Syfa & Ganjar

Serunya Pengalaman Naik Bus dari Singapura ke Melaka

Ditulis oleh Ganjar

Ada banyak cara yang bisa kita gunakan untuk menyebrang dari Singapura ke negara tetangganya, Malaysia. Sebelumnya kami pernah naik pesawat ke Kuala Lumpur dan naik kereta ke Johor Bahru. Nah, kali ini kami ingin mencoba untuk naik bus ke Melaka.

Melaka merupakan salah satu kota yang memang ingin kami kunjungi sejak lama. Selain kaya akan peninggalan sejarah, kota tersebut juga memiliki banyak pilihan kuliner lezat yang membuat kami penasaran ingin mencobanya.

Kami memilih untuk naik bus karena itu adalah moda transportasi terbaik dan paling efisien untuk menuju Melaka dari Singapura. Lantas, bagaimana pengalaman kami selama perjalanan menuju ke Melaka tersebut? Simak artikel ini sampai habis ya!

Memesan Tiket Bus

Busonlineticket
Booking Confirmation from Busonlineticketcom

Langkah pertama yang kami lakukan tentu saja memesan tiket bus. Saat ini pemesanan tiket bus bisa dilakukan secara online sehingga kita tidak perlu datang ke agen tiketnya. Website dan aplikasi yang menyediakan layanan pemesan tiket ini juga cukup banyak.

Dari sekian banyak website dan aplikasi tersebut, kami memilih untuk membelinya dari BusOnlineTicket.com. Pasalnya website tersebut memiliki banyak pilihan bus untuk pergi ke Melaka dan kota-kota lainnya di Malaysia.

Selain bus, mereka juga menyediakan layanan pemesanan tiket kereta dan ferry ke berbagai pelabuhan yang ada di Singapura, Malaysia, Indonesia, dan Thailand. Jadi hanya dalam satu website saja kita bisa membeli berbagai macam tiket untuk perjalanan kita.

Kami sendiri membeli tiket bus ke Melaka menggunakan bus dari Luxury Coach. Proses pemesanannya juga sangat mudah. Kami hanya perlu mengisi data diri saat memesannya. Setelah melakukan pembayaran, tiketnya kemudian dikirimkan melalui email.

Menuju ke Tempat Pick Up Bus

naik bus melaka

Bus yang kami pesan berangkat dari Serangoon NEX MRT Station Exit E pada pukul 9.00 pagi. Karena tidak mau terlambat, kami sampai ke lokasi tersebut pada pukul 8.00 pagi. Sebagai patokan, setelah sampai di Stasiun MRT Serangoon, silakan langsung ikuti petunjuk ke arah Exit E.

Saat sudah keluar di Exit E, kami sempat bingung karena di sana tidak ada informasi apapun mengenai bus yang akan kami gunakan. Di sana kami hanya melihat halte bus dan tempat pick up taksi beserta orang yang berlalu lalang keluar masuk stasiun MRT.


Baca Juga:

Akhirnya kami menunggu saja di depan exit tersebut sambil memperhatikan bus yang lewat karena kebetulan kami sudah melihat tampilan dari bus Luxury Coach yang akan kami naiki. Kemudian pada pukul 8.30, lewatlah bus tersebut di depan kita.

Ternyata bus tersebut tidak berhenti di halte bus atau di tempat pick up taksi, melainkan di area kosong di bawah jembatan penyebrangan. Jika kamu keluar dari Exit E, maka kamu tinggal berjalan ke sebelah kiri sampai melewati jembatan penyebrangan.

Naik ke Dalam Bus

interior bus melaka
Interior bus
pijakan kaki bus melaka
Leg room dan pijakan kaki

Setelah busnya berhenti kami langsung mendatangi bus tersebut. Sang supir bus kemudian menanyakan nama kami sambil melihat kertas catatan yang dibawanya. Setelah menyesuaikan identitasnya dengan paspor, kami kemudian dipersilahkan untuk masuk.

Karena kami membawa koper, sebelum masuk kami menaruh koper terlebih dahulu di bagasi yang ada di samping bus. Oh iya, kami juga diberikan sticker bertuliskan "Luxury Coach" yang harus ditempel di baju selama perjalanan. Mungkin agar si supir lebih mudah untuk mengenali penumpangnya kali yaa.

