Cirebon, kota yang kaya akan warisan kuliner, menawarkan berbagai hidangan yang menggugah selera. Dua di antaranya yang tak pernah luput dari incaran wisatawan adalah nasi lengko dan nasi jamblang.
Meskipun keduanya berbahan dasar nasi, terdapat perbedaan signifikan pada lauk-pauk dan cara penyajiannya. Nah, agar kamu tidak saat memilihnya, mari kita telusuri beberapa perbedaan antara kedua hidangan khas Cirebon ini.
Nasi lengko dan nasi jamblang memiliki sejarah unik yang mencerminkan kekayaan budaya daerah ini. Keduanya berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Namun, nasi lengko juga merupakan hidangan khas Tegal dan sekitarnya. Sejarah penciptaan keduanya pun berbeda.
Nasi lengko, yang juga dikenal dengan sega lengko, berasal dari kata "langka" yang berarti "jarang" atau "sedikit". Nama ini mencerminkan kesederhanaan hidangan ini yang hanya terdiri dari nasi dan beberapa sayuran.
Konon, nasi lengko muncul pada masa-masa sulit pasca perang, di mana masyarakat hanya mampu makan nasi dengan lauk seadanya. Nasi lengko populer di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah, khususnya di daerah Cirebon, Indramayu, Brebes, dan Tegal.
Sementara itu, nasi jamblang, atau sega jamblang, dinamai berdasarkan sebuah desa di Cirebon. Hidangan ini dipercaya berasal dari masa kolonial Belanda, ketika banyak penduduk Cirebon dipekerjakan untuk membangun jalan raya Anyer-Panarukan.
Para pekerja ini seringkali kesulitan mendapatkan makanan segar untuk sarapan karena harus berangkat pagi-pagi sekali. Masyarakat Jamblang kemudian menemukan solusi dengan membungkus nasi dengan daun jati agar tahan lama dan tetap segar.
Uniknya, nasi jamblang yang dibungkus daun jati ini dapat bertahan hingga tiga hari. Metode pengawetan ini tidak hanya menjadi solusi praktis, tetapi juga berperan penting selama masa perang karena dapat mencegah kekurangan makanan bagi pasukan yang sedang bersembunyi dari Belanda.
Perbedaan mendasar antara nasi lengko dan nasi jamblang terletak pada bahan-bahannya. Nasi lengko pada dasarnya adalah hidangan vegetarian. Bahan utamanya adalah nasi putih, tempe goreng, tahu goreng, mentimun, tauge, daun kucai, bawang goreng, saus kacang, dan kecap manis.
Sebagai pelengkap, nasi lengko biasanya disajikan dengan kecap manis, bawang goreng, dan kerupuk. Semua bahan dicampur menjadi satu sehingga menciptakan perpaduan rasa yang segar dan gurih.
Sementara itu, nasi jamblang lebih bervariasi dalam hal lauk-pauk. Meskipun nasi tetap menjadi komponen utama, nasi jamblang biasanya disajikan dengan berbagai macam lauk, seperti ayam goreng, sambal goreng krecek, sayur lodeh, perkedel, sate kentang, sayur tahu, ampas kecap, dan lainnya.
Menariknya, pilihan lauk-pauk nasi jamblang dapat bervariasi di setiap warung makan penjualnya. Lauk-pauk ini umumnya disajikan terpisah, sehingga pengunjung dapat memilih sesuai selera.
Cara penyajian nasi lengko dan nasi jamblang juga berbeda. Nasi lengko disajikan di atas piring dengan semua bahan dicampur, kemudian disiram saus kacang dan kecap manis.
Sebelum disantap, nasi lengko biasanya diaduk terlebih dahulu agar saus kacang tercampur rata dengan bahan lainnya. Terkadang, nasi lengko juga ditambahkan kerupuk aci sebagai pelengkap.
Nasi jamblang memiliki ciri khas dalam penyajiannya, yaitu nasi dibungkus dengan daun jati. Daun jati memberikan aroma khas pada nasi. Lauk-pauk nasi jamblang biasanya disajikan secara prasmanan, sehingga pengunjung dapat memilih sendiri lauk yang diinginkan.
Uniknya, di warung nasi jamblang, pengunjung biasanya makan bersama dengan orang yang tidak dikenal karena tempatnya yang terbatas. Pengalaman makan seperti ini tentu menambah keseruan menikmati nasi jamblang.
Nasi lengko dan nasi jamblang adalah dua hidangan khas Cirebon yang unik dan lezat, serta mencerminkan kekayaan budaya Cirebon.
Jika Anda menginginkan hidangan vegetarian yang sehat, menyegarkan, dan sederhana, nasi lengko adalah pilihan yang tepat. Namun, jika Anda ingin menikmati nasi dengan beragam lauk-pauk dan mencicipi berbagai cita rasa khas Cirebon, nasi jamblang adalah pilihan yang lebih sesuai.
