Selain Lemper, Arem-Arem, dan Semar Mendem yang kelihatannya mirip-mirip, ternyata masih banyak lagi jajanan pasar yang tampilannya serupa tapi tak sama. Salah satunya adalah Pastel dan Panada yang akan saya bahas di artikel kali ini.
Meski dari segi tampilan sangat mirip, ternyata ada beberapa perbedaan yang signifikan lho dari bahan-bahan pembuatan dan asal usulnya. Nah, buat teman-teman yang ingin tahu lebih lanjut, simak artikel ini sampai akhir ya!
Panada adalah makanan tradisional yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara, Indonesia. Nama "Panada" mungkin berasal dari kata "paon" atau "pan" yang berarti roti atau adonan dalam bahasa setempat. Sedangkan untuk Pastel, saya tidak terlalu yakin ini asalnya dari mana.
Namun, dari informasi yang saya dapatkan, kata "pastel" sejatinya berasal dari bahasa Portugis yang berarti "adonan". Hal ini menunjukkan pengaruh kolonial Portugis dalam makanan ini, yang kemungkinan masuk ke Indonesia melalui perdagangan dan ekspansi.
Jika kita merujuk pada sejarahnya, meskipun memiliki akar Portugis, Pastel telah banyak dimodifikasi sehingga bisa mengikuti selera lokal dan tersebar di banyak daerah di Indonesia.
Dari segi bahan, Pastel dan Panada menggunakan bahan-bahan yang (hampir) sama untuk kulit luarnya. Panada dan Pastel sama-sama menggunakan tepung terigu, margarin, dan telur sebagai bahan utamanya.
Namun, lebih spesifik, 'kulit luar' Panada biasanya menggunakan tepung terigu protein tinggi, ragi, dan santan hangat sebagai bahan pelengkap. Ragi dapat memberikan tekstur adonan yang mengembang dan harum seperti roti yang khas. Itulah mengapa tekstur Panada mirip dengan roti ketika digigit.
Untuk isiannya, Panada menggunakan ikan cakalang atau ikan tongkol yang disuir-suir dan rasanya pedas. Namun, dalam dunia kuliner, inovasi dan modifikasi bisa dilakukan. Untuk beberapa orang yang tidak suka aroma ikan, mereka mengganti ikan dengan ayam suir bahkan sosis ayam sebagai isiannya.
Sedangkan, bahan-bahan untuk Pastel itu lebih sederhana (seperti yang sudah singgung di atas). Hanya perlu tambahan garam dan air, kita sudah bisa membuat adonan luar Pastel. Sebagai isiannya, Pastel biasanya menggunakan bihun yang dicampur dengan wortel dan bawang daun.
Proses pembuatan Pastel dan Panada juga tidak jauh berbeda. Isian dari masing-masing makanan tersebut harus ditumis dulu dengan bumbu-bumbu halus lainnya sampai matang.
Setelah adonannya berhasil dibuat dan siap untuk diisi, isian Panada dan Pastel bisa dimasukkan lalu dicetak dengan cetakan Pastel atau bisa 'dikepang' secara manual agar isiannya tidak amburadul saat digoreng.
Seperti yang sudah saya bahas di atas, tampilan keduanya sangat mirip karena ada aksen "kepang" di bagian kulitnya. Desain kepang tersebut dipakai untuk menyiasati isian Panada dan Pastel biar gak keluar-keluar saat digoreng.
Keduanya memiliki bentuk yang sama, yaitu setengah lingkaran. Namun, kulit pastel lebih tipis dan renyah ketika digigit. Sedangkan, Panada teksturnya lebih mirip seperti roti goreng, jadi tidak kress kress seperti Pastel karena ada ragi yang digunakan untuk Panada.
Tekstur Pastel yang lembut dan renyah serta isian bihun sayur yang gurih merupakan perpaduan yang pas untuk ngemil. Ukurannya yang tidak terlalu besar juga bisa cukup mengganjal perut tanpa terkesan terlalu begah.
Nah, kalau kalian lebih suka cemilan yang ada nuansa pedas, apalagi kalau kalian suka ikan cakalang, tentu Panada jawabannya! "roti" goreng dengan isian asin pedas udah pasti gak salah.
Gimana nih? Kalian tim Pastel atau Panada? Kasih tau kami di kolom komentar ya! Oh iya, kalau kalian ketinggalan artikel jajanan pasar, boleh cek artikel di bawah ini ya: