Tahu gejrot adalah makanan yang berasal dari kawasan Cirebon. Tahu gejrot terdiri dari tahu goreng yang dipotong kecil-kecil kemudian diberi bumbu berupa cabai, bawang putih, bawang merah, dan kuah khusus yang terbuat dari gula merah dan asam jawa.
Tahu yang digunakan adalah tahu khusus untuk tahu gejrot, bukan tahu putih, tahu kuning, ataupun tahu sumedang meskipun bentuknya mirip. Tahunya ini mirip seperti tahu pong atau tahu gembos, tapi sudah difermentasi sehingga memiliki bau yang unik.
Baunya yang unik dan khas ini terkadang kurang disukai oleh beberapa orang. Bahkan, ada yang mengatakan jika aromanya mirip seperti tahu busuk atau kotoran binatang. Padahal aroma tersebut adalah hasil fermentasi, bukan karena tahunya sudah busuk atau kadaluarsa.
Itulah kenapa banyak pedagang tahu gejrot di luar Cirebon yang kemudian mengganti tahunya dengan tahu biasa yang tidak berbau.
Awal mula tahu gejrot bermula dari pabrik-pabrik tahu milik pengusaha keturunan Tionghoa di wilayah Jatiseeng Cirebon. Banyak pabrik tahu yang beroperasi di wilayah tersebut di masa awal kemerdekaan. Namun pada tahun 1950an banyak pabrik yang berhenti beroperasi.
Para penduduk lokal yang menjadi buruh di berbagai pabrik tersebut akhirnya harus kehilangan mata pencahariannya. Tidak habis akal, mereka kemudian membuat pabrik tahu sendiri berbekal pengalaman yang mereka dapatkan semasa menjadi buruh di pabrik tahu sebelumnya.
Nah, tahu-tahu yang diproduksi oleh pabrik tersebut kemudian banyak yang diolah dan dijual menjadi jajanan baru yang bernama tahu gejrot. Karena mudah dibuat dan bahan-bahannya pun sangat sederhana, tahu gejrot ini kemudian semakin terkenal dan menyebar ke berbagai wilayah lainnya.
Penamaan tahu gejrot ini berasal dari proses pembuatannya. Saat membuat tahu gejrot, si penjualnya pertama-tama akan mengulek atau menghaluskan cabai, bawang merah, dan bawang putih. Selanjutnya, si penjual akan menyiramkan kuah yang sudah disiapkan sebelumnya dari dalam botol.
Karena lubang botolnya kecil, maka si penjual harus menghentak-hentakan botolnya agar kuahnya keluar, persisi seperti ketika kita menuangkan saus dari botol. Nah, proses menyiramkan kuah ini menimbulkan bunyi “jrot-jrot” dari botolnya sehingga akhirnya makanan ini diberi nama tahu gejrot.
Karena sudah menyebar ke banyak wilayah, saat ini tahu gejrot yang dijual sudah banyak perubahan dari versi aslinya yang ada di Cirebon. Bahkan terkadang perubahan bahan dan bumbu yang digunakan membuatnya tidak lagi menghasilkan rasa yang otentik seperti di tempat asalnya.
Nah agar kita bisa mencicipi tahu gejrot dengan rasa aslinya, maka sebaiknya kita harus mengetahui terlebih dahulu apa ciri khas dari tahu gejrot yang biasa dijual di Cirebon. Berikut adalah beberapa ciri khas tahu gejrot asli Cirebon:
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, tahu yang digunakan oleh tahu gejrot adalah tahu khusus yang banyak dibuat di pabrik tahu sekitar Desa Jatiseeng Cirebon. Tahu ini bentuknya mirip tahu gembos atau tahu pong, tapi sudah direndam selama berjam-jam sehingga terjadi proses fermentasi.
Proses fermentasi tersebut menghasilkan aroma yang sangat khas. Aromanya agak berbau busuk namun tidak terlalu menyengat. Selain itu, tahu ini juga dapat menyerap air dengan sangat baik sehingga bisa menyerap kuah tahu gejrot dengan sangat baik.
Jika tidak suka dengan tahu yang berbau tersebut, beberapa pabrik di Cirebon juga ada yang memproduksi tahu untuk tahu gejrot yang tidak berbau. Tahu tersebut juga tetap bisa menyerap air kuah tahu gejrot dengan sangat baik.
Nah apabila ada penjual tahu gejrot menggunakan tahu sumedang, tahu putih, atau jenis tahu lainnya, maka dipastikan kita tidak akan mendapatkan mengalaman mencicipi tahu gejrot seperti yang aslinya. Pasalnya, kunci tahu gekrot itu terdapat di tahunya yang harus bisa menyerap air dan lebih afdol lagi kalau beraroma fermentasi.
Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini penyajian tahu gejrot sudah banyak berubah dari yang aslinya. Saat ini sudah banyak penjual tahu gejrot yang menyajikannya dengan menggunakan piring kaca, mangkuk, wadah plastik, styrofoam, dan berbagai wadah lainnya.
Tahu gejrot yang asli disajikan dengan menggunakan piring kecil yang terbuat dari tanah liat atau gerabah. Piring ini juga biasanya digunakan juga sebagai tempat menghaluskan bumbunya. Jadi setelah bumbunya dihaluskan, tahunya akan diletakan dan disajikan di piring yang sama.
Meskipun mungkin tidak terlalu berpengaruh terhadap rasa, namun ada esensi yang hilang ketika memakan tahu gejrot bukan dari piring gerabah. Kenikmatannya terasa kurang sempurna jika tidak memakannya langsung di piring tersebut.
Memakan tahu gejrot yang asli tidak menggunakan garpu, sendok, ataupun peralatan makan modern lainnya. Tahu gejrot biasanya dimakan dengan menggunakan biting alias lidi. Kita hanya tinggal menusuk tahunya, merendamnya ke dalam kuah, lalu langsung menyantapnya ke dalam mulut.
Beberapa penjual tahu gejrot ada yang sudah tidak menggunakan biting tapi menggantinya dengan garpu kecil. Garpu kecil ini sangat khas karena memiliki gagang berbentuk jagung dan biasanya hanya digunakan oleh para penjual tahu gejrot.
Tidak sulit menemukan penjual tahu gejrot yang enak di kota Cirebon karena rasanya pun tidak jauh berbeda. Namun jika ingin mencoba salah satu penjual tahu gejrot yang cukup legendari bisa mengunjunginya di Pasar Kanoman Cirebon, tepatnya di depan Toko Manisan Sinta.