Salah satu kota yang wajib dikunjungi ketika berlibur ke Jepang adalah Tokyo! Sebagai ibu kota dari negara Sakura ini, tentu ada banyak sekali yang bisa dieksplor, terutama buat yang baru pertama kali ke Jepang sih.
Namun, seperti halnya berlibur ke kota besar lainnya, salah satu hal terpenting yang perlu dipersiapkan adalah akomodasi. Menemukan hotel yang nyaman, strategis, dan terjangkau tentu menjadi prioritas utama untuk para travelers.
Nah, di artikel ini, saya ingin berbagi pengalaman menginap di salah satu hotel di distrik Toshima, Tokyo. Semoga bisa membantu kalian yang lagi nyari penginapan di sini. Stay tuned!
Hotel MYSTAYS Higashi Ikebukuro berada di 4 Chome-39-13, Higashiikebukuro, Toshima City, Tokyo. Walaupun tidak berada tepat di tengah kota Tokyo, lokasi hotel ini tetap strategis dan memberikan akses yang mudah ke dua stasiun subway, yaitu Otsuka Station dan Ikebukuro Station.
Jika kamu tiba dari Narita Airport (seperti kami) dan ingin menuju ke sini, kamu bisa menggunakan kereta Skyliner, kereta cepat yang menghubungkan Narita Airport ke stasiun-stasiun penting di Tokyo.
Dari Narita, kamu bisa naik Narita SkyLiner menuju Keisei Ueno Station, yang merupakan salah satu pemberhentian terakhir kereta ini.
Waktu tempuhnya hanya sekitar 40-45 menit. Sesampainya di Ueno, naiklah JR Yamanote Line menuju Otsuka Station. Hotel MYSTAYS Higashi Ikebukuro hanya berjarak sekitar 10 menit berjalan kaki dari Otsuka Station.
Hotel ini juga dekat dengan Sunshine City Shopping and Entertainment Complex, yang hanya berjarak sekitar delapan menit berjalan kaki dari hotel.
Buat kamu yang tertarik naik Tram yang saya bahas di atas, hotel ini juga dekat dengan jalur Tokyo Sakura Tram (Toden Arakawa Line) yang legendaris, salah satu dari dua jalur tram yang masih beroperasi di Tokyo.
Saya melakukan pemesanan kamar melalui situs resmi hotelnya dengan harga ¥36,400 untuk empat malam. Proses bookingnya mudah, dan harga yang ditawarkan terasa sepadan dengan fasilitas yang kami dapatkan selama menginap di sini.
Untuk ukuran hotel bintang tiga, hotel ini punya fasilitas yang, buat kami, sangat memuaskan. Pertama-tama, tentu saja ada area resepsionis yang suasananya tenang, terang, terlihat luas, dan juga nyaman.
Staf hotel juga ramah dan bisa berbahasa Inggris, memudahkan para tamu internasional yang tidak bisa berbahasa Jepang (seperti saya).
Di dekat resepsionis, ada vending machine minuman untuk para tamu yang ingin membeli minuman dengan cepat dan praktis.
Terakhir, fasilitas yang kami suka dan sangat membantu adalah laundry room! Sepertinya ini memang common sih di hotel di Jepang.
Ruang laundry-nya cukup besar dengan enam mesin cuci, tiga mesin pengering, serta vending machine yang menjual detergen dan pewangi pakaian.
Petunjuk penggunaan mesin cucinya ada dalam bahasa Inggris, walaupun beberapa instruksi harus saya terjemahkan manual sih pake Google Lens. But overall, this facility is very helpful!
Jenis kamar yang kami pesan adalah Superior Semi Double (15 m²) - Non-Smoking Rooms. Ukurannya memang tidak terlalu besar, malah bisa dibilang kecil lah, tapi 'anehnya', ukuran kamar segini ternyata fasilitasnya banyak.
Kami dapat satu semi double bed yang ukurannya kira-kira 122cm x 195cm. Selain itu, terdapat fasilitas yang memang umumnya ada di hotel bintang 3, seperti televisi, pengering rambut, teko listrik, gelas dan Teh, dan kulkas mini.
Fasilitas lain yang, menurut saya, umumnya hanya ada di hotel Jepang adalah kimono, microwave, lampu dinding, air purifier, dan beberapa pilihan adapters.
Fasilitas yang tentunya kami suka dan sangat bermanfaat adalah microwave. Seperti yang kita tau, Jepang itu terkenal akan konbini yang makanannya unik dan lengkap, dan mostly frozen.
Meskipun di konbininya ada microwave, saya dan suami lebih nyaman menghangatkan makanan di kamar hotel, jadi tentu microwave ini sangat helpful.
Selanjutnya, ada wall-mounted lamp atau lampu dinding yang katanya memang biasa disediakan di hotel-hotel di Jepang karena Jepang adalah negara rawan gempa. Jadi tamu bisa mencabut lampu tersebut untuk dibawa jika bencana terjadi.
AC di kamar hotel Jepang juga bisa diatur untuk menjadi dingin dan panas, jadi bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Saat musim dingin misalnya, orang Jepang bisa menghangatkan ruangan dengan fitur yang ada di AC tersebut. Kami juga sempat nyoba karena waktu itu Jepang lagi hujan dan dingin banget seharian.
Terakhir, terdapat adaptor dan kabel yang berfungsi untuk menghubungkan berbagai konektor ke perangkat serta menyesuaikan voltase selama pengisian daya atau pengoperasian perangkat, seperti handphone, alat vacuum pakaian, dan sebagainya.
Ukuran kamar mandi di kamar ini sangat compact, tapi tetap tersedia bathub, khasnya kamar mandi Jepang. Orang Jepang katanya suka berendam, jadi bathub adalah salah satu hal yang pasti ada di kamar mandinya orang sana.
Amenities-nya lengkap, ada sabun mandi, sabun cuci tangan, shampoo, dan conditioner dengan botol terpisah. Selain itu, ada dua bungkus dental kit serta satu roll tisu toilet.
Oh iya, sekadar info, hotel-hotel di Jepang itu jarang ada petugas yang bersih-bersih kamar tamu dan mengganti amenities yang habis setiap harinya.
Jika tamu ingin mendapatkan fasilitas bersih-bersih, biasanya ada biaya lagi yang harus dikeluarkan. Kalau untuk urusan amenities yang habis, tamu bisa mengambilnya sendiri di area resepsionis. Saya dan suami juga setiap harinya jadinya beres-beres sendiri hehehe, tapi gak masalah sih.
Menginap di Hotel MYSTAYS Higashi Ikebukuro ini ternyata nyaman! Sepertinya hotel ini cocok untuk para wisatawan yang mencari akomodasi terjangkau dengan lokasi strategis.
Meskipun tidak berada di pusat kota, akses mudah ke stasiun subway dan dekat dengan kompleks perbelanjaan serta hiburan bisa jadi daya tarik tertentu.
Fasilitasnya super lengkap juga. Kalau ada fasilitas lain yang kamu butuhkan tapi gak ada di kamar (seperti setrika), kamu bisa meminjamnya secara langsung ke resepsionis.
Dengan fasilitas-fasilitas yang ada, menurut kamu worth it gak untuk hotel bintang 3 dengan harga 800 ribuan per malamnya?