Setiap kali saya dan suami pergi keluar, pasti kita nemu setidaknya satu tempat makan baru di Bandung. Jadi ceritanya…. di satu Minggu pagi, saya dan suami memutuskan untuk jalan dari daerah Apartemen kita (di daerah Sudirman) sampai ke Braga.
Sesampainya di Jalan Braga, kita berencana mau cari sarapan aja di pinggiran jalannya, tapi kemudian saya ngeliat satu toko kue yang tempatnya tepat berada di sebelah Kopi Toko Djawa.
Saya pikir ini kayanya baru, soalnya dulu di sebelah Kopi Toko Djawa itu The Sugarush, jadilah kita memutuskan untuk masuk aja.
Namanya adalah Toko Kue Lakker. Alamat lengkapnya ada di Jl. Braga No.83. Lokasinya tepat berada di sebelah Kopi Toko Djawa. Bahkan ada connecting door yang menghubungkan dua toko ini sehingga kita bisa masuk ke Kopi Toko Djawa tanpa keluar terlebih dahulu.
Di sebelah kiri dari toko ini ada Sweet Cantina yang menjual berbagai macam es krim. Sedangkan di seberangnya ada restoran yang sangat legendaris di Braga yaitu Braga Permai. Toko kue ini buka dari jam 07.00 sampai 20.00, buat yang sering bingung cari sarapan, barangkali Lakker bisa jadi pilihan.
Saat masuk ke area toko, kita langsung disuguhkan dengan suasana tempat yang terkesan jadul karena kayanya gak ada bagian bangunan yang diubah atau diganti. Pokoknya khas bangunan Braga banget. Di bagian paling atas temboknya juga ada ilustrasi dan sejarah bagaimana Toko Kue Lakker ini berdiri.
Kita bisa melihat aneka jajanan pasar yang dipajang di etalase terbuka. Etalasenya terdiri dari 3 jajaran tray yang panjang, dan masing-masing diisi oleh aneka makanan yang dibagi antara yang manis dan asin. Duh jajanan pasar tuh comfort food banget gak sih?
Selain itu, di atas etalasenya ada deskripsi setiap makanan yang dijual, mulai dari asal-usulnya hingga bahan pembuatannya. Jadi gak usah bingung dan bertanya-tanya “Gemblong itu apa ya?” misalnya, karena kita bisa baca deskripsinya.
Jajanan pasar di sini harganya mulai dari 4.500 rupiah, dan harganya itu tercantum di setiap tray makanannya. Jadi kita bisa mengira-ngira total harga dari yang kita beli sebelum ke kasir (biar gak kalap guys).
Pengunjung yang datang dikasih fasilitas baki dan food tongs atau penjepit makanan. Fasilitas tersebut disimpan di sebelah tray, jadi kita bisa langsung ambil baki dan pilih makanannya.
Selain jajanan pasar, Toko Kue Lakker juga menyediakan aneka cake dan snack kering seperti singkong crispy, rangginang ebi, tempe goreng, dan lainnya. Berbagai snack kering tersebut cocok banget buat dibawa pulang.
Kalau haus, di sini juga ada aneka minuman yang dipajang di kulkas seperti jus, susu, dan yoghurt. Selain minuman tersebut, ada juga minuman lainnya seperti teh dan kopi yang bisa kalian pesan langsung ke staff yang ada di sana ya!
Oh iya, di area belakang Toko Lakker juga ada beberapa meja dan tempat duduk. Kalau kita mau makan langsung jajanannya di tempat, kita bisa makan di area tersebut. Kebayang kan nikmatnya makan jajanan tradisional sambil nyeruput teh hangat?
Setelah melihat-lihat etalasenya, saya dan suami langsung berburu jajanannya yang berujung kalap karena pengen beli semuanya. Saya pilih cilok, onigiri, siomay bandung, dan baso goreng, kalau suami pilih bacang dan jajajan pasar Bandung yang manis-manis.
Setelah makanannya dipilih, saya langsung antri dan bayar di kasir. Pembayarannya bisa menggunakan cash dan QRIS, untuk debit mereka belum menyediakan (setidaknya saat kita ke sana).
Toko Kue Lakker mengemas makanannya menggunakan dus yang tersedia dalam ukuran kecil, sedang, dan besar. Desain dusnya pun sangat klasik dan jadul—berupa dus putih dan tulisan serta gambar berwarna merah.
**Update**
Setelah beberapa bulan dari kunjungan pertama, kami kembali mengunjungi Toko Kue Lakker ini. Pada kunjungan kali ini, kami kembali membeli beberapa jajanan pasar beserta 2 jajanan yang agak besar, yaitu Nasi Ayam Bali dan Es Pisang Ijo. Berikut impresi kami untuk 2 makanan tersebut:
Nasi Ayam Bali ini konsepnya sama seperti nasi jinggo yang banyak dijual di Bali. Nasi ini dibungkus dengan menggunakan daun pisang. Ukurannya juga tidak terlalu besar. Untuk memudahkan dalam memakannya, kita juga diberi satu sendok plastik.
Di dalamnya sendiri terdapat nasi, ayam suwir, mie, tempe orek, telur, dan sambal. Untuk rasanya sendiri sangat enak apalagi lauknya beraneka ragam. Namun karena ukurannya yang kecil, nasi ini lebih cocok untuk sarapan. Kalau mau makan besar mungkin harus membeli lebih dari satu bungkus.
Selanjutnya kami juga membeli pisang ijo yang dibungkus dalam kemasan boks plastik. Di dalam satu boksnya terdapat pisang ijo, bubur sumsum, potongan kacang, meises coklat, sirop, dan susu kental manis. Pisang ijo ini ada yang versi sudah dinginnya, kita bisa mengambilnya di kulkas.
Untuk ukuran pisangnya lumayan besar. Tapi pisangnya ini belum dipotong-potong jadi kita harus memotongnya sendiri. Sedangkan untuk bubur sumsumnya juga lembut dan porsinya banyak. Jadi lumayan kenyang kalau makan ini.
Hanya saja kami merasa pisang ijo ini terlalu manis jika dicampur dengan sirop, susu kental manis, dan meisesnya sekaligus. Apalagi tidak ada tambahan air santan yang diberikan. Jadi kalau tidak mau kemanisan, mungkin cukup gunakan sedikit saja pemanis tambahannya tersebut.
Saat kita sudah selesai, saya dan suami juga mampir dulu ke Kopi Toko Djawa untuk beli es kopi dan cold-pressed juice, untuk teman-teman yang belum baca ulasan kami di sana, silakan klik tautannya ya!
Selesai beli kopi, kita langsung menyantap makanan dan kopi kita di kursi-kursi yang tersedia di pinggir Jalan Braga. Udah kaya turis banget gak sih?
Overall, jajanan yang ada di Toko Kue Lakker ini enak-enak dan harganya juga terjangkau. Untuk pilihannya sih memang tidak sebanyak di toko kue Sari-Sari. Namun, lokasinya yang sangat strategis jelas menjadi keunggulan dari Toko Kue Lakker ini.
Untuk kalian yang mau merasakan pengalaman yang sama, yuk kunjungi toko kuenya dan kasih tau kita kalian suka atau engga dengan komen di artikel ini ya. Sampai ketemu di jalan-jalan selanjutnya!