Di dalam bus kami harus duduk sesuai dengan nomor yang tertera di tiket. Interiornya cukup mewah dengan formasi tempat duduk 2+1. Di setiap kursi sudah disediakan colokan USB, gantungan tas, dan juga wadah untuk menaruh botol minum.

Kursinya juga cukup lega dengan leg room yang juga sangat luas. Agar tidak pegal selama perjalanan, kaki kita juga bisa kita tempatkan di pijakan kursi yang ada di depan dan menurunkan senderan kursinya ke posisi yang lebih nyaman.

Sebelum berangkat, supir membagikan botol minum terlebih dahulu sambil memeriksa penumpang yang ada di dalam. Setelah semuanya aman, bus kami kemudian langsung berangkat lagi. Artinya, bus ini berangkat 30 menit lebih cepat dari jadwal seharusnya.

Melewati Imigrasi Singapura

tuas checkpoint
Bus menunggu di pintu keluar imigrasi

Setelah berangkat, bus yang kami gunakan ini kemudian berhenti dua kali lagi untuk menaikkan penumpang di lokasi pick up yang sudah ditentukan. Yang pertama berada di Harbourfront Center dan yang kedua berada di Stasiun MRT Boon Lay.

Setelah menjemput semua penumpang, bus langsung berangkat lagi menuju ke imigrasi Singapura. Imigrasi yang kami gunakan kali ini adalah Tuas Checkpoint bukan Woodlands Checkpoint seperti yang kami gunakan saat menyebrang ke Johor Bahru.

Untuk proses imigrasi ini kami hanya perlu membawa paspor saja. Prosesnya sendiri berlangsung cukup cepat karena semuanya sudah menggunakan sistem autogate. Kami hanya perlu memindai paspor dan mengabil foto saja di mesin autogate tersebut.

Setelah keluar dari gedung imigrasi, kami langsung menuju kembali ke bus yang sudah menunggu di parkiran bus yang ada di dekat pintu keluar imigrasi. Setelah semua penumpang lengkap, kami langsung berangat kembali menuju ke imigrasi Malaysia.

Melewati Imigrasi Malaysia

pemandu wisata
Pemandu wisata
perkebunan sawit
Perkebunan sawit

Kurang lebih 10 menit perjalanan dari Tuas Checkpoint kami tiba di imigrasi Malaysia yang berada di Kompleks Sulta Abu Bakar. Selain paspor, di sini kami harus membawa semua barang yang ada di bus termasuk koper yang ada di bagasi.

Oh iya sebelum melewati imigrasi Malaysia kita diharuskan untuk mengisi MDAC (Malaysia Digital Arrival Card) terlebih dahulu. Kami sendiri sudah mengisinya dari sehari sebelumnya sehingga tidak perlu lagi repot untuk mengisinya di gedung imigrasi ini.

Proses imigrasinya masih menggunakan loket manual. Kami juga sempat ditanya oleh petugas mengenai kota tujuan dan durasi tinggal di Malaysia. Setelah melewati imigrasi, kami harus melewati pengecekan keamanan dan bea cukai untuk semua barang yang kami bawa.

Setelah semua proses tersebut selesai, kami langsung menuju kembali ke bus yang terparkir tidak jauh dari pintu keluarnya. Karena sudah berada di Malaysia, fasilitas Wi-Fi gratis yang ada di dalam bus juga sudah bisa digunakan.

Setelah semua penumpang lengkap, bus kemudian berjalan lagi. Kali ini, sang supir sudah ditemani dengan seorang pemandu atau travel guide. Sang pemandu ini sebenarnya hanya memperkenalkan diri dan mengecek data penumpang saja sebelum kemudian duduk lagi di kursinya.

Perjalanan bus ini semuanya melewati jalan tol. Pemandangannya cukup bagus meskipun kebanyakan didominasi oleh perkebunan sawit. Sekitar pukul 12.00 siang, bus kemudian mampir ke rest area yang bernama Ming Ang Express Bus Stop.

Transit di Rest Area Ming Ang

ming ang
Suasana di rest area
makanan ming ang
Makanan yang kami pesan

Rest area ini tampaknya memang menjadi tempat berhenti dari berbagai bus. Selain bus kami, banyak berjejer bus dari PO lainnya yang berhenti di sini. Kami diberikan waktu selama 30 menit untuk beristirahat, makan, atau pergi ke toilet di rest area ini.

