tersedia berbagai pilihan seperti Tempe Mendoan, Bala-Bala Sambal Kacang, Bihun Sambal Kacang, serta Pisang, Singkong, dan Ubi yang bisa digoreng atau direbus.
Oh iya, menu-menu yang ramah anak juga ada kok di sini, ada Sop Ayam Kampung, Soto Ayam, dan Nasi Goreng yang dilengkapi telur dan ayam kampung suir.
Menu-menu di Imah Babaturan ini bisa disebut sebagai "comfort food" yang sederhana namun sangat dekat dengan suasana rumah.
Yang lebih istimewa lagi, mereka punya Menu Mingguan, di mana ada sekitar empat sampai lima jenis menu yang berganti-ganti setiap hari Jumat tiap minggunya.
Menurut saya, ini pendekatan yang unik sih. Jadi, pengunjung akan dibuat penasaran dengan menu mingguan apa yang bakal muncul minggu depan, gak akan bosen juga jadinya.
Ketika saya dan suami ke sana, kebetulan dua dari lima menu mingguannya adalah kesukaan kami berdua! Ini dia yang kami pesan:
Nah, ini dia yang jadi favorit saya, Nasi Bakar Cumi Asin! isinya berupa nasi gurih yang di dalamnya terdapat potongan cumi asin, dibungkus dengan daun pisang, lalu dibakar.
Bumbu cuminya gurih, dengan potongan cabe merah, satu buah cabe gendot hijau, dan pete. Rasanya enak dan tidak terlalu pedas, jika kurang pedas, cabenya bisa dipotong sendiri dan dimakan bersama nasi.
Jadi dia bukan tipe cumi dengan bumbu medok dengan bumbu cabai merah atau hijau, lebih seperti bumbu kecap biasa karena ada warna cokelatnya. Tapi karena kesederhanaannya itulah ini nasi bakar cumi jadi enak.
Awalnya saya takut menu ini akan gak cocok di lidah karena ada petenya, eh tapi ternyata enak-enak aja. Rasanya balanced, bau petenya gak overpowered keseluruhan rasa. Porsinya juga banyak, jadi udah pasti mengenyangkan.
Sebagai pelengkap, disajikan tahu goreng yang dibalut tepung dan tempe mendoan. Lengkap!
Yang ini giliran favorit suami, yaitu Nasi Bebek! Bebeknya ini dibumbui ala Madura; bebek bumbu hitam atau "ireng". Tekstur bebeknya empuk, jadi gampang digigit.
Bau amisnya juga tidak mengganggu, pasti yang masaknya jago nih, soalnya kalau salah mengolah pasti bebeknya masih tercium bau amis.
Bumbu irengnya juga mantap, rempah-rempah seperti ketumbar, lengkuas, sereh, lada, dan yang lainnya menambah cita rasa bumbu ireng ini.
Selain itu, Nasi Bebek ada pelengkap seperti bala-bala (bakwan) dan telur dadar. Fun fact, saya suka banget telur dadarnya Imah Babaturan. Kalau bikin sendiri di rumah rasanya beda, lho? Kenapa ya?
Anyway, menurut saya, Warung Kopi Imah Babaturan ini cocok buat dipake nongkrong sama temen-temen, makan bareng keluarga besar, atau ngopi-ngopi santai sambil nyemil.
Makanan-makanannya juga bisa disantap sebagai sarapan, makan siang (tentunya), makan malam, atau snack sore. Jadi gak ada istilah makanan A cuma bisa dimakan siang hari atau malam hari.
A littile tip, kalau mau ke sini dengan santai, bisa datang pagi-pagi pas warungnya baru buka karena semua menu mereka ready sejak jam 7 pagi.
Itulah pengalaman kami saat berkunjung dan mencoba makanan-makanan di Warung Kopi Imah Babaturan. Jadi, buat kamu yang belum ke sini, mau pesen apa?