Mencari kuliner di Bandung tak akan pernah lengkap tanpa mencicipi hidangan bakso. Mulai dari bakso dengan kearifan lokal hingga diadaptasi dengan sentuhan modern, kota Bandung punya semuanya. Tentu ini menjadi inovasi yang bagus sehingga orang akan punya alternatif untuk memilih.
Salah satu inovasi bakso di Bandung yang ternyata banyak penggemarnya adalah bakso keju! Siapa di sini yang suka keju? Jika dulu kesannya keju hanya digunakan untuk makanan manis, kini tempat bakso yang akan saya ulas berhasil mengubah kesan itu.
Kira-kira gimana ya rasanya menggigit bakso dengan keju di dalamnya? Nah, biar gak penasaran lagi, simak artikel ulasan ini sampai akhir ya!
Tempat makan bakso keju yang dimaksud adalah Baso Arief. Baso Arief ini salah satu tempat makan bakso yang paling dikenal di Bandung. Penggemarnya tidak hanya datang dari dalam kota, tetapi juga luar kota. Lokasinya ada di Jalan Wira Angun Angun No.18, Bandung yang berada di daerah Trunojoyo.
Baso Arief berdekatan dengan beberapa tempat kuliner yang terkenal lainnya, sebut saja Kupat Tahu Gempol dan Seblak Sultan. Bahkan kedainya bisa dijangkau hanya dengan 3 menit berjalan kaki dari Sari Sari Toko Kue dan Jajanan Pasar.
Lokasi kedai baksonya sebenarnya sangat strategis karena berada di pusat kota, namun posisinya ini cukup 'terpencil'. Orang yang tidak tau posisinya bisa saja tersasar. Tapi jangan khawatir karena papan namanya ada di depan bangunan kedainya kok.
Papan nama toko bertuliskan 'Baso Arief' ini berwarna biru dan berada di depan kedainya yang sekilas seperti rumah warga. Masuk saja ke dalam karena posisinya persis di sebelah kedai Banyu.
Bakso Arief tidak punya area parkir, jadi kalian yang membawa kendaraan roda satu atau roda dua bisa parkir di sekitaran jalannya saja. Oh iya, Baso Arief buka setiap hari Senin sampai Sabtu (minggu tutup) dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Catat!
Saya dan suami datang ke sana di jam setengah 10 pagi, iya pagi soalnya baru selesai lari pagi, lapar hehehe... Sesuai dengan dugaan kami, di pagi hari pun baso arief ini sudah ramai dengan pengunjung yang lagi makan bakso juga.
Area tempat makannya terbagi menjadi dua, di dalam dan di luar. Tempat duduk di area dalam itu lebih banyak dibanding di luar. Namun, karena area makan di dalam sudah penuh, jadi kami memilih untuk makan di area luar yang hanya tersedia sekitar 4 meja dengan masing-masing 4 kursi plastik.
Suasananya seperti makan di tukang bakso pada umumnya. Pelanggan bisa melihat langsung gerobak jualannya serta cara penjualnya menyajikan makanannya. Tempatnya memang ramai tapi gak bikin telinga bising karena riuh. Paling ramenya karena ada pengamen yang ikut masuk saja.
Jika dilihat dari segi tempat sih Baso Arief memang bukan tempat yang fancy. Tapi tetap saja ya kedainya sudah dikenal, jadi orang tetap mau datang dan mencoba. Menurut pemiliknya sih dulu Baso Arief dijual dari gerobak keliling. Namun, semakin dikenal dan semakin laku, akhirnya mereka punya tempat sendiri.
Menu yang disajikan di sini tentu saja aneka ragam menu bakso. Pengunjung bisa memilih baso keju, jamur, urat, rica, polos dan bakso goreng keju yang menjadi primadonanya! Untuk pilihan mie-nya ini ada yamin, yahun, mie kuning, bihun, dan campur.
Menurut sang penjual, menu yang paling sering dipesan adalah bakso campur yang terdiri dari campuran jenis bakso di atas. Selain itu, menu lain yang sering dipesan tentu bakso goreng kejunya!
Bakso goreng isian keju ini katanya dibuat sampai 10kg per harinya dan bisa ludes ratusan biji. Untuk minumannya, kedai ini menyediakan air mineral serta minuman manis dalam kemasan.
Saya dan suami sama-sama memesan bakso campur karena biar bisa nyobain semua jenis baksonya. Dalam satu mangkok ini ada campuran mie kuning dan bihun, sawi, dan tauge. Tipe mie-nya ini yang pipih—seperti mie yang dipakai untuk Soto Mie Bogor.
Untuk baksonya ini ada lima jenis—bakso polos, urat, jamur, rica, dan keju. Semua baksonya menurut saya enak, masing-masing punya karakternya sendiri. Tapi ada satu kesamaan, yaitu teksturnya yang equally lembut, ketika digigit gak keras sama sekali. Favorit saya tentunya bakso rica dan bakso keju.
Rasa dari bakso ricanya ini sangat pas, gurih dan pedasnya seimbang. Baso kejunya pun sama-sama lembut dan enak. Dan yang paling saya suka, kejunya bukan tipe yang melt atau moza, tapi keju blok. Ini bikin teksturnya jadi rame di mulut!
Dari segi kuah, menurut saya kuahnya enak tapi standar saja, tidak sekental atau kaya akan kaldu seperti Baso Gunung Giri. Bahkan saya rasa kuahnya ini sedikit keasinan, tapi menurut suami engga. Ya wajar sih, selera orang beda-beda, tapi tetap enak dan eatable kok. Harga bakso campur ini 18 ribu satu mangkok.
Ini dia menu yang jadi primadonanya Baso Arief—Bakso Goreng Keju! Saya dan suami sudah lama banget penasaran sama makanan ini soalnya banyak banget yang merekomendasikan. Ternyata pas kami cobain memang enak! Tekstur baksonya garing, crunchy, dan kenyal. Gak keras atau alot ketika digigit.
Kejunya sama seperti yang digunakan pada baso rebus. Kejunya bukan dalam bentuk mozarella atau keju melt, tapi keju blok yang bikin bakso gorengnya makin gurih. Baksonya aja udah enak, terus ini ditambah keju jadi makin-makin gurih. Ngetik ini sambil lapar dan kebayang-bayang banget.
Setelah penjualnya kami tanya, ternyata bakso gorengnya ini memang pure daging ayam dan bumbu-bumbu saja, tidak ada tepung sama sekali. Pantes aja bisa kenyal dan lembut gitu pas digigit.
The best part nya adalah ketika bakso gorengnya dicampurin ke kuah nih. Bakso gorengnya langsung melt barengan sama kejunya! Seruput deh tuh semuanya ke mulut.
Itu dia perjalanan kuliner kami ketika mencicipi bakso goreng keju yang hits di Bandung. Saya pribadi suka banget dan tentu akan mengulang makan bakso di sini. Yuk kapan-kapan kita makan bakso bareng! Sampai ketemu di artikel jalan-jalan selanjutnya.