Bandara Soekarno-Hatta merupakan salah satu bandara utama di Indonesia yang melayani wilayah Jakarta dan sekitarnya. Bandara ini sering kali disebut dengan berbagai macam sebutan seperti Soetta, Bandara Cengkareng, hingga CGK.
Nah untuk sebutan CGK sendiri, kata tersebut mungkin cukup sering kita lihat di tiket pesawat, boarding pass, hingga layar informasi di bandara. Lantas, kenapa Bandara Soekarno-Hatta tersebut sering disebut sebagai CGK?
CGK merupakan kode bandara IATA (International Air Transport Association) dari Bandara Soekarno-Hatta. Kode bandara IATA sendiri adalah kode yang terdiri dari tiga huruf dan digunakan untuk mengidentifikasi bandara di seluruh dunia.
Kode ini ditetapkan oleh IATA dan digunakan dalam semua industri penerbangan komersial, termasuk tiket pesawat, bagasi, dan boarding pass. Kode ini biasanya diambil dari nama lokasi atau kota terdekat dengan bandara.
Dalam kasus Bandara Soekarno-Hatta, kode "CGK" berasal dari nama Cengkareng, yang merupakan kawasan di mana bandara tersebut dibangun pada waktu itu. Namun sekarang, Bandara Soekarno-Hatta sudah masuk ke wilayah Tangerang sedangkan Cengkareng masuk ke wilayah Jakarta.
Meskipun bandara ini sekarang secara resmi terletak di Tangerang, kode CGK tetap digunakan hingga saat ini. Pasalnya, perubahan kode IATA memerlukan prosedur yang tidak mudah sehingga nama CGK tetap dipertahankan.
Mungkin banyak yang bertanya kenapa Bandara Soekarno-Hatta tidak menggunakan kode JKT agar mudah dikenali sebagai bandara utama bagi Kota Jakarta. Namun ternyata, kode JKT sudah pernah digunakan oleh bandara lainnya.
Ya, Bandara Kemayoran di Jakarta pernah menggunakan kode JKT ketika masih beroperasi sebagai bandara utama Jakarta sebelum ditutup pada tahun 1985. Pada saat itu, Bandara Kemayoran merupakan bandara internasional utama di Jakarta, dan kode JKT merujuk pada bandara tersebut.
Setelah Bandara Soekarno-Hatta dibuka dan menggantikan Kemayoran sebagai bandara internasional utama, kode JKT kemudian tidak digunakan untuk kode bandara tetapi digunakan untuk mewakili kode Kota Jakarta secara keseluruhan.
Oleh karena itu, bandara-bandara yang berada di wilayah Jakarta tetap menggunakan kode spesifik, seperti CGK untuk Bandara Soekarno-Hatta dan HLP untuk Bandara Halim Perdanakusuma.
Sebenarnya kode IATA bisa dialihkan atau digunakan kembali jika bandara lama ditutup dan digantikan oleh bandara baru di kota yang sama atau di dekatnya. Namun, pemerintah memutuskan untuk tidak mengambil opsi tersebut.
Contohnya, setelah Bandara Kai Tak di Hong Kong ditutup pada tahun 1998, kode IATA HKG yang sebelumnya digunakan oleh Bandara Kai Tak dialihkan ke Bandara Internasional Hong Kong yang baru.
Nah, itu dia sejarah beserta alasan kenapa akhirnya Bandara Soekarno-Hatta sering disebut sebagai CGK. Sekarang kamu tidak perlu bingung lagi jika mendengar atau melihat istilah CGK karena kode tersebut pasti merujuk ke Bandara Soekarno-Hatta.