Area di dalamnya cukup besar, terdapat banyak meja dan kursi yang bisa digunakan untuk makan atau sekadar beristirahat. Di sini terdapat banyak pilihan kedai makanan dan minuman. Selain itu, terdapat juga toko oleh-oleh, mushola, dan toilet gratis.

Kami sendiri memilih untuk makan di salah satu kedai yang menjual Hot Plate. Menu yang kami pesan namanya Sizzling Mushroom CHicken. Sistemnya mirip seperti hawker di Singapura di mana kita harus membawa makanannya sendiri ke meja.

Oh iya sebelum membawa makanan ke meja, kita harus bayar terlebih dahulu di kasirnya. Jadi semua kedai makanan di sini menggunakan satu kasir yang sama. Pembayarannya hanya bisa menggunakan uang cash, jadi pastikan kita sudah punya uang Ringgit Malaysia sebelum jajan di sini.

Setelah 30 menit, kami mendengar pengumuman jika bus kami akan segera berangkat. Oleh karena itu, kami beserta penumpang lainnya langsung masuk kembali ke dalam bus. Oh iya, penumpan juga tidak diperbolehkan untuk membawa makanan yang dibeli ke dalam bus.

Menuju ke Melaka

bus hatten hotel
Tempat drop off di Hatten Hotel

Setelah beranjak dari rest area, bus kami kembali masuk ke jalan tol dan langsung menuju ke arah Melaka. Perjalanannya kurang lebih ditempuh selama 2 jam dari rest area tersebut. Lagi-lagi, sepanjang perjalanan kami disuguhi oleh lebatnya perkebunan kelapa sawit.

Bus kemudian keluar dari jalan tol di exit tol Jasin. Nah, setelah keluar dari tol, barulah sang pemandu wisata bangun dari tempat duduknya. Ia kemudian mulai menceritakan berbagai hal mengenai Kota Melaka, mulai dari sejarah hingga tempat-tempat menariknya.

Adanya pemandu wisata ini menurut kami sangat berguna terutama bagi penumpang yang baru pertama kali datang ke Melaka. Semua penjelasannya menggunakan Bahasa Inggris, namun bahasanya cukup mudah dimengerti kok.

Setelah tiba di Kota Melaka, bus kami kemudian berhenti di Hatten Hotel. Lokasinya sebenarnya tidak tepat di Hatten Hotelnya, tetapi agak ke belakang sedikit di dekat Mahkota Medical Center dan Estadia Hotel.

snack bus melaka

Kami kemudian turun di pemberhentian ini. Sebelum turun, sang pemandu wisata memberikan kami snack berupa biskuit coklat dan jus apel. Tak lupa kami juga mengambil koper yang tersimpan di dalam bagasi bus.

Setelah kami turun dan beberapa penumpang lainnya turun, bus kemudian berangkat lagi untuk melanjutkan perjalanan ke pemberhentian selanjutnya yang ada di Casa Del Rio Hotel. Total perjalanan kami dari Singapura ke Melaka adalah sekitar 5 jam 30 menit.

So far kami sangat puas dengan perjalanan ke Melaka ini, mulai dari pemesanan tiketnya hingga pelayanan dari kru di dalam busnya. Tiket bus yang kami beli ini seharga SGD 38 per orang dan menurut kami harga tersebut sangat setimpal dengan pengalaman yang kami dapatkan.

Kategori: ,
Tag:
Jika kamu ingin bertanya mengenai tempat yang pernah kami kunjungi, silakan tanyakan kepada kami di Tiktok, Instagram, atau Twitter/X. Kami akan dengan senang hati menjawabnya ~
CERITA TERKAIT
TENTANG SYFA & GANJAR
Kami adalah pasangan suami istri yang sangat menyukai travelling dan kuliner. Di blog ini kami akan berbagi cerita mengenai perjalanan kami ketika mengunjungi berbagai tempat wisata serta mencicipi kelezatan dari berbagai jenis kuliner.

Selengkapnya tentang Syfa & Ganjar →
KOMENTAR
Syfa & Ganjar
English Version
cross